Perjalanan membawamu
Bertemu denganku
Kubertemu kamu
Sepertimu yang kucari
Konon aku juga seperti yang kau cariSuara Tulus sang calon penyanyi legend dari Indonesia dengan lagu 'Hati-Hati di Jalan' memenuhi langit-langit mobil, menemani perjalanan kami menuju lokasi villa.
Lagu hits tersebut berhasil membuatku terbuai dalam kenyamanan, hingga terlelap tidur tanpa sadar.
Sampai-sampai ketika mata ini membuka, waktu sudah menunjukkan pukul tiga kurang lima menit. Satu jam sudah perjalanan yang kami tempuh. Untung saja, selama waktu tersebut, si Baby alias kucingnya Vinny tidak berbuat hal-hal yang aku khawatirkan, seperti kencing dan BAB. Tentu saja jika itu terjadi, sungguh akan sangat merepotkan.
Saat ini perjalanan sudah memasuki kawasan puncak. Suasana dingin nan sejuk sudah mulai terasa, pepohonan hijau yang rindang terlihat di kanan dan kiri jalan.
"Akhirnya gue bisa cuci mata juga, nggak melulu ngelihat gedung-gedungan." Decha menggumam, menatap keluar jendela.
Aku mengangguk setuju, memandang ke arah depan. Terlihat tiga motor melaju tak jauh dari mobil kami. Tentu saja yang paling di depan adalah Arraja dan Kak Melky yang bertugas menuntun perjalanan kami.
Setelah mengabiskan beberapa menit, akhirnya kami sampai juga di lokasi tujuan. Tidak ada bangunan lain selain sebuah gedung bertingkat dua yang sudah terpampang di depan mata. Villa tersebut tampak seperti rumah pada umumnya dengan pagar bumi mengelilingi bangunan. Sentuhan batuan alam di area pekarangan villa turut membuat villa ini terlihat menyatu dengan lanskap di sekitarnya.
Begitu mobil berhenti di pekarangan, aku, Decha dan Erin cepat-cepat turun dan keluar untuk segera menghirup udara segar setelah beberapa jam suntuk dengan bau khas mobil.
"Yuhuu akhirnya sampai juga, gaes." Heksa merentangkan kedua tangan lebar-lebar. "Aaargh lega banget!"
"Meskipun cuaca dingin, tapi gue berkeringat juga. Boleh langsung nyebur kolam renang nggak, Ja?" tanya Darwin seraya pasang muka meringis.
"Ya boleh aja. Tapi bentar, nunggu Pak Ikhwan dulu, penjaga villa ini," tukas Arraja sebagai anak pemilik villa. Ia meletakkan tas bawaan ke lantai, lalu bertanya ke arahku dan tiga sobatku. "Oh iya, gimana perjalanan kalian? Menyenangkan?"
"Yah, seenggaknya kami yang pakai mobil lebih santai, bisa sandaran, bisa tiduran. Jadi kondisi kami jauh lebih baik dibanding kalian," sahut Erin sebagai perwakilan.
Arraja hanya mengacungkan ibu jari. Melirikku dalam sekejap mata. Aku yang hendak melayangkan senyuman segera terputus oleh sebuah suara.
"Mas Arraja sudah sampai?" Seorang pria paruh baya datang menghampiri kami.
"Iya, Pak Ikhwan." Arraja bersalaman dengan penjaga villa tersebut. "Mama jauh-jauh hari sudah ngasih kabar ke Pak Ikhwan kan kalau saya mau liburan di sini sama teman-teman?"
"Informasi itu sudah saya terima, Mas. Dan saya sudah membersihkan seluruh ruangan di villa ini termasuk sudah menguras air kolam renang."
"Udah bisa langsung dipakai, Pak?" Darwin mengajukan pertanyaan. Berharap cepat bisa menyegarkan badan.
"Tentunya sudah bisa, Mas." Pak Ikhwan mengangguk sambil menyunggingkan senyum ramah.
"Terima kasih banyak, Pak Ikhwan. Kalau begitu, bapak boleh membukakan villanya?"
Tanpa diperintah dua kali, Pak Ikhwan lekas membuka pintu utama villa. Setelah mengucap terima kasih kembali, Pak Ikhwan pamit undur diri, mengucapkan selamat bersenang-senang di sini untuk kami.
![](https://img.wattpad.com/cover/184817989-288-k783833.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple [End] ✔
Fiksi Remaja"Tapi lo beneran nggak marah sama gue, kan?" "Nggak kok." "Serius?" "Susah juga buat marah sama lo," tukas Arraja cuek, tapi berhasil membuatku melengkungkan senyum tipis. "Habis, kalau gue marah beneran, gue takut..." Arraja menatapku dalam-dalam...