3- As Always

2.9K 189 5
                                    

Author POV

Sepulang sekolah Reyhan langsung menyelesaikan tugas yang diberikan ayahnya, lalu berangkat les yang juga diatur oleh ayahnya. Sampai malam, setelahnya dia tidak langsung pulang melainkan melajukan motornya ke tempat dimana mereka akan balapan.

Sampai disana sudah banyak orang yang menunggu termasuk anak Galaxy yang menyambut kedatangan Reyhan dengan heboh.

"Gue kira lo gak bisa dateng Rey." kata Samuel saat Reyhan menghampiri mereka.

"Gue langsung kesini pulang dari les." sahut Reyhan yang membuat teman-temannya menatapnya horor. Mereka tahu bagaimana gilanya ayah Reyhan.

"Nanti kalo ketahuan gimana anjir? ntar lo dipukul lagi." kata Vino khawatir.

"Biarin aja, udah makanan sehari-hari gue." sahut Reyhan santai yang membuat teman-temannya bergidik ngerti.

Setelah berapa lama, mereka langsung berkumpul dengan Reyhan yang sudah bersiap di atas motor dengan helm full face nya. Hingga pluit dibunyikan, Reyhan melajukan motornya dengan kencang. Beberapa kali dia tertinggal namun saat mendekati garis finish Reyhan mampu mengimbangi dan berakhir dengan Reyhan yang menjadi pemenangnya.

Sesuai dengan perjanjian, Reyhan mendapatnya uang taruhannya yang melampaui 10 juta. Reyhan melihat jam di tangannya yang menunjukkan sudah jam setengah 1 pagi. Diam-diam dia berdoa semoga ayahnya sudah tidur.

"Rey beneran gapapa lo pulang jam segini?" tanya Vino. Dia tak ingin teman-temannya kenapa-napa. Mereka sudah seperti saudara.

"Kalau bokap udah tidur ya aman, kalau masih melek ya abis." jawab Reyhan.

"Bisa nggak lo gak usah pulang aja sekalian Rey? Gue takut bokap lo aneh-aneh lagi." kata Samuel khawatir.

"Nggak bisa. Kalo gue sampe nggak pulang, palingan besoknya minimal gue masuk rumah sakit."

"Udah, gue pulang dulu. Besok siapa tau gue nggak sekolah, bilang aja sakit. Kayak biasa." kata Reyhan lagi yang membuat teman-temannya semakin khawatir.

Dalam perjalanan pulang, Reyhan sebenarnya merasa takut, dia benar-benar berharap kalau ayahnya sudah tidur. karena kalau tidak, sudah bisa dipastikan ayahnya akan kesurupan lagi.

Reyhan memarkirkan motornya, lalu membuka pintu utama, saat melangkah masuk Reyhan menelan ludahnya kasar karena dia melihat ayahnya duduk disofa sambil menatapnya tajam.

Shit!!

"Darimana?" tanya Dirga singkat yang membuat bulu kuduh Reyhan berdiri.

"Tadi les sampai malem yah." sahut Reyhan walaupun dia tahu ayahnya tidak bodoh untuk menerima alasan itu.

"Les kamu sudah selesai jam 10 Rey, jangan berani kamu bohong sama ayah." kata Dirga lagi.

"Ini apa?" tanya Dirga sambil memperlihatkan foto Reyhan yang sedang ada di area balap.

"Ayah suruh orang buat ngikutin aku? seriously?" tanya Reyhan tak percaya.

"Ya, itu hak ayah. Lihat kamu udah jadi berandal. Ngerasa hebat kamu hah?" Bentak Dirga.

"Semuanya aja hak ayah. Lagian aku cuma main bentar yah."

"MAIN?? dengan balapan kayak anak gak berpendidikan hah? Sekarang ikut ayah!" kata Dirga yang membuat jantung Reyhan berdetak jauh lebih kencang. 'here we go again'
Reyhan hanya diam sambil menatap ayahnya tajam.

"Sekarang Reyhan. Atau mau ayah seret sekalian?"

Reyhan akhirnya masuk ke gudang yang sudah kusam dan lembab, seperti biasa ayahnya berdiri di depannya dengan ikat pinggang yang sudah ada di tangannya.

DERANA |  Haruto JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang