29 - Tempat Berlindung

1.8K 156 14
                                    

Author POV

Reyhan bangun tidur dengan kepala yang terasa sakit dan pusing, tapi jika dia tidak sekolah Dirga pasti akan marah padanya. Dia tidak ingin menerima kemarahan ayahnya lagi jadi Reyhan paksakan dirinya untuk bangun dan bersiap untuk ke sekolah. Hari ini hari sabtu jadi seharusnya mereka pulang lebih awal.

Nathan yang sedang duduk di meja makan melihat Reyhan yang turun dari lantai 2 dengan pakaian yang sudah lengkap, Nathan menatap Reyhan dengan pandangan protes.

"Kenapa lo nggak istirahat aja sih Rey? Jangan sekolah dulu."

"Nanti ayah marah lagi, udah cukup yang tadi malem aja" sahut Reyhan.

"Tapi nanti lo malah kenapa-kenapa di sekolah."

"Ini bukan pertama kalinya Than. Sebelum lo tau apa yang sebenarnya terjadi, gue udah biasa ngelewatin hal kayak gini sendiri. Bukan hal baru buat gue."

"Tapi sekarang beda. Lo lagi sakit."

"Sama aja. Dulu rasanya juga sakit, tapi gue masih bisa nafas sampai sekarang. Gak ada bedanya Than." kata Reyhan

Nathan ingin membalas lagi tapi Dirga sudah datang lebih dulu.

"Reyhan, maaf kemarin ayah keterlaluan." kata Dirga

"Gak usah minta maaf yah. Ayah gak bener-bener menyesal, ayah minta maaf cuma buat formalitas aja. Jadi lebih baik gak usah minta maaf sekalian"

"Ayah bener-bener menyesal Rey."

"Gak ada orang yang tetep ngelakuin kesalahan yang sama berulang-ulang kalau emang bener mereka menyesal yah. Jadi Ayah gak usah terus-terusan sembunyi dibalik kata maaf yang udah gak ada artinya itu"

"Kesalahan apa?" tanya Juan.

"Bukan apa-apa Juan, kamu makan aja nanti telat sekolahnya" kata Dirga penuh kelembutan.

Reyhan tersenyum sinis melihat itu.

"Aku berangkat duluan." kata Reyhan lalu bangun dan memilih untuk berangkat sendiri sekalipun dia tidak tau mau berangkat dengan apa.

Reyhan menghubungi Keenan yang untungnya belum berangkat sekolah, Jadi Keenan yang berangkat sekolah bersama Hanan menjemput Reyhan di depan minimarket di dekat rumah Reyhan.

Reyhan masuk ke mobil Keenan tepat saat mobil Dirga lewat di jalan yang sama hingga Dirga bisa melihat kalau Reyhan masuk ke mobil Hanan yang membuatnya merasa marah, namun juga merasa bersalah disaat yang sama.

Reyhan duduk di kursi belakang bersama Hanan karena Keenan memilih untuk duduk di kursi depan, sengaja menyisakan kursi belakang untuk Reyhan. Saat Reyhan duduk, raut wajah khawatir langsung terpatri di wajah Hanan melihat wajah Reyhan yang pucat.

"Rey, muka lo pucet banget. Sakit lagi? perlu ke dokter gak?"

"Gak usah kak, dokternya juga gak ada hari ini."

"Ya sama dokter lain dulu, biar lo dapet obat dulu."

"Nggak kak."

"Hari ini gak usah sekolah dulu Rey." kata Keenan.

"Nanti ayah marah lagi."

"Dia habis marahin lo?" Tanya Keenan

"Iya, tadi malem."

"Diapain aja?" tanya Hanan dengan nada suara yang berubah dingin.

"Kayak biasanya."

"Dipukul?"

"Hmm"

"Tapi udah diobatin sama Nathan. Hari ini Gue males di rumah jadi mendingan sekolah aja." lanjut Reyhan.

DERANA |  Haruto JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang