39 - First Try

1.5K 134 5
                                    

Author POV

Reyhan membuka matanya dan mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya ruangan. Dia menoleh beberapa kali dan menemukan Damian yang duduk di sofa ruangan itu.

"Pa..." panggil Reyhan.

Damian yang mendengar itu langsung bangun dan menghampiri Reyhan.

"Rey.. apa yang kamu rasain? apa yang sakit?" tanya Damian panik.

"Kepala aku sakit, tapi gak begitu keras."

"Yang lain ada yang sakit lagi?"

"Nggak sih pa, cuma tangan kanan aku kesemutan aja." sahut Reyhan.

"Mau papa pijit?" tanya Damian sambil memijit tangan Reyhan pelan.

Damian tau kalau ini salah satu efek dari penyakit Reyhan.

Reyhan merasa sedikit aneh, dia lalu menyentuh kepalanya pelan.

"Eh? pa aku gak jadi operasi?" tanya Reyhan pada Damian.

"Nggak Rey, kata dokter kondisi kamu gak cukup baik untuk operasi dan resikonya akan semakin besar, takutnya nanti malah terjadi hal yang buruk."

"Trus gimana?"

"Cuma kemo doang."

Jawaban Damian membuat Reyhan semakin ketakutan, sebab dia baca di internet kalau operasi salah satu penanganan yang bisa memberikan peluang lebih banyak untuk sembuh. Dan operasi tidak bisa membantu jika kanker sudah di stadium 3 atau 4. Dan itu artinya sudah separah itu.

"Udah parah?" tanya Reyhan singkat.

"You will be fine, ok?"

'fine apanya?' tanya Reyhan dalam hati. Merasa marah karena takdir mempermainkannya seburuk ini. Tapi tidak ada kata yang dia keluarkan. Karena sebanyak apapun dia marah, Takdir tidak akan pernah mendengarkan keluhannya, Takdir akan tetap bermain-main sesuka hati.

"Ayah gak jadi dateng pa?" tanya Reyhan.

"Kemarin jadi kok Rey."

"Kok gak ketemu aku?"

"Hah?" tanya Damian, jadi Reyhan tidak ingat?

"Nathan dateng juga?" tanya Reyhan membuat Damian semakin heran.

"Kemarin kamu sama Nathan sempet ngobrol."

"Oh ya? kok aku gak inget ya?"

"Karena udah ngantuk kali kemarin." sahut Damian tak ingin Reyhan memikirkan itu.

"Rey, kamu masih takut sama ayah kamu?" tanya Damian pelan-pelan.

"Kok papa nanya gitu?"

"Papa cuma mau tau yang sebenarnya Rey, kata dokter itu juga berpengaruh sama kondisi kamu.."

"Aku berusaha biar gak takut." sahut Reyhan.

"Itu artinya kamu masih takut." Kata Damian.

"Kemarin yang waktu kamu nemuin ayah itu gimana, waktu itu gak takut?"

"Aku minum obat dulu sebelum ketemu."

"Yaampun Rey. kalau emang belum sanggup ketemu sama ayah kenapa dipaksain?"

"Aku cuma gak mau keluarga aku hancur pa."

"Kalian cuma perlu waktu."

"Gimana kalau itu yang aku gak punya sekarang?"

"Reyhan! papa gak suka ya kamu bilang gini."

"Kenyataannya kayak gitu pa."

"Udah cukup. Nanti akan ada dokter lain yang ketemu sama kamu, ceritain sama dia apa yang kamu rasain. Jangan bohong, nanti dokter yang akan bantu kamu."

DERANA |  Haruto JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang