25 - Seperti Biasa

1.8K 177 28
                                    

Author POV

Persiapan untuk festival sekolah sudah dimulai dan Reyhan menjadi Panitia acara yang tentunya lumayan sibuk. Reyhan masuk ke dalam rumahnya namun rumah terlihat sepi.

Reyhan melihat Bi Diah ada di dapur, bi diah memang bukan ART tetap, dia hanya dipanggil saat Nada membutuhkan bantuan untuk mengurus saja, sisanya Bi Diah memiliki warung yang dikelolanya dan Bi Diah adalah istri dari Pak Jaka, jadi Nada dan Dirga sudah sangat mempercayai mereka.

Seperti sekarang, saat Nada tidak ada di rumah dia akan meminta bantuan Bi Diah karena dia tak akan tega membiarkan ketiga anaknya tinggal dirumah tanpa ada yang mengawasi. Memang sudah ada Pak Jaka dan Pak Adi tapi mereka mana bisa memasak untuk anak-anaknya.

"Bi, kapan datengnya?" sapa Reyhan.

"Sudah dari tadi pagi den, ini saya mau masakin dulu. Nanti habis ini baru saya pulang."

"Nathan sama Juan udah pulang bi?"

"Den Juan ada di kamarnya den, kalau den Nathan tadi saya lihat pergi keluar bawa motor. Ada sekitar 30 menit yang lalu."

"Kemana bi?"

"Saya kurang tahu den, tadi pas saya tanya Den nathan bilang ada urusan saja, jadi saya gak berani nanya lagi. Maaf den."

"Gapapa bi, nanti biar aku telepon dia aja. Makasi ya bi, aku ke kamar dulu."

"Iya den, nanti bibi panggil kalau makanannya sudah siap"

"Iya bi."

Reyhan lalu masuk ke kamarnya dan langsung mandi. Setelah mandi Reyhan mencoba menghubungi Nathan namun sama sekali tidak ada jawaban.

Tak berapa Lama Bi Diah mengetuk pintu kamar Reyhan untuk mengajak Reyhan makan. Saat sampai di meja makan sudah ada Juan yang duduk disana.

"Wan, kak Nathan ada bilang mau kemana gak?"

"Enggak bang, kenapa emangnya?"

"Ini gak jawab telepon dari tadi."

"Mungkin lagi ada urusan sama temennya bang." kata Juan dan Reyhan hanya menganggukkan kepalanya. Mungkin memang benar apa yang dikatakan Juan.

Saat makanannya hampir habis, HP Reyhan berbunyi dan itu dari Rio, salah satu temannya.

"Halo..."

"Halo Rey, lo dimana?"

"Di rumah, kenapa?"

"Hah? Anjir."

"Kenapa emangnya?"

"Rey, sorry banget. Ini tadi gue liat adek lo di Arena, trus gue samperin kan dan gue tanyain dia dateng sama siapa.. trus dia bilang dia dateng sama lo, dan katanya lo lagi nyaperin  temen lo dulu. Jadi gue percaya, trus gue tinggalin."

"Lo gak salah orang kan yo?"

"Enggak Rey, emang adek lo."

"Shit! gue kesana sekarang."

"Bentar Rey, bukan itu masalahnya. Tadi ternyata dia ikut balapan bukan cuma nonton aja. Gue awalnya gak tau karena gak familiar sama motor yang dia pake."

"DIA IKUT BALAPAN?"

"Bukan sampe situ aja Rey, tadi adek lo jatuh pas balapan dan gue baru tau kalau yang balapan itu adek lo pas dia jatuh dari motor."

"HAH?"

"Sekarang kita lagi di rumah sakit Nusa Medika."

Mendengar penjelasan Rio seketika kepala Reyhan rasanya sakit,

DERANA |  Haruto JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang