Author POV
Reyhan duduk di ranjang rumah sakit, hari ini dia akan menjalani operasi dan sekarang mereka sedang menunggu untuk operasi dimulai.
"Pa bisa sembuh gak abis operasi?" tanya Reyhan padahal dia sudah tau apa jawabannya.
"Bisa Rey, tapi harus kemo dulu."
"Bener-bener harus kemo? Bisa nggak kalo gak kemo?"
"Harus kemo biar bisa sembuh."
"Emang bisa sembuh?"
"We'll do our best Rey, don't think too much." sahut Damian membuat Reyhan tersenyum pahit.
"Papa udah bicara sama mama dan bunda kamu, lebih baik untuk sementara kamu break sekolah dulu Rey, sampai kamu cukup sehat untuk sekolah."
"Aku udah kelas tiga pa, bentar lagi lulus. Sayang kalo break sekarang."
"Masih ada waktu untuk break sampai ujian."
"Mau ujian apa kalau aku gak sekolah?"
"Reyhan..."
"Aku gak mau break pa."
"Ini yang terbaik buat kesehatan kamu."
"Trus gimana kalo aku gak bisa sehat?"
"Jangan ngomong gitu Rey, papa gak suka."
"Aku juga gak suka pa, tapi aku gak bodoh. Semua pengobatan ini gak bisa janjiin apa-apa. Aku gak mau nyesel nantinya."
"Ok fine. Only if your condition is good enough. No more arguing."
Reyhan memutar bola matanya malas, belum apa-apa dia sudah dilarang ini-itu.
Tak lama Nathan masuk ke kamar Reyhan.
"Than, dateng sama siapa?" tanya Damian basa basi.
"Sendiri om. Bunda nanti dateng sama ayah sama Juan." sahut Nathan.
"Ayah jadi dateng?" tanya Reyhan pada Nathan.
"Kata bunda jadi."
"Than kamu disini sama Reyhan dulu ya, ada yang harus om urus."
"Iya om."
"Jangan mikir yang aneh-aneh dulu." kata Damian pada Reyhan.
"Iya pa."
Setelah itu Damian keluar dari kamar Reyhan meninggalkan kedua anak kembar itu bersama.
"Gimana perasaan lo?" tanya Nathan pada Reyhan.
"Takut, pastinya."
"Gue jagain di luar nanti."
"Hubungannya lo jagain gue di luar sama gue operasi apa?"
"Support system." sahut Nathan.
"Terserah lo aja deh." kata Reyhan malas.
"Rey, masalah yang ini, temen-temen lo tau? trus Maira?" tanya Nathan.
Benar, Reyhan hampir lupa dengan semuanya karena sibuk memikirkan perkara apa yang sedang takdir rencanakan.
"Belum."
"Gak mau kasi tau aja?"
"Gue bingung bilangnya mau gimana."
"Ya tinggal bilang aja jir."
"Lo kira gampang? Ngomong hal kayak gini ke orang yang lain itu gak mudah Than. Apalagi itu orang yang deket sama lo." sahut Reyhan.
"Mau gue yang kasi tau mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA | Haruto Jeongwoo
Teen FictionKarena pada dasarnya pilihan terakhir tetap mencoba bertahan. Family - Brothership ⚠️ Harsh Word ⚠️ Self Harm ⚠️ Physical Abuse ⚠️ Blood/Nosebleed Beberapa part mungkin mengandung warning diatas, be careful 🤍🤎🖤