31 - Collapse

2.9K 192 33
                                    

Author POV

Dirga baru saja duduk di meja makan untuk sarapan, lalu dia teringat dengan Reyhan yang ada di kamarnya. Dia menimang-nimang haruskah dia membiarkan Reyhan keluar sekarang? Tapi jika iya maka Reyhan tak akan kapok dan akan kembali ke rumah Damian.

Nada mengambil nasi dan lauk bersiap untuk datang ke kamar Reyhan untuk membawakannya sarapan.

"Mau ke mana?"

"Mau bawain buat Reyhan Mas"

"Gak usah, biarin aja dulu. Biar dia kapok."

"Mas, jangan kayak gini. Kasian Reyhan kalau gak makan mas"

"Dia cuma gak sarapan aja, bukan hal yang besar jadi biarin dulu biar dia tau apa akibatnya kalau nggak mau dengerin mas."

"Ayah jahat banget, aku gak nyangka ayah kayak gini." kata Nathan

"Kamu juga lihat, ini akibatnya kalau melanggar apa yang udah ayah larang."

Nathan sangat marah mendengar itu, Nathan ingin datang ke kamar Reyhan tapi kunci kamar Reyhan dibawa oleh Dirga. Tunggu, masih ada kunci lain..

Nathan langsung pergi ke tempat dimana Dirga menyimpan kuncinya, dan sesuai perkiraannya memang ada kunci lainnya disana jadi dia mengambil kuncinya lalu kembali ke meja makan dan mengambil makanan yang dibawa oleh Nada.

"NATHAN!" bentak Dirga melihat Nathan yang sama sekali tak mendengarkannya.

Dirga bangun lalu menarik tangan Nathan dan merampas makanan yang dibawa Nathan lalu membuangnya ke lantai hingga piringnya pecah dan makanannya berserakan.

"Ayah kenapa sih sebenernya? Kenapa ayah jadi kejam kayak gini?"

"DUDUK."

"Enggak, aku gak akan diem aja liat ayah perlakuin Reyhan kayak gini. Reyhan juga harus sekolah yah."

"Jangan bikin Ayah marah Nathan."

"Ayah juga bikin aku marah. Reyhan saudara aku yah, kenapa ayah perlakuin dia kayak gini?"

PLAKK!

Satu tamparan mendarat di pipi Nathan. Nathan terdiam, pipinya terasa panas. Ini pertama kalinya dia merasakan tamparan terlebih dari Ayahnya sendiri.

Jadi ini yang selalu Reyhan rasakan.

Nathan memegang pipinya lalu menatap Dirga tak percaya.

"Aku gak heran kenapa Reyhan gak nyaman ada di rumah ini, Ayah udah bukan ayah yang aku kenal dulu." kata Nathan pada Dirga.

"Bunda cuma bakalan diem aja liat Ayah kayak gini?" Tanya Nathan namun tak dijawab oleh Nada.

"Kalian gak ada bedanya." kata Nathan lalu pergi mengambil tasnya dan langsung pergi dari sana untuk ke sekolah.

Pantas saja Reyhan selalu bilang kalau dia lelah, pantas saja Reyhan bilang dia ingin pergi. Nathan baru merasakan satu tamparan dan dia sudah merasa kalau dia ingin pergi dari sini. Apa yang dirasakan Reyhan setelah menerima pukulan juga cambukan yang diberikan ayahnya?

Nathan berjalan dengan fikiran yang penuh, bagaimana keadaan Reyhan? Nathan masih terus mencoba menghubungi Reyhan tapi tidak ada jawaban sama sekali. Nathan akhirnya berangkat sekolah dengan memesan ojek online.

Sampai di sekolah Nathan bertemu dengan Hanan dan Keenan yang masih disana menunggu di luar mobil. Sepertinya di dalam mobil juga ada Damian.

"NATHAN!!" panggil Hanan dan langsung menghampiri Nathan yang berada tak jauh dari sana.

DERANA |  Haruto JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang