Author POV
Hari-hari setelahnya Dirga benar-benar menyusun jadwal gila untuk Reyhan, Dirga sama sekali tak memberi celah bagi Reyhan untuk melakukan hal lain kecuali sekolah, les, dan kegiatan perusahaan. Sudah hampir satu bulan Reyhan dihadapkan dengan jadwal padat yang nyaris tak memberinya waktu istirahat. Jika saja matanya bisa diajak kompromi dan mau terlelap saat dia punya waktu pasti akan lebih mudah, tapi matanya akan memilih untuk terbuka saat dia punya waktu tidur dan justru mengantuk saat dia harus melakukan kegiatan lain.
Satu bulan tanpa istirahat yang baik dan kegiatan yang sangat padat hingga membuat jam makan dan tidurnya berantakan nyatanya memberikan pengaruh yang sangat buruk padanya.
Seperti hari ini siswa SMA Pelita melaksanakan upacara bendera seperti biasanya dan tentu saja Reyhan sebagai ketua osis memimpin upacaranya, Sejak beberapa hari yang lalu kondisi badan Reyhan memang tidak begitu baik, bahkan 2 minggu terakhir dia sudah mimisan 5x dan ditambah dengan hari ini dia harus berdiri di bawah terik matahari membuat keadaannya berkali lipat lebih buruk.
Saat upacara selesai Reyhan langsung menepi ke sisi lapangan yang teduh, dia langsung berjongkok karena pusing yang menjadi-jadi.
"Rey, kenapa?" tanya Samuel yang datang bersama Evan dan Vino.
"Pusing banget Sam." kata Reyhan dengan wajah yang sangat pucat.
"Yaudah kita ke UKS aja." kata Evan yang langsung membantu Reyhan.
Namun saat masih dalam perjalanan ke UKS Reyhan tak dapat menahannya lagi hingga dia kehilangan kesadaran yang membuat teman-temannya panik dan langsung membawa Reyhan ke ruang UKS.
Sampai disana Reyhan diperiksa oleh perawat sekolah namun karena keadaan Reyhan yang sangat drop sekolah menyarankan agar Reyhan dibawa ke rumah sakit.
"Gini aja, biar gue yang ke rumah sakit sama Reyhan, kalian nanti tolong beresin barang-barang gue sama barangnya Reyhan. Sama sekalian kabarin Maira sama Nathan." kata Evan pada Samuel dan Vino.
Setelah itu Evan dan perawat sekolah langsung membawa Reyhan ke rumah sakit.
Sementara Vino kangsung ke kelasnya untuk memberi tahu Maira dan Samuel yang menemui Nathan.
Saat Samuel masuk ke kelas Nathan untung saja belum ada guru yang mengajar karena biasanya mereka dapat 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
"Than, bisa ngomong bentar?" tanya Samuel saat melihat Nathan yang sedang ngobrol sama teman-temannya.
Nathan mengangguk dan mengikuti Samuel keluar kelas.
"Than tadi Reyhan pingsan abis upacara, sekarang lagi dibawa ke rumah sakit sama perawat sama Evan." kata Samuel yang membuat Nathan terkejut.
Memang akhir-akhir ini Nathan dan Reyhan kembali merenggang walaupun tak separah sebelumnya. Bukan hanya karena rasa iri Nathan tapi juga karena Reyhan yang sangat sibuk hingga Nathan jarang melihat Reyhan apalagi untuk berbincang.
"Kok bisa? ke rumah sakit mana?" tanya Nathan panik.
"Rumah sakit Nusa Medika. Gue juga gak ngerti, tapi perawat bilang kalau keadaan Reyhan udah drop banget jadi langsung dibawa ke rumah sakit."
"Trus kenapa tadi lo gak langsung kabarin gue? telpon gue kek." kata Nathan emosi.
"Kelamaan njing. Kalo lo mau susul ke rumah sakit langsung sekarang aja, atau kalo mau nanti pulang sekolah bisa bareng gue sama Vino, mungkin sama Maira juga." kata Samuel.
"Nggak, gue langsung susul sekarang." kata Nathan.
Nathan langsung masuk ke kelasnya dan memasukkan barang-barangnya dengan asal. Bagaimana bisa dia belajar di kelas sementara dia tahu saudaranya sedang dibawa ke rumah sakit?
Nathan langsung keluar kelasnya setelah mengatakan pada Guntur kalau dia akan ke rumah sakit menemui Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA | Haruto Jeongwoo
Teen FictionKarena pada dasarnya pilihan terakhir tetap mencoba bertahan. Family - Brothership ⚠️ Harsh Word ⚠️ Self Harm ⚠️ Physical Abuse ⚠️ Blood/Nosebleed Beberapa part mungkin mengandung warning diatas, be careful 🤍🤎🖤