Author POV
Reyhan membuka matanya setelah dikejutkan dengan suara alarm yang dia atur setiap hari.
Tubuhnya rasanya sangat perih, lebih perih dari yang dia rasakan kemarin. Namun dia tidak bisa mengeluhkan apa-apa karena jika ayahnya tau dia memberitahu orang lain tentang ini, dia akan diperlakukan lebih buruk lagi.Reyhan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, namun hari ini dia membutuhkan waktu jauh lebih lama dari biasanya. Efek dari kejadian kemarin bukan main-main. Rasanya sangat sakit. Belum lagi demam dan sakit kepala yang selalu muncul setelahnya.
Reyhan turun dan langsung bergabung di meja makan bersama yang lainnya. Juan melihat ke arah Reyhan dan menyadari kalau sudut bibir Reyhan terluka.
"Abang ayo sini. Loh bibirnya kenapa bang?" tanya Juan.
Reyhan melihat ke arah Juan lalu menatap sekilas ke arah ayahnya yang juga sedang menatapnya dengan tajam. Nathan yang mendengar itu juga melihat ke arah Reyhan dan melihat ayahnya menatap Reyhan tajam, dia bisa merasakan kalau Reyhan tidak baik-baik saja dan itu mungkin ada hubungannya dengan ayahnya. Hubungan mereka memang tidak dekat tapi ikatan anak kembar tidak bisa dibohongi. Nathan merasakannya.
"Abis berantem." kata Reyhan malas, Juan tidak menanyakannya apapun lagi karena bisa melihat kalau Reyhan enggan membahas itu.
"Hari ini berangkat bareng lagi ya Bang." kata Juan, biasanya Reyhan akan menanyakan alasannya, namun kali ini tidak, lebih baik dia menurut saja daripada harus berdebat.
-
Di perjalanan ke sekolah, Juan duduk di kursi depan yang membuat Nathan harus duduk bersama Reyhan, Namun ada yang aneh, Nathan sesekali mencuri pandang ke arah Reyhan yang membuatnya mengerutkan kening merasa heran.
"Rey, lo kenapa duduknya begitu?" tanya Nathan.
Memang Reyhan duduk dengan tegap karena punggungnya sakit jadi dia tidak bisa bersender.
"Gapapa." sahut Reyhan.
"Aneh banget, punggung lo sakit?" Tanya Nathan lagi.
Nathan dari tadi melihat Reyhan yang beberapa kali menarik baju di punggungnya seolah agar tidak menyentuh kulitnya. Reyhan juga memakai hoodie kebesaran saat cuaca tidak terlalu dingin.
Reyhan masih tak memberikan jawaban apa-apa dan memilih menatap ke luar mobil."Trus ngapain lo pake hoodie di cuaca terik kayak gini?" Tanya Nathan lagi. Reyhan memang sengaja memakai hoodie karena tangannya dia tidak ingin orang lain melihat luka di tangannya yang akan menimbulkan banyak pertanyaan.
"Lagi gak enak badan Than. Lo kenapa sih?" Jawab Reyhan yang sudah kehabisan alasan.
"Lo yang kenapa.. aneh banget." Sahut Nathan lalu memalingkan wajahnya merasa kesal pada Reyhan.
Nathan sebenarnya masih tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Reyhan, namun dia tidak menanyakan lebih lanjut karena sudah terlamjur kesal dan hanya sesekali melihat ke arahnya, memastikan dia baik-baik saja.
-
Reyhan memasuki kelasnya dan disambut oleh Maira yang sudah menunggunya bersama dengan Vino.
"Rey, gimana?" tanya Vino to the point.
Maira memperhatikan Reyhan, kalau Reyhan sudah memakai hoodie oversize seperti ini, maka ada yang tidak beres.
"Aman" sahut Reyhan pada Vino.
"Kenapa pakai hoodie? luka lagi?" tanya Maira pelan saat Reyhan sudah duduk di sampingnya.
Reyhan hanya menatap Maira dan mengangguk singkat, dia tau Maira pasti sudah mengerti. Karena bagaimanapun Reyhan tidak pernah bisa berbohong di hadapan Maira dan Galaxy, mereka mengenalnya terlalu baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA | Haruto Jeongwoo
Teen FictionKarena pada dasarnya pilihan terakhir tetap mencoba bertahan. Family - Brothership ⚠️ Harsh Word ⚠️ Self Harm ⚠️ Physical Abuse ⚠️ Blood/Nosebleed Beberapa part mungkin mengandung warning diatas, be careful 🤍🤎🖤