Author POV
Reyhan membuka matanya perlahan, dengan suasana rumah sakit yang langsung menyambutnya. Dia menatap sekeliling dan melihat Nada disana yang sepertinya belum menyadari kalau dia sudah bangun.
"Reyhan? kamu udah bangun sayang. Tunggu bunda panggil dokter dulu." Kata Nada namun Reyhan tak menjawab apa-apa.
Setelah dokter selesai memeriksa keadaan Reyhan, Nada menghampiri Reyhan yang menutup matanya lagi. Ternyata efek makan seafood bisa sampai sekeras ini.
"Rey, apa yang sakit? masih susah nafas?" tanya Nada lembut membuat Reyhan yang mendengar itu merasa tidak tega.
"Udah gapapa." kata Reyhan. Namun Nada tahu kalau itu bohong karena dia bisa melihat Reyhan masih dalam keadaan yang buruk.
"Bunda minta maaf Rey, bunda gak tau kalau kamu alergi, bunda bukan ibu yang baik buat kamu. Maaf ya..." kata Nada dengan air matanya yang sedah keluar.
"Gapapa, setidaknya bunda ibu yang baik buat Nathan sama Juan." kata Reyhan sarkas.
"Nggak. Jangan gitu Rey... Bunda juga mau jadi ibu yang baik buat kamu."
Reyhan tak menjawab apa-apa lagi. Toh juga ujung-ujungnya tidak akan ada yang berubah. Rumah itu sudah terlanjur kehilangan kenyamanannya.
"Kasi bunda kesempatan ya Rey?" tanya Nada penuh harap.
"Mmm" sahut Reyhan walaupun dia yakin ini semua hanya akan berakhir sia-sia.
Reyhan menutup matanya lagi, bukan untuk tidur tapi agar tidak perlu merasa canggung. Lucu, dia bahkan canggung dengan ibunya sendiri.
"Rey, bunda mau ke kantin sebentar. Kamu mau nitip gak?" tanya Nada.
"Nggak bun. Bunda ada bawa Hp aku gak?"
"Oh iya, ini hpnya." kata Nada menyerahkan Hp Reyhan.
"Makasi bunda."
"Iya sama-sama."
"Gapapa kan bunda tinggal sebentar?" tanya Nada memastikan lagi.
"Gapapa." sahut Reyhan.
Setelah Nada keluar dari ruangan, Reyhan melihat ada banyak chat masuk di Hpnya. Juga banyak panggilan tak terjawab dari Keenan. Pasti Keenan sudah tau apa yang terjadi, dari siapa lagi kalau bukan Pak Jaka.
Reyhan menghubungi nomor Keenan, merasa tidak tega jika membiarkan Keenan merasa khawatir.
Setelah beberapa detik memanggil akhirnya Keenan menjawab teleponnya.
"Halo.. Reyhan?"
"Halo Kak."
"Anjing Rey,, lo kemana aja sih? kata Pak Jaka lo masuk rumah sakit? Rumah sakit mana? gue kesana sekarang."
"Satu-satu kak."
"Rumah sakit mana?"
"Gak usah kesini, nanti malah ribut sama Ayah."
"Gak peduli. Gue khawatir Rey.."
"Gue udah mendingan kok."
"Kali ini karena apalagi? dipukul lagi?"
"Nggak, karena alergi."
"Emang lo makan apa?"
"Seafood."
"Tolol" kata Keenan spontan membuat Reyhan tertawa karena sudah bisa memprediksi apa yang akan dikatakan Keenan, dia bahkan rasanya tau bagaimana raut wajah keenan saat ini.
"Jangan ketawa lo. Coba lo ngomong kenapa bisa makan seafood? lo gak bisa bedain rasanya atau gimana sih?"
"Sengaja."
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA | Haruto Jeongwoo
Teen FictionKarena pada dasarnya pilihan terakhir tetap mencoba bertahan. Family - Brothership ⚠️ Harsh Word ⚠️ Self Harm ⚠️ Physical Abuse ⚠️ Blood/Nosebleed Beberapa part mungkin mengandung warning diatas, be careful 🤍🤎🖤