32 - Final Truth

3K 223 45
                                    

Author POV

Sampai di rumah sakit Reyhan langsung dibawa masuk ke ruang IGD. Sepanjang perjalanan, Damian, Hanan, dan Keenan tak henti-hentinya berdoa agar Reyhan baik-baik saja karena dari tadi Reyhan sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda akan bangun dan tubuhnya pun terasa sangat dingin. Entah karena berada di lantai terlalu lama atau karena keadaannya memang seburuk itu.

Tak berapa lama Dirga, Nada dan Nathan juga datang. Dirga langsung menghampiri Damian.

"Gimana keadaan Reyhan?"

Damian yang mendengar melihat Dirga langsung tersulut emosi apalagi setelah mendengar apa yang sebenarnya terjadi pada Reyhan dari Hanan dan Keenan, hingga dia bangun dan mencengkram kerah baju Dirga lalu memojokkannya di tembok.

"Masih punya muka kamu nanya gimana keadaan Reyhan setelah apa yang kamu lakukan?" kata Damian mencoba sebisa mungkin agar tidak berteriak.

"Maaf Mas, Saya gak tau kalau sampai kayak gini."

"Harusnya kamu mikir pake otak kamu Dirga. Harusnya kamu sadar apa yang kamu lakuin gak hanya nyakitin fisik Reyhan tapi juga mentalnya."

"Saya hanya mau Reyhan punya masa depan bagus, jadi pemimpin yang kuat Mas."

"Tapi apa yang kamu lakuin justru bisa bikin kamu kehilangan anak kamu Dirga."

"Saya didik Reyhan dengan cara saya. Mas gak berhak ngatur saya." kata Dirga yang semakin membuat Damian emosi.

BUGHH

Satu pukulan keras mendarat di pipi Dirga yang membuat Nada memekik takut namun sama sekali tidak dihiraukan oleh Damian.

"Saya gak berhak ngatur kamu? saya masih kakak kamu Dirga. Saya hanya kasi tau kamu kesalahan kamu. Reyhan sudah saya anggap anak saya sendiri sejak kamu titipin dia ke saya. Dan kamu fikir saya akan diam saya melihat kamu perlakuin Reyhan kayak gini??" tanya Damian.

"Kalau saja Reyhan bilang sama saya lebih awal tentang apa yang sudah kamu lakukan, Saya pasti akan datang lebih awal buat bawa Reyhan pergi dari rumah itu. Kalau saja tadi Hanan dan Keenan tidak cerita sama saya, saya gak akan tau kalau Reyhan harus ngalamin hal mengerikan seperti ini di rumah kamu. Reyhan bahkan gak pernah bilang kebusukan kamu Dirga, tapi kenapa kamu siksa dia kayak gini?" kata Damian lagi.

"Mas gak usah sok tau. Saya ayahnya Reyhan, bukan Mas. Mas gak berhak atas apapun yang berhubungan dengan Reyhan." kata Dirga

"Ayah? Kamu bahkan gak pantes sebut diri kamu seorang ayah untuk Reyhan." kata Damian tajam membuat amarah Dirga memuncak dan mencoba menyerang Damian.

Nada sudah panik karena takut kalau keadaannya akan semakin kacau, dia mencoba memisahkan mereka sebisanya tapi tidak berhasil.

"Hanan tolongin tante pisahin ayah kamu sama Om Dirga." kata Nada pada Hanan yang dari tadi hanya diam menonton.

"Buat apa? Om Dirga pantes dapetin itu, bahkan harusnya lebih buruk dari itu. If that's me, I'll kill him right away." kata Hanan dingin.

"Daripada tante sibuk khawatirin Om Dirga yang lagi sehat-sehat aja. Mendingan tante doa in anak tante yang lagi berjuang sendirian di dalem sana." kata Hanan seolah memberikan tamparan telak pada Nada.

Dirga berusaha sekuat tenaga melawan Damian, tapi akhirnya tetap Damian lebih kuat darinya.

"Mas tau apa tentang keluarga saya? Selama ini dia baik-baik saja sama saya. Mas gak tau apa-apa." kata Dirga membuat Damian tertawa sinis.

"Saya tidak perlu tau apa-apa tentang keluarga kamu Dirga, tidak penting bagi saya. Tapi ini tentang Reyhan. Apa yang kamu tau tentang dia? Jelasin sama saya sekarang. Bilang sama saya sejauh apa kamu tau anak kamu Dirga!" tantang Damian.

DERANA |  Haruto JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang