Galak (9)

310 49 11
                                    

___

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍

Happy Reading!

***
Naya sedang mengajar di kelas 10 dengan mata pelajaran Geografi. Naya menyapa para muridnya terlebih dahulu lalu memberikan permainan untuk memantik semangat. Para murid tersebut diminta Naya untuk berdiri. Kemudian, Naya menjelaskan permainan yang akan dilakukan olehnya.

"Ibu jelasin, ya, permainannya. Nanti kalau kalian belum paham bisa tanya sama ibu," ucap Naya disertai senyuman.

"Yang salah nanti, punishment-nya harus menjelaskan materi sebelumnya. Setuju, ya."

"Yang lain aja, Bu. Nyanyi gitu."

"Aerobik juga bisa, Bu selain menjelaskan materi kemarin."

"Danis rela kayang deh, Bu asal nggak menjelaskan materi."

"Hukumannya goyang dombret aja, Bu!"

"Mela pilih dance deh, Bu daripada jelasin materi."

"Intan pilih Reyhan karena Reyhan baik, Bu."

"Tidak bisa dong. Ini udah ketentuan dari ibu. Nanti, kalau ada yang salah maju ke depan jelasin materi sebelumnya. Tidak menjelaskan secara detail juga tidak masalah, asal kalian ngerti."

"Oke deh, Bu." Akhirnya, mereka pasrah membuat Naya tersenyum dengan lebar.

"Permainannya gampang kok. Kalian jangan ikutin apa yang ibu bilang, tapi kalian harus ikutin apa yang ibu peragakan. Kita coba dulu, ya."

"Pegang mulut!"

Naya memegang kepala dan para muridnya ada yang pegang mulut, ada juga yang pegang kepala.

"Eh, pegang kepala, Dodol bukan malah mulut."

"Yang Bu Naya peragakan bukan yang Ibu omongin woi!"

"Eh, Jamilah! Pegang kepala bukan mulut."

"Salah eee salah!"

Para murid pun misuh-misuh membuat Naya tertawa karena merasa lucu melihat mereka yang riweuh sendiri.

"Keyword-nya ikutin apa yang ibu peragakan bukan yang ibu omongkan, Nak. Kalian udah pada ngerti atau belum?"

"Udah, Bu!" jawab mereka dengan serempak.

"Oke, baiklah kita mulai lagi, ya!"

"Siap!"

"Pegang kepala!" seru Naya sambil memegang hidungnya.

"Bu, Imel salah, Bu!" Sorak beberapa murid.

"Iya, Bu, Imel pegang kepala."

"Bu, Daffa juga salah, Bu."

"Eh, Imel gue nggak salah, ya!" protes Daffa ketika Imel menyalahkan dirinya.

"Gue liat, ya, Daffa lo sebelumnya megang kepala. Makanya, gue ikutan," kata Imel dengan nyolot.

"Kan gue langsung ganti," ucap Daffa dengan sengit.

"Ya, walaupun langsung ganti tetap aja lo salah, Bambang," kata Imel dengan kesal.

"Eh, udah-udah kok malah ribut sih? Yaudah, Imel dan Daffa maju ke depan, ya, jelasin materi kemarin. Dan, yang lainnya silakan duduk kembali dan perhatikan temannya menjelaskan."

Imel melemparkan tatapan sengit kepada Daffa lalu berjalan ke depan sedangkan Daffa merotasikan bola mata malas.

"Dimulai dari Imel dulu, ya."

Rahasia Hati Braga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang