Dua Kata (21)

256 35 10
                                    

____

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍

Happy Reading!

***
Beberapa hari kemudian •••

Sudah dua hari Naya tidak mengajar karena sakit. Namun, hari ini gadis itu kembali dengan aktivitas yang sebelumnya. Baru saja meletakkan tas di atas meja, ada satu guru yang usianya lima tahun di atas Naya berceletuk.

"Oalah, Nay cuma sakit meriang kok bisa nggak masuk sih? Saya loh walaupun udah nikah terus sakit, tetap aja nyuci, ngurus rumah, ngurus keperluan suami dan anak-anak. Kamu cuma meriang doang izin dua hari nggak masuk, nggak terbiasa kena badai sih."

"Saya juga ada lihat story kamu tadi malam yang bareng Ardan. Enak, ya, kamu piknik terus. Belum mikirin susu anak, listrik, biaya sekolah, hutang. Makanya cepetan nikah, Nay biar tau rasanya mikirin ini itu."

Naya yang mendengar itu mendadak hatinya menjadi panas. Ditatapnya sinis perempuan berkuncir kuda itu. Ia sudah bersiap menyemburkan kata-kata tajam dan menyakitkan.

"Makanya cerai aja, Kak terus anaknya taruh di panti asuhan. Biar Kak Anita merasa jadi gadis lagi bukan malah nyuruh orang mengerti kondisi Kakak, ya. Lawak kali kulihat bah!"

"Kok malah nyuruh saya cerai? Kamu kan tahu cerai itu dibenci sama Allah," ucap Anita dengan syok.

"Iya, gue tahu kalau perceraian itu dibenci sama Allah. Masalahnya di sini, kan lo yang memutuskan buat menikah duluan. Ya udah, nikmati aja pilihan lo. Ngapain lo minta gue buat memahami keadaan lo?"

"Kalau nggak ingat ini lagi di sekolah. Udah dari lama, gue jepret tuh mulut!"

"Gue selama ini diem aja nggak ladenin bacotan lo bukan berarti gue takut, ya. Gue cuma berusaha ngehargai lo yang lebih tua usianya dari gue, tapi makin ke sini lo ngelunjak, ngomentari semua hal tentang gue. Bilang hidup gue enak, emang hidup gue enak banget! Mau ape lo?!"

Naya melotot horor membuat perempuan berkuncir kuda itu menjadi terdiam. Untung saja, ruangan guru itu sepi karena masih terlalu pagi. Naya juga heran manusia yang mengajak ia bicara itu datang terlalu pagi biasanya Anita datang mepet ketika bel masuk.

"Salah cari lawan buat julid lo." Sinis Naya lalu keluar dari ruangan guru tersebut.

***
Hari guru bertepatan pada tanggal 25 november. tentu saja di setiap sekolah akan melaksanakan upacara bendera. setelah upacara selesai, tiba-tiba sekolah tempat naya mengajar datang ketiga polisi yang berbicara kepada guru bk dengan serius.

"Ini generasi z mau buat prank apa nih? mana pakai bawa polisi segala," ucap Naya di dalam hati sambil memandang muridnya.

"Lo sepemikiran sama gue nggak, Nay?" tanya Laras berbisik, kebetulan ia berdiri di samping kanan Naya.

"Mereka mau nge-prank kita sih," jawab Naya sambil berbisik juga membuat Laras tertawa kecil.

"Kita ikutin aja alur mereka, Ras. jangan buat mereka sedih karena rencananya udah kebaca," ujar Naya dengan pelan.

"Aman! gue soal akting mah nggak diragukan lagi."

"Siswa lagi bermasalah kalian malah gosip berdua," ucap Amelia dengan ketus.

Amelia memang berbaris di samping kiri Naya. Jadi, wanita itu juga mendengar percakapan keduanya.

"Lo itu nggak diajak. jadi, nggak usah ngomong deh," sahut Naya dengan senyuman meledek.

Rahasia Hati Braga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang