___
Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍.Happy Reading!
***
Sehabis mengantarkan Naya pulang. Raga merasakan tenggorokannya kering membuat lelaki itu pergi ke dapur untuk minum terlebih dahulu. Raga menuangkan air mineral ke dalam gelas lalu duduk terlebih dahulu untuk minum."Alhamdulillah."
Raga meletakkan gelasnya di atas meja dengan pelan. Kemudian, matanya menangkap mangkuk berisi makanan berkuah yang berada di atas meja dengan alis terangkat satu. Maklum, Raga baru melihatnya untuk pertama kali.
"Ini makanan apa?"
Revan yang baru saja mengambil sendok pun langsung menyahuti ucapan kakak lelakinya tersebut.
"Kamu nanya?"
"Ya," jawab Raga singkat.
"Kamu bertanya-tanya makanan apa itu?"
"Aku kasih tahu, ya, tapi kamu harus join live dulu, ya. Rawrrrr. Jangan lupa gift singa nya."
Revan berucap seperti itu mengikuti nada suara Dilan Cepmek. Bahkan, suara Revan sangat persis dengan Dilan Cepmek tersebut.
"Cah gemblung."
Mendengar ucapan dari Raga membuat Revan langsung tertawa dengan keras. Raga yang malas meladeni adiknya tersebut pun memilih pergi dari dapur. Sudah lelah ia bertemu dengan orang-orang yang tidak jelas di dunia ini.
***
Dua hari kemudian •••Terlihat, Adipati dan Naya berada di kedai es krim. Tentu saja yang mengajak adalah Adipati. Selesai mengajar Ardan, keduanya langsung pergi ke kedai es krim yang masih berada di kompleks perumahan Naya.
"Naya."
"Iya, Adipati," jawab Naya sambil menikmati es krimnya.
"Gue pengen deh mengenal lo lebih dalam," ucap Adipati dengan sorot mata serius.
Alis Naya terangkat satu lalu mengangguk-angguk membuat seulas senyuman terbit di wajah tampan Adipati.
"Ya udah sini, ngobrol sama ginjal gue aja, Di," ucap Naya membuat Adipati tergelak.
"Enggak gitu juga, Naya."
"Lah, kan lo yang bilang mau mengenal lebih dalam. Mumpung ginjal gue dua-duanya di dalam sini, ajakin ngobrol deh."
Adipati yang gemas pun mengusap kepala Naya yang terbalut hijab instan tersebut. Naya yang diperlakukan begitu hanya mengerjap bingung.
"Nolak secara halus, ya, Nay?"
Adipati menatap manik mata Naya dengan dalam membuat Naya mengembuskan napasnya perlahan.
"Gue takut lo ajakin pacaran, Di," kata Naya dengan jujur.
Adipati menarik tangannya dari atas kepala Naya. Kemudian, lelaki itu menggenggam kedua tangan Naya yang berada di atas meja.
"Jujur kalau ngajak buat ke hubungan serius yaitu menikah, gue belum bisa, Naya."
Naya menarik tangannya membuat Adipati menatap gadis itu dengan perasaan kecewa.
"Di usia gue sekarang, gue nggak mau menjalin hubungan yang nggak berorientasi ke pernikahan, Di. Lebih baik lo cari perempuan lain."
"Kenapa harus nikah, Naya? Terikat di hubungan pernikahan itu ribet," ucap Adipati dengan nada kesal.
"Pernikahan memang tidak semudah itu, Di, tapi gue juga nggak mau terjebak di hubungan yang sia-sia. Bagi gue, pacaran itu seni menyakiti diri secara sengaja, Di."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Hati Braga (END)
RomanceBraga Pratama Athaya pernah merasakan jatuh cinta sekaligus patah hati terhadap satu wanita yang mengisi relung hatinya selama bertahun-tahun. "Entah kamu yang tidak pantas untuk aku atau aku yang tidak pantas untuk kamu. Namun, aku mau mengakhiri h...