____
Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍Happy Reading!
***
Tidak terasa pernikahan antara Amelia dan Raga sudah berjalan dua bulan. Namun, Amelia masih bersedih karena meninggalnya kakak lelakinya sejak satu bulan yang lalu. Amelia masih belum bisa mengikhlaskan kepergian Hendra. Bahkan, setiap hari Amelia selalu ke makam kakak kandungnya tersebut."Amel ...."
Raga merasa terluka melihat sosok Amelia yang tidak memiliki semangat hidup. Selain, sering ke makam. Amelia juga sering melamun di balkon membuat Raga menjadi khawatir dengan sahabat sekaligus istrinya tersebut.
Ya, sebelum kepergian Hendra. Keduanya resmi menikah dengan Hendra sebagai wali dari Amelia. Namun, pernikahan keduanya sangat lah rahasia hanya orang kepercayaan Hendra yang mengetahui dan Amelia juga belum siap untuk mempublikasikan pernikahannya dengan Raga.
"Makan dulu, Mel. Kamu dari tadi pagi belum sarapan lho," ucap Raga sembari menyentuh bahu Amelia.
"Aku nggak laper, Ga."
"Aku paham sama perasaan kamu, Amel. Namun, kamu juga harus tetap melanjutkan hidup. Bang Hendra pasti sedih lihat kamu kayak gini," ucap Raga sembari meraih kedua tangan istrinya untuk digenggam.
"Aku nggak punya siapa-siapa lagi di dunia ini, Ga."
"Hey, kamu masih punya aku, Amel. Sahabat sekaligus suami kamu. Aku yang bakal jagain kamu," ucap Raga memandang Amelia dengan tulus.
"Kamu memang sahabat aku, Aga, tapi kamu bukan suami idaman aku."
Sungguh, kalimat yang diucapkan terakhir oleh Amelia menembus relung hati Raga. Seketika senyumnya luntur begitu saja. Raga seakan ditampar kenyataan, bahwa Amelia memang tidak benar-benar menginginkannya. Amelia bersedia menikah dengannya, hanya untuk menyenangkan hati Hendra.
"Dari dulu aku cuma berharap menikah dengan Devan bukan kamu ataupun orang lain, Ga."
Tetesan air mata kembali membasahi wajah cantik Amelia. Sungguh, menikah dengan Raga tidak masuk ke dalam list hidupnya. Hanya nama Devan yang berada di dalam hatinya saat ini.
"Seharusnya, gue dari awal nggak berharap banyak dengan pernikahan ini," ucap Raga di dalam hati.
Meskipun hatinya tersakiti, Raga berusaha mengukir senyumannya untuk Amelia. Ia bertekad akan menjaga Amelia meskipun hati Amelia bukan untuknya.
"Bisa kita makan sekarang, Mel?"
Lebih baik, Raga mengalihkan pembicaraan persoalan hati Amelia dengan Devan. Itu lebih menjaga hatinya sendiri untuk saat ini.
"Aga, aku nggak mau makan!"
Amelia berucap dengan kesal. Namun, bukan Raga namanya jika menyerah begitu saja. Lelaki itu langsung menggendong tubuh mungil Amelia membuat gadis itu memekik lantaran terkejut.
"Nggak lucu, ya. Turunin aku, Aga!"
"Aku bakalan turunin kamu setelah kita sampai meja makan," ucap Raga dengan tawa kecil.
Kaki jenjang Raga pun menuruni tangga menuju rumah makan sedangkan Amelia yang malas memberontak lagi pun memilih menempelkan kepalanya di dada Raga. Seketika, Amelia terkejut karena mendengar degupan jantung Raga yang terdengar oleh telinganya.
"Jantung kamu berdebar banget, Ga."
"Jantung aku sering gitu kalau dekat orang yang aku cinta," ucap Raga sambil tersenyum manis ke arah Amelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Hati Braga (END)
RomansaBraga Pratama Athaya pernah merasakan jatuh cinta sekaligus patah hati terhadap satu wanita yang mengisi relung hatinya selama bertahun-tahun. "Entah kamu yang tidak pantas untuk aku atau aku yang tidak pantas untuk kamu. Namun, aku mau mengakhiri h...