____
Jangan lupa untuk bahagia☺️🫵
Tetap jaga iman dan imun💐Happy Reading!
***
Sudah lama rasanya Naya tidak berkumpul dengan teman-teman gurunya. Sehingga Naya tidak mau melewatkan kesempatan kali ini. Ia langsung membalas pesan Laras untuk mengkonfirmasi kehadirannya. Buru-buru ia mempersiapkan diri, kehamilan yang baru berusia empat minggu itu tidak menghalanginya untuk beraktivitas seperti biasa.Naya memilih baju yang tepat serta hijab yang senada dengan warna bajunya. Naya sudah sangat antusias untuk pergi makan malam bersama ke tempat yang sudah dikatakan oleh Laras. Namun, saking senangnya, ia lupa untuk meminta izin pada Raga.
"Oh ya! Aku belum sempat telepon Mas Raga!" Naya menepuk keningnya.
Naya yang pergi menggunakan angkutan umum, merasa kesulitan untuk mengeluarkan handphonenya karena wanita berbadan gemuk yang duduk di sampingnya hingga mengambil sebagian tempat duduknya. Sehingga, Naya yang tadinya hendak menelpon, hanya bisa mengirim pesan pada Raga.
[Mas, aku izin untuk bertemu Laras dan teman-teman guru lainnya, ya. Sekarang aku udah di jalan, sebentar lagi akan sampai.]
Naya tak hanya mengirimkan pesan singkat itu, ia juga mengirimkan lokasi yang menjadi tempat pertemuannya dengan para teman-teman. Sayangnya, Raga yang memang sedang sibuk akibat jadwal launching buku baru di penerbitan, tak sempat membalas pesan istrinya itu.
Cukup lama Naya di perjalanan, akhirnya ia pun sampai tepat waktu. Saat Naya tiba, sudah ada beberapa temannya yang hadir, termasuk Amelia yang wajahnya berubah masam saat melihat kedatangan Naya. Untungnya ada Laras yang bisa mencairkan suasana.
Laras langsung berhambur memeluk Naya. "Naya! Akhirnya! Lo sampai juga! Lo sehat, Nay?"
Naya membalas pelukan itu dengan tak kalah hangat. "Baik, baik sekali, Ras. Gue belum terlambat, 'kan?"
Teman-teman yang lain menyambut dengan hangat, tetapi Amelia justru melirik pada Nita yang juga kurang menyukai Naya. Keduanya mendengkus, sebenarnya tidak mengharapkan kehadiran Naya di acara makan malam kali ini.
"Ayo, duduk. Kamu ke sini pergi sendiri, Nay?" Anisa celingukan, mencari sosok Raga yang mungkin saja mengantar Naya.
Naya hanya tersenyum dan menjawab seniornya itu dengan ramah. "Iya, Bu. Wanita strong, bisa ke mana-mana sendiri."
Sedangkan Amelia, ia yang semula juga mencari sosok Raga, langsung mengalihkan pandangannya saat mengetahui kalau laki-laki pujaan hatinya ternyata tidak ikut serta. Amelia dan Naya sempat saling tatap, Naya berusaha bersikap ramah tapi Amelia meresponnya dengan masa bodoh.
Lalu Dzaki yang juga lebih senior dari Naya menyahut. “Tapi tetap harus izin, ya, Nay.”
Naya mengiyakan masih dengan senyuman yang merekah, ia baru teringat lagi dengan ponsel saat Dzaki bicara tentang izin. Naya membuka pesan yang sebelumnya dikirimkan kepada Raga. Ternyata, suaminya itu masih belum membalas pesannya. Naya pikir, Raga masih terlalu sibuk untuk mengecek ponsel.
“Oh ya, lo kelihatan agak berisi, ya, Nay,” celetuk Nita. Ia sengaja bersikap seperti itu pada Naya.
Namun, Naya tidak tersinggung, ia justru ingin mengabarkan kehamilannya pada teman-temannya. Naya melihat satu persatu teman-temannya hingga membuat mereka saling melirik bingung.
“Wah … ada apa, nih?” Laras memicing, ia tahu Naya akan mengatakan sesuatu pada mereka.
Naya yang sudah sangat sumringah pun langsung mengatakan kabar bahagianya. “Mumpung pada di sini dan ada kesempatan untuk berkumpul, saya, Naya Ayura Ningtyas mau berbagi kebahagiaan. Kalau … sekarang guru junior ini udah hamil.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Hati Braga (END)
RomanceBraga Pratama Athaya pernah merasakan jatuh cinta sekaligus patah hati terhadap satu wanita yang mengisi relung hatinya selama bertahun-tahun. "Entah kamu yang tidak pantas untuk aku atau aku yang tidak pantas untuk kamu. Namun, aku mau mengakhiri h...