Bertemu Amelia (25)

277 46 18
                                    

____

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍

Happy Reading!

***
Farah melotot horor ketika melihat kondisi wajah putri kandungnya tersebut. Naya menyengir kuda ketika ia sudah menebak omelan yang akan ia dapatkan dari sang ibu. Meskipun sudah diobati oleh Revan tadi, tetap saja luka di sudut bibirnya masih terlihat.

"Ini kamu kenapa, Naya? Astagfirullah, mama tebak kamu berantem kan. Ya Allah, Nay ... mama pikir kamu udah berhenti berantem sejak masuk ke rumah sakit pas kelas 12. Lah, ini malah pas umur udah 26 tahun, masih juga berantem," omel Farah.

"Anak orang mana lagi yang kamu buat masuk rumah sakit?"

Farah menatap galak putrinya tersebut. Kenakalan Naya sudah ia hafal sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Bahkan, kelakuan Naya yang paling terparah adalah membuat anak orang masuk rumah sakit karena kepala bocor dan tulang rahang bergeser.

"Mama, ih. Naya tuh korban di sini, Ma. Kok malah nuduh Naya buat anak orang masuk rumah sakit sih." Decak Naya sambil menghentakkan kakinya sebal.

Farah menarik napas lalu mengembuskannya perlahan. Wanita itu berusaha tetap tenang dan kalem menghadapi Naya.

"Ya udah siapa yang buat kamu kayak gini?"

"Cewek sinting, Ma."

"Ck! Ya, siapa namanya?" tanya Farah kesal.

"Kamu siapa? Hah, siapa kamu namanya siapa? Siapa namanya? Di mana rumahnya?"

Farah yang mendengar celotehan putrinya tersebut pun langsung menjitak kepala Naya membuat gadis berusia 26 tahun itu tertawa.

"Mama serius Naya!" Garang Farah.

"Hehe, ini udah masuk musim hujan, Ma. Hati-hati, ya, kalau bawa motor. Soalnya, lagi rame kasus kebakaran gara-gara lupa matiin kompor."

"Kamu sering banget bikin mama emosi, Naya! Mama doain, netflix kamu subtitlenya Bahasa Thailand doang," ucap Farah dongkol.

"Ih, Mama nggak boleh gitu. Bercanda Mama sayang. Muah."

Naya langsung mencium pipi sang mama berulang kali membuat Farah berdecak. Ia mendorong pelan tubuh putrinya agar tidak memeluk dirinya.

"Cuma peluk doang masa nggak boleh sih, Ma," ujar Naya dengan cemberut.

Farah tidak mengindahkan ucapan putrinya. Ia memilih meneliti penampilan Naya dari atas hingga bawah.

"Kamu bilang udah musim hujankan, Nay. Nah, mama sarankan besok-besok nggak usah pakai gamis bunga-bunga kayak gini lagi. Takutnya, pas lagi di luar rumah terus hujan. Eh, tuh bunga yang dibaju kamu tiba-tiba mekar."

"Sekali dua kali, masih gue biarin, tapi empat kali tiga sama dengan dua belas, ya, Nder."

Akhirnya, ibu dan anak itu tertawa dengan kerandoman yang keduanya ciptakan sendiri. Namun, tawa Farah berhenti berganti sorot mata yang serius menatap Naya. Jika sudah seperti ini, Naya tidak akan bisa mengalihkan topik pembicaraan lagi.

"Siapa yang buat kamu kayak gini?"

***
Raga mengosongkan semua jadwalnya hari ini. Lelaki itu akan ke SMAS Aludra Jaya, di mana Naya mengajar. Niat awalnya, Raga ingin bertemu dengan Amelia tentang permasalahan perempuan tersebut yang berani menampar Naya hanya karena Naya dekat dengannya.

"Gue pasti bisa ngobrol sama Amelia. PTSD ini pasti nggak kambuh lagi karena gue udah rajin minum obat dan terapi," ucap Raga dengan semangat.

Sebelum masuk ke perkarangan sekolah. Raga lebih dulu menyampaikan maksud dan tujuannya kepada security di sana.

Rahasia Hati Braga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang