Lamaran (40)

217 27 6
                                    

____

Jangan lupa bahagia!
Tetap jaga iman dan imun🤍

Happy Reading!

***
Lamaran yang dilakukan oleh Raga dan Naya hanya sebatas keluarga inti saja karena keduanya sepakat untuk acara lamaran lebih privacy dibandingkan pernikahan nantinya. Sekarang, keluarga Raga sudah berada di rumah Naya. Tentu saja, Darlen lah yang akan mewakili dari pihak Raga.

Sejak tadi, Naya sudah gugup karena ini pertama kalinya ia rasakan selama hidup di dunia. Melihat adiknya yang gugup membuat Agni langsung mengeratkan genggamannya.

"Dzikir biar tenang, Dek," bisik Agni yang dibalas senyuman oleh Naya.

Sedangkan Raga masih setia memasang raut wajah tenangnya tanpa terlihat gugup sama sekali. Ia lebih bisa menguasai suasana dan mendengarkan secara seksama ucapan ayah kandungnya setelah semua pihak lelaki dan perempuan sudah berkumpul tanpa kurang satu pun.

"Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Yang terhormat Ibu Farah Ningsih selaku orangtua dari Naya Ayura Ningtyas beserta Bapak Reza dan Ibu Zehan selaku orangtua dari almarhum ayahnya Naya. Beserta keluarga besar dari ananda Naya Ayura Ningtyas yang saya hormati."

"Saya mewakili keluarga dari ananda Braga Pratama Athaya, ingin menghanturkan beberapa hal. Niat pertama untuk bersilahturahmi kepada keluarga Naya Ayura Ningtyas agar dapat mengenal lebih dekat lagi. Lalu, yang kedua melalui bekal pada keyakinan Allah. Maksud dan tujuan kehadiran kami pada hari ini, tiada lain dalam rangka menghantarkan ananda Braga Pratama Athaya untuk menyampaikan lamaran kepada ananda Naya Ayura Ningtyas."

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi wabarakatuh. Saya selaku kakek dari Naya menerima kehadiran dari keluarga Nak Braga Pratama Athaya dengan tangan terbuka. Kami juga ingin mendengarkan lamaran yang ingin disampaikan oleh Nak Raga."

Darlen memberikan kode kepada putra sulungnya tersebut. Tentu saja, Raga menerima dengan baik. Ia berdehem lalu menatap ke arah Naya dengan senyuman tipis lalu melemparkan senyuman kepada keluarga Naya.

"Pertama-tama saya mengucapkan terimakasih atas sambutan penerimaan yang telah diberikan kepada keluarga saya. Setelah mengenal Naya cukup lama. Saya yakin, Naya adalah perempuan yang tepat untuk mendampingi dan melengkapi hidup saya. Saya juga yakin, Naya akan membawa berkah, kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak."

"Jujur, saya senang dengan kepribadian Naya yang baik dan menyenangkan. Dia tipe perempuan yang peduli dengan sekitarnya dan Naya adalah perempuan yang membuat saya merasa nyaman ketika berada di sampingnya. Tidak lupa juga parasnya yang anggun dan senyumnya yang cantik menambah point' plus saya terhadap Naya. Namun, selain itu semua. Saya yakin, Naya adalah perempuan yang akan mau dibimbing menuju surga-Nya."

"Naya, in sya Allah saya berjanji sesuai dengan ajaran Islam untuk selalu berusaha dengan segenap kemampuan saya untuk menjaga dan melindungi kamu. Saya mohon izin untuk melamar kamu, Naya Ayura Ningtyas supaya dapat menyempurnakan setengah agama saya. Saya sangat ingin menjadikan kamu sebagai pasangan hidup saya nantinya. Jika kamu dan keluarga berkenan. Izinkan saya membahagiakan kamu dengan menerima lamaran saya, Naya."

Mendengar kalimat yang terlontar dari bibir Raga membuat hati Naya tersentuh. Bahkan, gadis itu sudah meneteskan air matanya. Naya memilih menunduk untuk menetralisir perasaannya saat ini.

"Apakah Raga bersedia menjaga, menafkahi dan melindungi Naya?" tanya Reza kepada putra sulung Darlen tersebut.

"Bismillahirrahmanirrahim. Dengan segenap kerendahan hati, saya siap untuk mencintai, menjaga, meneruskan amanah dari orangtua untuk mengurus, bertanggungjawab dan mencintai Naya sampai kembali bertemu di surganya Allah. Semoga yang diinginkan terutama dari orangtua yang terbaik untuk Naya dapat saya wujudkan."

Rahasia Hati Braga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang