Perempuan Saya (26)

312 44 24
                                    

____

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍

Happy Reading!

***
Naya melihat interaksi Amelia juga Raga. Entah mengapa, gadis itu mendadak kesal melihat Raga yang berbicara dengan Amelia. Tangan Naya terkepal dengan kuat lalu meninju udara. Bukan menghampiri keduanya, Naya memilih berjalan dengan cepat masuk ke dalam ruang guru.

"Ngapain sih dia ngobrol sama Raga," gumam Naya sebal.

"Kenapa, Nay kok kesel gitu?" tanya Laras yang tempat duduknya di samping Naya.

"Enggak pa-pa kok, Ras. Eh, by the way lo lagi nonton apa sih?"

Naya mengalihkan pembicaraan supaya Laras tidak kepo kepada dirinya. Sepertinya, pertanyaan Naya berhasil karena sekarang Laras memperlihatkan layar laptopnya kepada Naya dengan memutar ulang dari awal.

"Gue lagi lihat pemberontakan PETA di wilayah Blitar, Nay. Awal pemberontakan ini terjadi karena Shodanco Supriyadi merasa resah dengan nasib rakyat Indonesia di bawah pemerintahan Jepang yang selalu ditindas dan dikeruk kekayaannya. Serta, Jepang juga ingkar janji sebagai pelindung Asia."

"Iya, gue udah pernah baca dan lihat di YouTube sih. Seinget gue, ketika Shodanco Supriyadi menghimpun pasukan dan merencanakan perlawanan terhadap Jepang sempat dicegah juga sama Soekarno," timpal Naya.

"Betul, tapi Shodanco Supriyadi nggak bisa lagi menahan amarahnya terhadap Jepang. Sehingga, meletuslah pemberontakan yang telah direncanakan Supriyadi dan para prajuritnya dengan sasaran hotel Sakura yang saat itu menjadi markas militer Jepang di Blitar."

"Pada tanggal 14 Februari 1945 dini hari dan pasukannya menyerang hotel Sakura dengan menembakkan meriam. Akibat ledakan inilah yang memicu bentrokan antara serdadu PETA dan pasukan Jepang di daerah Blitar," tambah Naya.

Kemudian, keduanya kembali memusatkan pandangan untuk menonton kembali penjelasan tentang pemberontakan PETA dan misteri hilangnya Shodanco Supriyadi dari channel Matahatipemuda.

Akibat ledakan ini memicu bentrokan antara serdadu PETA dengan pasukan Jepang di daerah Blitar kala itu dengan mengibarkan bendera merah putih. Para Serda di PETA menembaki dan menghunus para pasukan Jepang dengan berbagai senjata yang sudah dipersiapkan.

Pesan pemberontakan ini yakni Indonesia tidak akan tunduk terhadap para penjajah Jepang yang ingkar janji. Indonesia hanya ingin kemerdekaan yang hakiki. Namun, pemberontakan yang dilancarkan tentara PETA ini berhasil digagalkan.

Bahkan, rencana pemberontakan itu diketahui Jepang sebelum dilaksanakan. Sehingga Jepang dapat melakukan antisipasi dan langsung mengerahkan ratusan serdadu Jepang dari Malang dan Kediri untuk memadamkan pemberontakan.

Dalam pemberontakan itu sebanyak ratusan serdadu PETA berlarian dan sebagian lain menyerahkan diri bahkan sejumlah anggota PETA yang ditangkap di penjara seumur hidup hingga dihukum mati oleh Jepang keesokan harinya atau pada tanggal 15 Februari 1945 semua dimintai pertanggungjawaban. Namun, pimpinan PETA yaitu Shodanco Supriyadi tidak ditemukan keberadaannya.

"Nah, inilah yang buat gue penasaran sama hilangnya Shodanco Supriyadi setelah pemberontakan PETA tersebut, Nay," ucap Laras membuat Naya mengangguk.

"Memang misteri hilangnya Shodanco Supriyadi masih menjadi misteri sampai saat ini, Ras. Terus, selama lo nonton di sini dapat jawabannya nggak?" tanya Naya penasaran.

"Di sini dibilang, kalau ada beberapa pendapat sejarawan dan termasuk pendapat dari dokumentasi pusat sejarah TNI."

"Ada yang mengatakan bahwa Shodanco Supriyadi tidaklah menghilang, tapi ia telah diasingkan dan dieksekusi di sebuah pulau oleh militer Jepang. Namun, jasadnya tidak ditemukan hingga saat ini. Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa Supriyadi dimakan hewan buas di hutan saat bersembunyi," ucap Laras menjelaskan.

Rahasia Hati Braga (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang