Pada malam hari ini, Renjun dan Junkyu sang adik sedang menikmati waktu bersama seperti biasa. Mereka akan berjalan sekedar mencari makan atau mencari angin agar tidak terlalu stress karna hiruk pikuk kehidupan. Mereka berjalan dengan tenang sembari mengobrol menceritakan apa yang mereka lalui hari ini satu sama lain.
Renjun adalah seorang pekerja magang di sebuah cafe. Tapi, di karenakan cafe itu akan pindah pusat di kota lain jadi Renjun mau tidak mau harus berhenti bekerja. Sebenarnya, pemilik cafe itu menawarkan Renjun untuk ikut pindah bekerja ke sana. Tapi, Renjun menolak karna tidak mungkin ia meninggalkan adiknya sendirian disini sementara ia dan adiknya hanya hidup berdua setelah orang tua mereka meninggal.
Mereka sampai di sebuah taman kecil. Kemudian duduk disebuah kursi panjang dengan pemandangan pohon dan lampu-lampu taman.
Saat asik berbagi cerita, dering ponsel milik junkyu berbunyi menandakan ada pesan masuk untuknya. Setelah itu, perubahan junkyu menjadi sangat murung, Renjun sebagai kakak sangat menyadari hal itu.
"Ada apa?"
"Kak.."
"Kenapa, ajun?" sahut Renjun
Junkyu menatap Renjun sendu. Ada rasa tidak tega, karna ia terus saja membebani sang kakak.
"Aku diharuskan membayar uang semester minggu ini, kalau tidak pihak kampus akan mengeluarkan aku dari kampus"
"Ajun, kakak usahakan akan bayar minggu ini ya? Jangan khawatir, percayakan semuanya padaku" balas renjun sambil tersenyum kecil pada sang adik
"Kak, uang semester kemarin saja aku menunggak bayar dan aku mendapatkan denda lima puluh persen. Jika seperti ini aku lebih baik berhenti-"
"Tidak ada kata berhenti kuliah, junkyu. Kau adalah tanggung jawabku, percayakan semuanya padaku, aku akan berusaha mencari uang secepatnya agar kau tetap bisa kuliah disana. Lagi pula itu kampus impianmu bukan? Jadi, tetaplah kuliah dan raih cita-citamu suatu saat. Soal biaya aku akan mencarinya walaupun aku harus merangkak sekalipun" tegas Renjun
Renjun memikirkan berbagai cara, bagaimana agar dirinya mendapatkan uang untuk biaya kuliah adiknya. Ia terus berjalan mendatangi perusahaan atau cafe untuk melamar pekerjaan. Tetapi, sedari pagi hingga malam tiba dirinya tidak mendapatkan satu lowongan pun yang tersedia.
Renjun memutuskan untuk berhenti sejenak didepan kedai kopi kecil untuk menghangatkan tubuhnya dari angin malam. Lalu ia melanjutkan perjalanannya menuju rumah, ia putuskan untuk mengakhiri hari ini dan besok ia akan berjuang kembali.
Saat melanjutkan langkahnya dirinya tidak sengaja menabrak orang. Secangkir kopi yang ia beli tadi tumpah mengenai pakaian orang itu.
"Astaga! Maaf, maaf aku sungguh tidak sengaja"
Renjun mengelap pakaian orang itu, tetapi bukannya hilang, noda kopi tersebut justru bertambah kotor melebar kemana-mana.
"Kau tidak diajarkan untuk berjalan dengan hati-hati?"
Renjun sedikit mendongak melihat lawan bicaranya yang sedikit lebih tinggi.
"Maaf, aku sungguh minta maaf karena memang aku tidak sengaja" tutur Renjun dengan rasa bersalah
"Sengaja ataupun tidak. Kau sudah membuat jas milikku kotor. Aku ada pertemuan makan malam dengan kolega kantorku dan kau merusak jasku dengan minuman itu" balas orang itu dengan angkuh
"Maaf--"
"Permintaan maaf mu tidak berguna. Aku akan memaafkanmu jika kau dapat membelikan aku jas baru sekitar sini" pinta orang itu
Haechan menatap orang yang berada dihadapannya. Jujur saja, orang yang ada dihadapannya ini sungguh manis, Haechan akui itu. Orang itu memiliki tubuh mungil, bentuk wajah yang kecil, hidung mancung, mempunyai slim lips yang indah berwarna pink alami dan pipi yang sedikit berisi memberikan tambahan kesan manis dan cantik padanya.
"Kenapa masih diam? Tidak dengar apa yang aku katakan?"
"Tapi, aku tidak memiliki uang untuk mengganti jas milikmu" lirik renjun
Renjun menunduk sedikit takut pada lawan bicaranya.
"Lalu, apa aku harus peduli?" kata Haechan acuh
Renjun tetap diam dan terus menunduk. Haechan sangat gemas pada orang ini. Sungguh, ia benar-benar tidak memiliki banyak waktu lagi. Koleganya sudah menunggu dirinya sedari tadi.
"Begini saja. Lepaskan pakaianmu"
Dengan ucapan Haechan barusan Renjun mengangkat kepalanya dan menatap Haechan dengan ekspresi terkejut.
"Apa maksudmu?!"
"Ternyata kau memang agak tuli ya, aku bilang lepaskan pakaianmu"
"Tidak! Ada apa dengan dirimu? Aku akan melaporkanmu atas tindakan pelecehan"
Haechan menghembuskan napas kasarnya.
"Kita bertukar pakaian. Aku pakai jas milikmu yang- Aku sendiri tidak yakin jas itu bersih atau tidak, tapi setidaknya tidak ada noda kotor yang terlihat dan kau bisa pakai jas milikku"
Renjun masih berdiam diri seolah tidak ada tanda bahwa ia setuju dengan ucapan Haechan.
"Terlalu banyak berpikir"
Dengan cekatan Haechan membuka jasnya memberikan jas miliknya pada Renjun. Lalu dengan cepat membuka jas yang dikenakan Renjun lalu memakaikannya ditubuhnya sendiri. Setelah itu Haechan tidak mengatakan apapun. Ia pergi begitu saja lalu masuk ke dalam sebuah restoran mahal.
Cast tambahan :
Kim Junkyu
A.K.A
AjunRenjun's little brother
*Renjun sama junkyu tuh samasama gemes:( aku suka mereka :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam Di Atas Putih [HYUCKREN]
FanfictionSebuah perjalanan antara dua insan yang terikat kesepakatan, keduanya menyetujui kesepakatan itu bersama untuk tujuan yang saling menguntungkan. Apakah benar saling menguntungkan kedua belah pihak atau ada salah satu pihak yang di rugikan? This st...