"Halo, Bibi" sapa tamu itu dengan akrab
"Loh, Tuan Jeno ternyata. Tapi maaf Tuan, Tuan Haechan masih belum pulang kerja" ucap maid itu.
Jeno tersenyum kecil sembari menggeleng kepala.
"Tidak bibi, aku justru ingin menemui seseorang di dalam"
"Maksudnya Tuan, Tuan Renjun?"
Jeno menganggukSetelah itu, Bi Ala lantas membiarkan Jeno masuk. Jeno mengucapkan terimakasih karna telah diberikan izin masuk walaupun sebenarnya ia sudah sering keluar masuk sesuka hati dirumah sepupunya ini. Ia sudah menganggapnya seperti rumah sendiri.
Jeno melangkah masuk ke ruang tamu yang sangat luas itu. Ia dengan pasti melangkah menghampiri seseorang yang sedang duduk di sofa.
Jeno terbatuk kecil, mengagetkan Renjun.
"Tidak usah berdiri, duduk saja"
Jeno menghentikan pergerakan Renjun yang akan beranjak bangun untuk sekedar menyambutnyaJeno langsung duduk di sofa tunggal yang berdekatan dengan Renjun.
"Kau pasti tidak asing denganku Bukan?" tanyanya
"Kau... Kau dokter waktu itu kan?" sahut Renjun
"Benar, aku sepupu Haechan. Namaku Lee Jeno"
"Aku Huang Renjun"
Salah satu maid Haechan yang lain datang sembari membawa sebuah nampan berisi dua gelas minuman dan beberapa kue yang biasa disajikan untuk tamu, kemudian maid itu kembali pergi untuk mengerjakan tugasnya yang lain.
"Kau mencari Tuan Haechan? Tapi, dia belum pulang"
"Tidak. Aku justru mencarimu dan ingin berbicara denganmu" jawab Jeno
"Mencari ku?" Renjun sedikit memiringkan kepalanya bingung
"Iya, aku ingin bertanya padamu"
"Apa itu?" sahut Renjun penasaran
"Kenapa kau mau melakukan perjanjian atau kontrak bodoh dengan sepupuku?"
Deg!
"M-maksudmu apa, aku tidak paham" jawab Renjun dengan terbata
"Aku sudah tahu semuanya"
Renjun membulatkan kedua netranya terkejut
"K-kkau tahu?" Jeno mengangguk singkat
"Iya, Haechan mengatakannya saat dirumah sakit pertama kali kita bertemu kemarin"
"Jika kau sudah tahu. Kau pasti tahu alasannya bukan?" jawab Renjun pelan
"Iya aku tahu alasannya, tapi aku ingin mendengar alasan langsung darimu"
Renjun menarik nafas dalam pelan-pelan, perlahan ia membalas menatap Jeno.
"Adikku nyaris dikeluarkan dari kampusnya karena aku belum bisa membayar uang kuliahnya, lalu esok harinya aku juga di usir dari rumah sewaan tempat aku tinggal. Aku sudah puluhan kali mengirim email pada perusahaan yang mau menerimaku yang hanya memiliki riwayat pendidikan sekolah menengah atas dan hasilnya nihil"
Renjun menunduk, ia menjeda sesaat untuk menahan sesak di dadanya.
"Sampai Tuan Haechan tiba-tiba datang padaku mengatakan, jika dirinya akan membantuku secara finansial. Keesokan hari, dia memintaku untuk datang ke kantornya. Aku tidak tau, siapa sangka jika yang dia maksud membantuku adalah dengan cara seperti ini. Aku pun awalnya menolak tapi keadaan membuatku terdesak selain menyetujuinya"
Jeno masih setia mendengar cerita Renjun. Melihat Renjun yang tertunduk, jeno tahu jika orang dihadapannya ini sedang menangis. Terlihat dari satu tetes air mata yang menetes jatuh ditangan Renjun.
"Setelah aku menyetujui kontrak ini, Tuan Haechan benar-benar memperbaiki semuanya. Adikku bisa kembali mengejar impiannya dan bahkan aku sendiri tidak perlu repot memikirkan besok adikku harus makan apa, karna Tuan Haechan sudah mengatur segalanya"
Renjun mengangkat kepala, menatap Jeno dengan air mata yang mengalir di pipinya.
Ia tersenyum, telapak tangannya mencoba menghapus air mata dipipinya."Aku tidak keberatan, aku mencoba menerima semuanya. Mungkin memang sudah jalan hidupku seperti ini"
Jeno merasa tidak enak hati karna sudah membuat Renjun menangis seperti ini.
"Aku minta maaf karna sudah memaksamu untuk bercerita"
Jeno pindah posisi duduk menjadi disebelah Renjun, ia mengusap pelan punggung Renjun berniat membantu menenangkannya.
Renjun menggelengkan kepalanya bahwa ia tidak merasa keberatan.
"Tidak apa. Tapi kau sudah pastikan tidak ada yang tahu tentang rahasia ini, kan?"
"Rahasia apa?" ucap seseorang yang baru saja datang dari arah pintu utama
Note :
Maaf ya, harusnya kemarin malem update tapi malah ketiduran dengan keadaan laptop masih nyala. Maafin yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam Di Atas Putih [HYUCKREN]
FanfictionSebuah perjalanan antara dua insan yang terikat kesepakatan, keduanya menyetujui kesepakatan itu bersama untuk tujuan yang saling menguntungkan. Apakah benar saling menguntungkan kedua belah pihak atau ada salah satu pihak yang di rugikan? This st...