Chapter 24

2.9K 306 1
                                    


"Oh kau sudah sampai Haechan?"

Doyoung menghampiri ke tempat Haechan dan Renjun berada sembari menenteng hasil belanjanya.

Haechan menoleh pada Doyoung. Dia sudah tak asing lagi dengan sifat Papi-nya itu yang hobi berbelanja. Jadi, dia tak heran bagaimana kedua tangan Doyoung penuh akan beberapa paper bag.

"Lihat! Pakaian untuk bayi di dalam sana sangat bagus dan menggemaskan. Papi tidak tahan, hampir saja ingin membeli semuanya"

Ucap Doyoung dengan nada yang terdengar bahagia, seulas gummy smile terpatri di wajahnya.

"Itu pemborosan" sahut Haechan singkat

"Tidak ada kata pemborosan untuk calon cucuku"

Renjun tersenyum tulus pada Doyoung.

"Terimakasih banyak" ucap Renjun

Doyoung mencubit gemas pipi laki-laki manis yang sedang mengandung itu.

"Kembali kasih, sayang"

"Karna kau sudah kemari, aku akan pamit pergi. Aku harus menemui teman ku di butik" sambung Doyoung yang berbicara pada Haechan

Haechan mengangkat alisnya sebelah sembari menatap Doyoung.

"Lagi?"

Karena Haechan tahu. jika Doyoung tidak hanya akan sekedar menemui temannya, tetapi dia juga akan pergi berbelanja lagi. Menemui sang teman hanya sebuah formalitas saja.

Doyoung terkikik geli. Dia paham dengan tatapan anaknya itu.

"Kau memang anakku. Ah sudah lah, kalau begitu aku akan pergi sekarang. Haechan, jaga Renjun dan cucuku dengan baik, Papi pergi ya"

Doyoung pamit meninggalkan mereka berdua setelah memberikan kecupan di pipi Haechan dan Renjun.

"Mau langsung pulang atau mau makan siang di sini?" tanya Haechan

"Aku ingin makan tuna, boleh?"

"Tidak"

Renjun cemberut dengan jawaban Haechan.

"Kenapa?"

"Ikan laut tidak cukup baik untuk orang yang sedang hamil" jawab Haechan

"Baiklah.. Jika bulgogi, boleh yaa?"

Renjun berikan tatapan memohon pada Haechan. Haechan tersenyum sangat tipis saat tatapan itu diberikan padanya. Renjun terlihat bagaikan anak kucing yang menggemaskan saat ini.

"Boleh, tapi tidak boleh terlalu sering"

Setelah sampai di restoran yang menyediakan makanan Renjun mau. Mereka langsung duduk dan memesan makanan, kemudian keduanya makan dengan nikmat dan tidak terburu-buru.

Haechan selalu berhati-hati dengan semua makanan yang akan di konsumsi oleh Renjun. Dia pernah bertanya pada Jeno, jenis makanan dan bahan apa saja yang baik atau pun tidak baik untuk di konsumsi orang hamil.

Sedikit info yang dia dapat, orang hamil memang di perbolehkan untuk memakan daging tetapi tingkat dari kematangan daging itu sendiri harus sempurna hingga dapat di pastikan aman untuk di makan.

Sibuk memperhatikan Renjun yang makan dengan lahap, tanpa sadar mampu memberikan efek padanya. Senyum Haechan terbit di wajah tampannya. Dia menepuk puncak kepala Renjun pelan, lalu mengelusnya lembut membuat fokus sang empu teralihkan padanya.

"Makanlah dengan perlahan, aku takut kau tersedak, Renjun. Tidak ada yang akan merebut makanan milikmu"

Ucapan Haechan membuat Renjun terkikuk canggung, lalu kembali melanjutkan makan dengan perlahan.

Mereka melanjutkan makan hingga hidangan penutup di sajikan. Setelah melewati beberapa puluh menit kemudian, keduanya sudah bersiap untuk pulang.

Haechan dan Renjun berjalan beriringan dengan tangan Haechan yang menenteng belanjaan Renjun dan Doyoung beberapa jam yang lalu.

Tiba-tiba Renjun menghentikan langkahnya, menimbulkan tatapan heran dari Haechan. Sebelum Haechan bersuara, Renjun sudah lebih dulu berbicara.

"Aku ingin ke toilet"

"Mau aku antar?" Renjun menggeleng, menolak

"Tidak perlu, aku akan pergi ke toilet sendiri" tolaknya dengan halus

"Ya sudah. Hati-hati licin, jangan sampai jatuh terpeleset"

Sudah mendapatkan izin Haechan, Renjun segera berlari kecil karena sudah tidak tahan. Haechan yang melihat itu rasanya gemas ingin berteriak memperingati pria mungil itu untuk tidak berlari, berakhir hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Apa dia lupa, jika dirinya sedang mengandung anak ku?" gumam pria tan itu

Di sisi lain Renjun masuk ke dalam toilet lalu menuntaskan urusannya. Setelah selesai, dia lantas menuju wastafel mencuci tangannya kemudian pergi keluar untuk segera menyusul Haechan.

Saat akan sampai ke tempat Haechan. Langkah kaki Renjun melambat perlahan dan terhenti. Tubuhnya terdiam mematung di tempat saat dari kejauhan matanya melihat Haechan tengah asyik bercengkrama dengan seorang wanita.

Renjun melihat semuanya dengan jelas, bagaimana Haechan tersenyum sembari mengelus surai rambut sesekali mencubit pipi wanita itu.

Wanita yang Renjun lihat sekarang ini adalah wanita yang sama. Wanita yang pernah Haechan bawa ke rumahnya waktu itu.

Kim minjeong.

Hitam Di Atas Putih [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang