Sesuai janji yang sebelumnya Haechan katakan. Mulai dari tadi siang hingga kini sudah berganti menjadi sore hari mendekati malam, keduanya benar-benar menghabiskan waktu bersama.
Haechan mengajak Renjun ke tempat yang dapat membuat lelaki mungil itu terkesan. Renjun sedari tadi sangat menikmati setiap momen yang di lewati tanpa melunturkan senyumnya sama sekali.
Mereka melakukan banyak kunjungan ke tempat wisata, seperti Coex Aquarium yang berada di distrik gangnam, kemudian berlanjut untuk makan di restoran terdekat. Selepas itu, mereka ke lokasi tujuan terakhirnya yaitu Namsan Tower.
Renjun berdiri dengan kedua tangan yang menjadi tumpuan pada pembatas pagar. Ia sedang sangat menikmati harum manis sendirian, sebab Haechan sudah meminta izin untuk mengangkat telepon sebentar.
Mungkin ada urusan penting dari pekerjaannya.
Saat Renjun akan memasukan suapan terakhir gulali miliknya, dia di kejutkan dengan setangkai bunga mawar yang di suguhkan persis di depan wajahnya.
Renjun menoleh ke samping
"Untukku?!" tanya Renjun dengan senang
Haechan membalas dengan tersenyum tipis dan mengangguk.
Memperhatikan bagaimana raut wajah bahagia Renjun membuat Haechan diam-diam memuji betapa manisnya saat pria kecil itu tersenyum.
"Terimakasih!" ucapnya sembari menghirup wangi aroma bunga
"Kau suka makanan manis?"
"Benar! Aku sangat suka makanan manis"
Balas Renjun yang sudah menghabiskan gulalinya. Haechan melihat ada sisa gulali di sudut bibir Renjun, kemudian ia usap dengan ibu jarinya lalu ia memakan sisa gulali itu.
Renjun membulatkan kedua netranya.
"Eh!"
"Manis" Kedua pipi Renjun seketika memerah malu
"Renjun, ceritakan tentang dirimu aku ingin mengenalmu lebih dalam"
Ucap Haechan yang membuat Renjun kembali tersadar.
"Baiklah. Mau mulai dari mana?"
"Dari kau yang suka makan makanan manis"
Renjun mengangguk
"Aku sangat suka makanan manis, apa lagi gulali. Aku dan adikku sangat menyukainya. Dulu waktu kami tiap ke taman hiburan, jika disana ada penjual harum manis maka aku dan adikku akan membelinya secara bergantian"
Haechan menyerngit tak mengerti
"Bergantian?" Renjun mengangguk
"Iya benar. Kami berdua terbiasa menghemat uang karna keadaan. Jangankan untuk makan sehari-hari, untuk sekedar membeli cemilan kecil pun kita berdua harus berpikir dua kali. Karna aku dan adikku harus memikirkan hari esok. Hal tersulit yang aku lewati, sewaktu aku tidak memiliki pekerjaan lagi. Uang pemasukan untuk biaya hidup terus berkurang dan pengeluaran terus bertambah naik, apa lagi biaya untuk kuliah adikku"
"Terkadang kami berdua hanya bisa makan sehari satu kali atau bahkan kami juga pernah tidak makan karna tidak memiliki uang"
Sejujurnya jika mengingat masa sulit kehidupannya itu sangat menyakitkan untuk Renjun. Saat menceritakan masa itu, sungguh membuat Renjun sangat emosional.
Pria mungil itu menarik napas dengan satu tarikan lalu mengeluarkannya dengan pelan.
Haechan dapat melihat jika kedua netra cantik yang ia tatap itu kini perlahan berkaca-kaca dengan genangan di pelupuk mata.
"Impianku adalah membuat adik ku bahagia. Aku mempunyai tekad bekerja keras untuknya. Tetapi, jalanku tidak sebaik itu. Aku mencoba menguatkan diri untuk melewati berbagai masalah yang selalu datang, mencoba untuk saling bertahan dengan menguatkan satu sama lain dan selalu percaya suatu saat akan ada pertolongan untuk ku dan adik ku"
"Sampai aku di pertemukan dengan mu lewat perjanjian itu. Awalnya sangat sulit untuk ku lakukan tapi aku mencoba menyakinkan diri sendiri, mungkin ini memang sudah seharusnya. Dan aku ingin mengucapkan rasa terima kasih padamu. Berkat dirimu, aku tidak perlu mengkhawatirkan nasib adik ku. Karena untuk ku yang ping utama adalah dirinya"
Renjun tersenyum di akhir kalimatnya. Air mata sudah luruh jatuh tanpa permisi.
Haechan menangkup wajah Renjun lalu menghalau air mata dari pipi berisi Renjun."Aku ingin minta maaf padamu, karna sudah melanggar perjanjian yang kau tulis"
"Bukankah aku sudah bilang, jika aku memaafkan mu?"
Renjun menggeleng
"Ada satu perjanjian lain yang aku langgar"
"Apa?"
"Aku melanggar perjanjian lain yang kau tulis. Perjanjian yang dimana tertera jika aku tidak boleh jatuh cinta padamu"
"Maaf, aku justru jatuh cinta padamu"
Kata Renjun dengan lirih. Ia menunduk tak siap menghadapi reaksi Haechan setelah dia mengatakan hal itu langsung pada sang gemini.
Renjun tidak mengetahui jika Haechan sedang menahan senyumnya. Haechan mengangkat wajah Renjun, meminta lelaki kecil itu untuk menatapnya kembali.
"Dirimu membuatku takjub. Kegigihan untuk memprioritaskan hidup adik mu itu luar biasa. Aku yang seharusnya berterima kasih padamu, karena kau juga membuat orang tua ku sangat bahagia dengan kehadiran bayi ini"
Haechan mengusap kandungan Renjun.
"Karna sebentar lagi kita akan menyambutnya lahir ke dunia"
"Kita? Kau.. Tidak marah?"
Senyum Haechan merekah
"Renjun, sebuah rasa cinta anugerah. Dan aku tidak marah karna kau telah jatuh cinta padaku. Karna jika boleh aku meminta, aku juga ingin jatuh cinta padamu. Jadi, tolong jangan pernah hilangkan perasaan cintamu itu untukku. Buatlah aku jatuh, sejatuh jatuhnya padamu Jung Renjun"
Renjun membeku, lidahnya kelu.
Jika ia sedang bermimpi sekarang, maka ia berharap tidak ingin bangun sampai kapan pun. Namun, nyatanya ini bukan mimpi.
Jung Haechan benar-benar berkata seperti itu.
"Ka-kau sungguh tidak marah dan menghukum ku?" kata Renjun terbata yang membuat Haechan terkekeh
"Haruskah aku menghukum mu?"
Renjun tidak menjawab
"Baiklah, aku akan menghukummu"
Haechan lantas menarik tenguk Renjun membuat kedua belah bibir itu bertemu dan bercium dengan bibir mungil Renjun. Renjun yang semula terdiam membeku langsung tersadar saat bibir atasnya di sesap oleh Haechan. Perlahan ia menutup mata, menikmati tiap ciuman yang Haechan berikan.
Ini bukan ciuman mereka yang pertama, tapi ciuman ini membuat keduanya merasakan getaran aneh yang dapat membuat mereka berdua tersenyum dan hanyut dalam kebahagiaan tanpa sadar.
hiiii!! aku kangen banget sama hyuckren.. aku udah lama gak update karna sibuk kerja, lembur, kerja, lembur, kerja. maaf ya yang selalu nanya kapan update, kapan update, aku juga gak tau ya temen temen karna kerjaan ku sesibuk itu. anyways aku kangen dongren, kangen haechan, kangen renjun. kangennn DONGREN BANGET, mereka gak kangen kita apa yaa et alah, butuh disemangatin dongren :((
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam Di Atas Putih [HYUCKREN]
FanfictionSebuah perjalanan antara dua insan yang terikat kesepakatan, keduanya menyetujui kesepakatan itu bersama untuk tujuan yang saling menguntungkan. Apakah benar saling menguntungkan kedua belah pihak atau ada salah satu pihak yang di rugikan? This st...