Waktu menunjukkan pukul lima pagi hari. Tangan kekar berotot itu menggeliat bergerak pelan ke arah meja nakas, berupaya mematikan bunyi alarm yang membangunkannya. Dengan mata masih terpejam, ia berusaha bangun mendudukkan tubuhnya dengan menyangga menggunakan kedua siku. Menormalkan pandangan terlebih dahulu setelah itu beranjak bangun untuk mandi dan bersiap-siap untuk pergi bekerja.
Setelah menghabiskan beberapa puluhan menit, kini laki-laki dengan berzodiak gemini itu sedang bercermin meilhat penampilannya yang telah rapih terbalut kemeja putih dan dasi hitam yang melingkar. Hanya tinggal mengambil jas dengan warna senada yang cocok, maka semua penampilannya sudah sempurna. Saat berbalik, ia melihat sebuah jas hitam berada di atas ranjang.
Haechan berjalan ke arah ranjangnya kemudian mengambil jas itu. Ia baru ingat, jika jas itu bukanlah miliknya. Ini milik pria mungil itu semalam.
"Lebih baik aku cuci dulu"
Saat hendak memasukannya ke dalam keranjang pakaian kotor, Haechan memeriksa setiap kantung sakunya. Haechan menemukan sebuah gantungan kunci dengan bertuliskan nama Huang Renjun.
"Apa ini namanya?"
Tiba-tiba dering ponsel Haechan berbunyi. Haechan melirik ponselnya yang menyala di atas tempat tidur. Terlihat jelas nama Doyoung disana.
"Hallo"
"Hai, sayang"
"Ada apa?" jawab Haechan tanpa basa-basi
"Kamu ini kenapa sih? Sepertinya tidak suka sekali jika papi meneleponmu. Bagaimana permintaan papi, sayang?" tanya Doyoung disebrang telepon
"Permintaan papi sangat sulit untukku" balas Haechan
"Tidak sulit, sayang. Aku kan hanya ingin cucu apa susahnya"
"Tidak semudah itu, papi" sahut Haechan geram
"Itu urusanmu. Aku tetap ingin cucu, titik. Aku ingatkan lagi jika kau lupa, waktu yang aku berikan padamu tersisa empat bulan lagi. Kalau dalam kurun waktu empat bulan itu dirimu belum juga mengabulkan permintaanku, siap-siap saja jabatan CEO-mu akan di cabut dan kau akan menjadi karyawan biasa di perusahaan papamu sendiri" ancam Doyoung pada Haechan
Doyoung mematikan sambungan teleponnya. Ini masih pagi, Haechan sudah stress karena papi-nya sendiri. Haechan melirik pada gantungan kunci yang ada di tangannya. Kemudian, ia mengetik sebuah nomor diponselnya.
"Selamat pagi, asisten Yangyang"
"....."
"Bisakah kau carikan aku data diri lengkap dengan latar belakang milik Huang Renjun?"
"....."
"Terimakasih, asisten Yangyang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam Di Atas Putih [HYUCKREN]
FanfictionSebuah perjalanan antara dua insan yang terikat kesepakatan, keduanya menyetujui kesepakatan itu bersama untuk tujuan yang saling menguntungkan. Apakah benar saling menguntungkan kedua belah pihak atau ada salah satu pihak yang di rugikan? This st...