Chapter 21

3.5K 400 10
                                    


"Kau juga harus menerima hukuman dariku" ucap Doyoung

"Papi!" Haechan berteriak

Jeno yang tengah sibuk mengelus telinganya yang memerah itu membelalak ikut terkejut. Tubuh Renjun menegang, sontak memejamkan mata dengan erat dan tak ingin membukanya.

Jauh di luar dugaan buruk Haechan, Dirinya justru melihat bagaimana Papi nya kini memberikan sebuah pelukan juga kecupan kecil di pipi Renjun.

Perlahan Renjun membuka matanya, melihat Doyoung dengan tatapan bingung sedangkan Doyoung justru tersenyum melihatnya.

"Kau sudah menerima hukuman mu. Kenapa kau menutup mata seperti itu? Apa kau berpikir aku akan memukul atau menamparmu seperti di film-film?"

Doyoung terkekeh lucu di buatnya saat melihat wajah Renjun yang tampak kebingungan.

"Aku sudah memberikan hukuman untuk mu. Mana mungkin aku tega akan melakukan hal jahat pada menantu ku yang sangat manis ini" ujar Doyoung yang kembali memeluk Renjun dari samping.

"Papi, terkadang drama mu membuat ku hampir jantungan" kata Jeno

Doyoung mendelik tak suka pada Jeno.

"Diam kamu. Papi masih marah dengan mu, kau harus tahu itu" sontak Jeno langsung mengempotkan pipinya lucu.

Tanpa mereka sadari ada Renjun yang meneteskan air mata dalam dia. Dia terharu dan tersentuh atas perlakuan Doyoung padanya, ia pikir dirinya akan mendapatkan sesuatu yang menyakitkan tapi nyatanya tidak. Dia justru kembali mendapatkan hangatnya sebuah pelukan dari seorang ibu.

Renjun jadi merindukan kehangatan dari seorang ibu. Sayang sekali, orang tuanya meninggal dalam kecelakaan dan berakhir dengan meninggalkan Renjun serta adiknya untuk selamanya.

"Ya ampun, anak manis tidak boleh menangis"

Doyoung dengan lembut mengusap pipi Renjun, menghapus air matanya.

"Anak papi bertambah satu sekarang ya. Selamat datang di keluarga kami, sayang" ucap Doyoung

Renjun tidak menyangka jika orang tua Haechan dapat menerimanya dan menyambutnya dengan sangat baik, Doyoung sangat tulus padanya.

"Apa boleh aku yang memeluk mu?" tanya Renjun dengan suara parau

Doyoung menganggukkan kepala, merentangkan kedua tangan mempersilakan Renjun untuk masuk dalam kehangatannya.

Renjun menangis dan tubuhnya bergetar. Doyoung mengusap punggung Renjun dengan lembut sembari berkata

"Kenapa kau menangis? Jikalau ada apa-apa katakan saja pada Papi ya? Karena mau bagaimana pun, kau sekarang adalah anakku dan juga menantuku" Renjun mengangguk dalam pelukan. 

Melihat interaksi dua orang submissive itu membuat Jeno ikut tersenyum haru. Ia tahu jika Doyoung adalah seseorang yang mempunyai jiwa dan juga hati seperti malaikat, tapi tidak selamanya juga seperti itu, terkadang dia juga dramatic, Jeno tidak suka dengan sifat Doyoung yang satu itu.

Jeno mendelik ke arah Haechan, ia ingin sekali memukul laki-laki tan itu tetapi di urungkan karena melihat wajah sepupunya itu sedang tersenyum.

Jeno tertegun, sekira yang dia tahu tentang Haechan, anak itu sangat datar dan minim ekspresi. Haechan itu jarang tersenyum pada siapapun.

Berbeda saat mereka masih kecil dulu. Haechan itu sangat nakal dan sering sekali mendapatkan omelan dari Doyoung. Dia juga sering di ajak oleh Haechan untuk mencuri mangga tetangga dari rumah kakeknya dulu, atau mereka juga pernah menekan bel setiap rumah yang mereka lewati di jalan lalu pergi berlari agar tidak mendapatkan amukan dari pemilik rumah.

Tetapi di balik sifat anaknya itu Haechan adalah sosok yang sangat perhatian dengan Jeno. Jika Jeno terluka maka Haechan lah yang mengobati, Jika Jeno menangis maka Haechan lah yang menenangkannya. Haechan akan menjadi garda terdepan untuk Jeno jika Jeno ada apa-apa. Haechan seperti selayaknya seorang kakak padahal yang seharusnya berperan sebagai kakak disini adalah Jeno. 

Haechan yang dulu dengan Haechan yang sekarang sangat jauh berbeda. Haechan berubah semenjak kejadian satu tahun yang lalu. Dia menjadi sangat membatasi diri, harusnya Jeno menyalahkan dirinya atas semuanya itu.

Dalam diam Jeno mendoakan kebahagiaan untuk Haechan.

"Semoga saja hubungan antara kau dan Renjun bisa menjadi hubungan yang lebih serius bukan hubungan kontrak perjanjian bodoh ini, Haechan. Akhiri bayangan rasa takutmu yang mungkin tidak akan terjadi. Karna yang seharusnya takut itu aku, bukan kau."

Hitam Di Atas Putih [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang