63. LØNELINESS (Reformatory) #ChënChen Ⅰ

313 23 5
                                    

Request by Daejong21_

❥❥❥


“Aaaaakkhhhhh! Tidaaak! Menyingkir lah darikuuu!”

“Aaaakkhh! Jangan, jangan mendekatiku!”

Anak-anak panti asuhan yang kesemuanya dibawah usia 14 tahunan itu berlari ke arah koridor depan demi menghindari ku yang sedang menunjukkan seekor tikus mati pada mereka.

Aku tidak pernah tahu mengapa mereka selalu menghindar dan mengatakan hal-hal tidak masuk akal tentangku kepada para suster, tapi yang jelas sepertinya mereka tidak menyukai keberadaanku dan bersekongkol untuk menyingkirkanku dari sini.

Tepat beberapa menit setelah keributan tadi, seorang suster berseragam ala biarawati datang menghampiriku dengan sebuah kotak susu cokelat ditangannya, dia mengajakku bicara berdua di teras belakang panti setelah mengusir anak-anak itu pergi.

Tidak semua suster di sini sepertinya.

Sambil meminum susu pemberiannya, suster yang selalu berwajah masam itu meminta paksa tikus milikku dan melemparnya ke kolam ikan lele di samping kami, seketika tikus tersebut habis dikerubungi oleh ikan-ikan tersebut, bau amis dan darah kental tergenang di atas permukaan air kolam yang keruh.

“Dari mana kau mendapatkan tikus mati itu?” tanya suster dengan suara tenang.

Aku tidak berani menatap matanya. “Temanku yang memberikannya padaku sebagai hadiah ulang tahun,” jawabku.

“Temanmu?”

Aku mengangguk.

“Teman yang mana?” tanyanya lagi. “Semua anak-anak panti lainnya menghindarimu.”

Aku berhenti menyesap susu cokelat itu. Aku mendongak ke arah suster dan berkata, “Dia temanku yang sangat mirip denganku, dia selalu ada bersamaku.”

Sejak usia enam tahun, aku sudah tinggal di panti asuhan ini. Katanya kedua orang tua dan kakak laki-lakiku mati pada sebuah tragedi pembunuhan berantai, aku adalah satu-satunya korban selamat, sayangnya anggota keluargaku baik dari pihak ibu atau pun ayah tidak ada satu pun yang sudi menampung, jadilah mereka membuangku ke panti asuhan di tengah pulau terpencil ini.

Tapi masalah lainnya, aku tidak memiliki teman, rasanya tidak ada yang mau berteman dengan anak sepertiku. Mereka semua menyebutku anak pembawa sial, anak setan, dan kata-kata jahat lainnya yang membuatku lebih baik mengasingkan diri dan menghindari mereka.

Hatiku mungkin sakit akibat penolakan itu, tapi sekarang aku sudah memiliki teman yang baik. Dia berkata tidak akan meninggalkanku.

Suster tersebut berdiri. “Entah teman atau siapa pun itu, jangan pernah melakukan hal-hal yang dapat membahayakan orang lain dan jangan pernah menakut-nakuti teman-temanmu. Bersihkanlah wajar seperti anak-anak pada umumnya, jika suster Anna tahu kau kembali berulah dia pasti akan langsung memasukkanmu ke dalam ruangan gelap itu lagi, Jongdae.”

Setelah mengatakan hal tersebut, suster itu —suster Bella— meninggalkanku seorang diri dengan susu cokelat pemberiannya yang telah habis.

Aku meremas kotak kosong tersebut. Ruangan itu, ruangan yang dimaksud adalah ruangan isolasi bagi anak-anak panti yang nakal.

Di sini tidak ada anak yang pernah masuk ke ruangan itu kecuali aku. Namun suatu hari suster Bella menceritakan sesuatu kepadaku, tentang seorang anak yang dulu pernah masuk ke ruangan itu jauh sebelum kedatanganku di pantai.

Aku jadi ... ingin bertemu dengannya dan mengajaknya berteman, tapi pasti dia sekarang sudah dewasa?

Hari beranjak petang dengan awan kelabu yang membuat suasana semakin terasa dingin, sangat disayangkan meski pun panti kebanyakan dihuni oleh anak-anak namun akses listrik di tempat itu masih sangat terbatas, lagipula apa yang bisa aku harapkan dari pemukiman di tengah pulau terpencil?

REVERSE HAREM (EXO CHEN UKE) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang