El terbangun seketika mendapati kembarannya mengingau "Ev... Ev... Bangun ev..." ucap el membangunkan ev sembari menepuk pipinya.
"TIDAK!!" teriak ev yang terbangun seketika
"Adek... Adek pergi el, adek tinggalin kita" rancau ev sembari terburu buru bangun dari tidurnya
"Ayo el kita ke rumah sakit sekarang" ajak ev
"Ev... Lihat el sini, ev istirahat lagi ya... Adek baik baik aja, ini masih jam 03.00 pagi, ev istirahat dulu nanti pagi kita berangkat okay" ucap el sembari memeluknya guna menenangkannya.
Di lain tempat aarav terbagun ketika mendengar suara teriakan, ia tau itu suaranya evano, aarav langsung terbangun lalu menghampiri kamar sikembar.
Ia membuka pintunya tanpa mengetuknya terlebih dahulu, ketika pintu terbuka ia melihat el yang sedang menenangkan kembarannya itu.
"El... Ada apa dengan ev, kenapa dia berteriak" tanya aarav sembari menghampiri mereka tapi di acuhkan oleh el yang sibuk membaringkan kembarannya lalu mengelap keringat yang membasahi wajah kembaranya itu lalu membelai pelan kepala ev agar ev dapat tertidur kembali.
"Keluarlah, anda tidak dibutuhkan disini, puas kan anda membuat ev seperti ini!" desis el yang tidak menyukai kehadiran kakaknya.
El langsung mengunci pintu kamar nya ketika aarav sudah meninggal kan mereka.
Pagi ini mereka berdua sudah rapih el yang terbangun melihat kembarannya sudah bangun langsung mengajaknya membersihkan diri walau kembaran nya tidak meresponnya.
Kini mereka sudah berada di ruang makan menunggu bibi membuat teh hangat berserta sarapan untuk mereka.
El melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.30 itu tandanya sebentar lagi semua saudaranya menyusul keruang makan dan benar saja tak lama mereka semua sudah berkumpul di meja makan.
"Ev... Makan dulu ya, liat bibi sudah memasak makanan kesukaan ev" ucap el
"Den ini nasi gorengnya sama teh hangatnya den" ucap bibi yang membawa sepiring nasi goreng berserta teh hanget.
"Minum dulu teh nya mumpung masih hangat" ucap el sembari membantu ev meminum walau tak di respon tapi ev tetap meminumnya dengan pandangan kosongnya.
"Sekarang makan ya, el suapin ya" ucap el sembari mengambil sesendok nasi goreng tapi ev tidak mau memakan nya dia hanya diam seperti orang yang kehilangan jiwanya.
El terus membujuk nya sampai ev mau memakan sesuap nasi goreng nya, tapi tak lama hape el berbunyi adanya panggilan masuk, el melihat panggilan dari siapa lalu mengangkatnya.
"Halo, xand ada apa,tumben" ucap el sembari menyuapi kembaran nya.
"Bisa kita bertemu di rumah sakit, aku ingin membicarakan soal pendonor" jawab xander pelan.
"Maksudny gimana, apa yang terjadi" tanya el.
"Dia sudah pergi tadi, dia meninggal kan ku, sebelumnya dia berpesan ingin menjadi pendonor el, hiks..." jawab xander sembari menangis.
"Tunggu di sana, aku akan menyusul" ucap el lalu mematikan sambungan teleponnya.
"Ev.. Ayo abisin makannya abis itu kita berangkat menemui pendonor" ucap el.
"Ayo berangkat sekarang el, adek pasti sudah menunggu" jawab ev yang merespon nya sembari bangun dari tempat duduknya.
Tapi ditahan oleh el "Habisin dulu makannya" ucap el tapi malah membuat ev menangis
"Ga mau, ayo berangkat sekarang" jawab ev
"Ok kita berangkat tapi makanannya di bawa ya lanjutin makannya di sana kalau tidak kita tidak jadi berangkat" ucap el lalu ev hanya menganggukan kepalanya.
"Bi tolong nasi gorengnya di masukin ke kotak makan, mau di bawa" ucap el sembari memberikan piring makananya
"Ev tunggu disini el ambil barang barang dulu dikamar" ucap el langsung ke kamar mengambil barang barang nya.
"Ayo ev kita berangkat" ucap el sembari membawa ev kemobil lalu menyalahkan mesin mobilnya
"Den ini bekalnya, bibi bikinin dua buat kalian" ucap bibi menyerahkan kotak bekal nya
"Terimakasih bi, kita berangkat dulu" ucap el
Mereka semua penasaran ketika tadi el membahas soal pendonor, akhirnya mereka diam diam mengikuti el dari belakang, kini mereka pun sampai di rumah sakit, mereka melihat el dan ev menuju rumah sakit lalu membuntutinya.
"Liam... Sejak kapan disini" taya el yang baru sampai melihat ada liam seorang diri.
"Dari semalam kak, semalam perasaanku ga enak jadi aku kesini, tadi subuh aciel kejang kejang kak sempat henti jantung jantung juga untung aku lihat langsung buru buru cari dokter" ucap liam
"APA... Terus adek gimana sekarang" respon ev
"Tenang kak ev, aciel baik baik saja, aciel anak yang kuat dia ga akan ninggalin kita" ucap liam sembari memberikan pelukan kepada ev guna menenangkannya.
"Liam, titip ev dulu ya, el ada mau ketemu orang dulu disini ga lama" ucap el
"Ev jangan kemana mana okay terus makan nya dilanjut disini ya, pokoknya harus habis makananya" ujar el lalu dia menuju kantin menemui teman nya yang sudah menunggu nya.
Ketika el sudah pergi, mereka keluar dari persembunyiannya lalu menghampiri mereka, liam yang melihat mereka "Mau apa kalian kesini" ucap liam dengan sinis.
Mereka yang di tanya terdiam hingga tak sengaja brian melirik ke arah kaca ICU netranya membola ketika melihat aciel kejang kecang "Cepat panggil dokter, aciel kejang kejang" ucap brian yang terlihat panik sambil menunjuk ke arah kaca ICU.
Ev yang mendengar aciel kejang kejang langsung menghentikan makannya lalu segera masuk ke ruang ICU, sedangkan liam pergi mencari perawat.
TBC
-Hoshi-
KAMU SEDANG MEMBACA
뭐라고요
Short Story"Kapan mereka bisa menerima diriku?" "Hiks... Hiks... Hiks... "Tapi adek gimana, aku ga mau kehilangan adek" "Kalian ga lupa kan dia itu pembawa sial di rumah ini" "Jangan lupakan atas apa yang di lakukan anak itu, seharusnya semenjak orang tua kit...