Aciel melangkahkan kaki nya dengan cepat agar ia cepat sampai di kamarnya, sedari tadi ia sudah merasakan jantungnya yang berulah kembali
Dengan terburu buru ia meninggalkan mereka di ruang makan dengan beralasan jika ia akan pergi mandi, karna ia tidak mau membuat kedua kakaknya kuatir akan kesehatannya yang semakin hari menurun.
Mencoba memejamkan matanya demi menetralkan detak jantung yang berdetak kencang serta nafasnya ya tak beraturan sambil mengurut pelan di bagian dadanya yang terasa nyeri, tanpa dia sadari salah satu kakaknya menghampirinya sedangkan kakak nya masih belum sadar jika ia sedang kesakitan karna posisi duduk aciel yang membelakangin pintu.
"Adek ini kak el bawain buah titipan dari bibi" ucap el yang masih memegang mangkuk berisikan buah, el yang merasakan tidak ada respon dari aciel langsung menghampiri nya.
El terkejut ketika melihat aciel yang menahan sakit juga wajahnya yang terlihat pucat serta bajunya yang sudah basah akibat keringat, el buru buru menaruh mangkuknya di atas meja belajarnya lalu keluar kamar memanggil kembarannya meminta tolong untuk di buatkan teh hangat.
"Adek kenapa ga bilang kakak kalau sakitnya kambuh" ucap el sembari melepaskan baju aciel lalu mengelap badannya aciel yang sudah basah dengan keringat lalu ia memakaikan baju yang baru serta membalurkan minyak angin di daerahnya dadanya dan mengurut pelan guna meredakan sakitnya.
Ev yang masuk dengan membawa segelas teh hangat terkejut melihat aciel dengan wajahnya yang pucat.
"El, adek kenapa begini? Tanya ev lalu membantu aciel meminum teh hangatnya.
"Kita kerumah sakit aja ya ciel" ujar liam
"Bian panasin mobil ya, kita kerumah sakit" ucap bian sambil mengambil kunci mobilnya.
"Gak usah kerumah sakit, ini udah mendingan kok, kalian jangan kuatir ya" cicit aciel lemah sembari meminum tehnya perlahan.
Dirasa sakitnya sudah redah ia pun bangun dari tidurnya "Adek mau kemana" taya ev yang sendari tadi mengelap keringat yang terus membasahi wajahnya.
"Adek mau mandi, belum mandi dari tadi" ucap aciel mencoba bangun dari tidurnya
"Adek jangan mandi dulu, di washlap aja ya" ucap el yang keluar dari kamar mandi dengan sebaskom air hangat beserta handuk kecil.
Ev membantu aciel membuka pakaiannya lalu mengambil pakai baru, sedangkan el membasuh badan aciel dengan air hangat lalu membalurinya dengan minyak agar badannya hangat serta memakaikan pakain baru.
"Kalian jagain aciel dulu ya, kita mau kebawah" ucap el yang menaruh baskom bekas washlap tadi di kamar mandi lalu turun kebawah bersama kembaran yang membawa gelas kosong.
Terlihat ruang makan sudah lengkap semua abang dan adek nya el hanya mengabaikan mereka yang sedang makan.
"Bi, kita makan di kamar aja tolong bawain buat liam sama bian juga ya, makanan untuk aciel el aja yang bawa" ucap el sembari meminta bibi menyiapkan makanan untuk aciel, sedangkan ev membuat teh hangat lagi.
"Sejak kapan kalian jadi babunya dia, makan dikamar, apa apa di sediakan, kalian ga lupa kan dia itu pembawa sial di rumah ini" ucap arsen yang tak suka melihat adek kembarannya ini peduli dengan aciel, karna arsen sangat membenci aciel yang menyebabkan kedua orangtua nya meninggal.
TBC
-Hoshi-
KAMU SEDANG MEMBACA
뭐라고요
Short Story"Kapan mereka bisa menerima diriku?" "Hiks... Hiks... Hiks... "Tapi adek gimana, aku ga mau kehilangan adek" "Kalian ga lupa kan dia itu pembawa sial di rumah ini" "Jangan lupakan atas apa yang di lakukan anak itu, seharusnya semenjak orang tua kit...