Chapter 19

3.3K 379 51
                                    

Sepulang dari kantor nya arya segera menuju kerumahnya. Dan ketika tiba di kediaman wicaksana, pria tampan itu segera mencari sang isteri-puteri.

"Mba.." teriak arya setelah memasuki kamar utama dan tak mendapati putri disana.

"Iya pak?" Jawab salah seorang assisten rumah tangganya.

"Ibu kemana? Tas nya udah dikamar saya lihat?" Tanya arya. Ia memang sudah mendapat kabar juga dari putri yang mengatakan dirinya telah tiba dirumah tadi sore.

"Ibu di halaman belakang pak." Jawab wanita paruh baya itu lagi.

Arya menganggukkan kepalanya, sambil berjalan ke halaman belakang arya terlihat melepaskan dasi yang masib melekat di lehernya.

Setibanya dihalaman belakang, arya bisa melihat putri yang tengah termenung seorang diri dengan wajah sendunya. Entah apa yang tengah dipikirkan isterinya itu, namun melihat wajah sendu putri entah mengapa membuat arya merasa bersalah karena telah mengkhianati sang isteri.

Perlahan kaki arya mulai melangkah mendekati putri, ia memeluk tubuh sang isteri dari belakang dan mencium puncak kepala putri.

"Ko melamun?" Tanya arya. Putri jelas terkejut, pikiran dan raga nya memang sedang tidak singkron, karena pikirannya masih melayang pada kejadian di bali. Kejadiaan yang membuat putri merasa bersalah yang sangat besar pada arya.

"Hmm kamu udh pulang sayang." Tanya putri yang jelas sekali ingin berbasa basi.

"Ada apa?" Tanya arya. Ia jadi takut melihat perubahan putri ini, ia takut putri mulai mencium perselingkuhannya.

"Engga apa apa, cuma masih capek aja." Jawab wanita itu lagi yang mulai berusaha tersenyum.

Ia berdiri dari bangku kayunya dan berdiri menghadap arya sang suami.senyuman arya membuat hati putri seolah tercubit, ia pun tak bisa menahan dirinya untuk tak menangis.

Ia memeluk tubuh arya dan menumpahkan tangisannya di bahu sang suami.

"Ada apa?" Tanya arya yang semakin bingung saja ketika putri memeluk tubuhnya dengan erat.

"Engga ya, aku cuma kangen aja sama kamu." Jawab putri di sela isakannya dan semakin mempererat pelukannya

Hah..! Rasanya berat sekali.

Di satu sisi arya telah terperangkap dengan cinta manda, namun di sisi lain ada isteri yang sebenarnya sangat baik seperti putri yang harus arya khianati.

"Kamu udah makan?" Tanya putri akhirnya mengurai pelukan keduanya.

"Belum." Jawab arya menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah kita makan ya." Ajak putri lalu menggandeng tangan suami menuju ruang makan.

Keduanya mulai menyantap makanan yang telah tersedia diatas meja. Walau raga keduanya ada di tempat yang sama namun tetap saja pikiran mereka entah melalang buana kemana.
Mereka memiliki pikiran yang jelas berbeda, namun menimbulkan efek yang sama yaitu rasa bersalah pada pasangan masing-masing.

Arya cukup heran setelah kepulangan putri hari ini isterinya itu seakan terus ingin menempel padanya, bahkan karena itu arya tidak bisa mengirimkan chat pada manda. padahal ia sudah sangat merindukan manda.

Jahat bukan? Sedang saat ini dalam pelukannya ada sang isteri, arya justru memikirkan wanita lainnya.

Arya megintip sedikit ke arah putri yang sedari tadi memeluk tubuhnya. Melihat nafasnya yang mulai beraturan membuat arya yakin bahwa putri telah tidur.

Perlahan ia melepaskan pelukan putri, dengan sangat hati-hati arya turun dari atas ranjangnya dan berjalan mengendap endap menuju ruangan yang berada di samping kamarnya dimana ruangan itu adalah ruang kerja pribadinya.

Hidden Love (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang