Di sebuah kamar terdapat seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya. Tidak merasa terusik dengan suara musik yang benar-benar menggema di dalam rumahnya.
Dia membalikkan badannya dan kembali menyelami alam mimpi.
Sampai sebuah suara gebrakan yang cukup keras membuat si empu yang tertidur pulas terkejut dan langsung mendudukkan dirinya di ranjang.
Brak!!!!
"Heh!! Anak gadis apa kamu, jam segini masih aja tidur? Coba liat jam berapa ini?"
Sedangkan yang di tanya hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan sesekali menggeliat.
"Zey bangunnn.... Yaampun!! Punya anak kok kayak kebooo sihhh. Zey ini udah jam 9 bangun ngapa! " ucap mama zey.
"Iya mah." jawab zey sekenanya.
"Iya doang tapi gak turun juga dari kasur!! Liat tu anak tetangga jam segini aja dia dah siap beres- beres rumah, kamu jam segini masih molor. " ucap mama zey ngegas.
Zey langsung bangkit dari tempat tidur. Dia tidak ingin mamanya ini berubah jadi singa lagi untuk memberantas nya.
Sudah biasa bagi dia, setiap hari minggu selalu kena siraman manja dari mulut mamanya itu. Dan mamanya tau kelemahan seorang zey.
Dirinya paling tidak suka dibanding-bandingkan dengan anak tetangga atau dengan siapa pun.
Dia berjalan mengambil handuk dan sesekali menyambung lirik lagu dangdut yang diputar orangtuanya setiap hari libur.
"Hanya dia......dia dia dia dia dia dia dia hanya dia.. " nyanyinya sambil membuat wajah menjengkelkan, menunjuk wajah garang ibunya.
Belum sempat menyambung liriknya lagi ibunya sudah mengacungkan sapu lidi kedepan zey.
Alhasil membuat gadis itu lari terbirit- birit menuju kamar mandi.
Setelah selesai dengan ritual mandinya, dia menghampiri sang ayah yang berada di samping rumahnya. Sambil sesekali berjoget ria memaju mundurkan badannya.
"Yah.. Lagi ngapain?" tanya zey.
"Nggak liat ayah lagi mangkas rumput? " bukan! Bukan sang ayah yang menjawab melainkan sang ibu yang keluar menuju dua manusia di depannya sambil menyodorkan dua gelas susu di atas talam.
Tanpa basa basi zey langsung mengambil segelas untuk dia minum.
"Zey ayah mau minta tolong nih sama kamu.." ucap ayah zey.
Zey langsung meletakkan kembali gelas yang sudah kosong.
"Mama kamu pinggangnya lagi kumat jadi hari ini kamu yang belanja ke supermarket ya. " ucap ayah zey sambil membenarkan kaca mata yang mulai merosot.
"Nggak usah bantah! Ini juga hukuman kamu karna udah buat mama jengkel! " sambung mama zey.
Zey adalah anak tunggal dari ayah Alan dan mama Wina. Mereka itu keluarga yang cukup sederhana dan harmonis. Zey yang selalu bertingkah absurd tapi berbeda ketika marah. Mamanya yang selalu emosian kecuali sama pawangnya, yaps ayah alan. Dan si ayah yang selalu mengerti keadaan putri semata wayangnya.
"Jangan Keras-keras sama anak, nanti dia nggak pulang kayak kemarin kamu yang kalang kabut. " kata Alan mencoba menegaskan istrinya.
"Tuh dengerin kata ayah." sambung zey.
"Yauda sini uangnya biar zey yang belanja. "
Wina mengeluarkan 3 lembar uang berwarna merah dan selembar catatan yang akan zey beli.
"Sisa duitnya buat Zey ya mah! Buat beli es krim. " kata Zey sambil lari dengan kencang takut mamanya semakin mengamuk disana.
Nampak dari beberapa meter dia berlari dan melirik kebelakang,terlihat ayahnya yang sedang berusaha untuk menenangkan istrinya yang sedang mencak-mencak akibat ulahnya.
Padahal dia kan hanya bercanda hihihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zey story(transmigration)
Teen FictionFOLLOW AKUN AUTHOR DULU YA SEBELUM BACA CERITANYA!! Awal cerita ini mungkin ngebosenin, tapi coba deh baca 10 bab aja emmm kalo ketagihan lanjut, kalo nggak boleh pamit.. Kehidupan seorang zey berubah ketika dirinya menyadari bahwa dia mengalami s...