Bab 2

553 22 0
                                    

Zey mulai menapakkan kakinya di supermarket sambil menyanyikan lagu dangdut yang biasa ayahnya putar.

Entahlah, gadis berusia 22 tahun itu sedikit berbeda dari gadis lainnya. Biasanya gadis lain menyukai lagu-lagu dj atau lagu pop atau yang biasa kpop.

Tapi zey sedari kecil sudah biasa mendengarkan lagu bergenre dangdut itu dari ayahnya. Bukan dia tak menyukai musik lain, dia menyukai nya hanya saja sudah terbiasa dengan musik dangdut.

Tangannya dengan lihai memasukkan barang yang sudah ditulis oleh ibunya ke keranjang belanjaan.

Setelah mendapatkan semua barang yang ditulis ibunya, dia segera menuju ke kasir.

"Semuanya 289.500 kak. Ada lagi kak? " tanya si kasir.

Tanpa menjawab pertanyaan mbak kasir zey mengambil es krim yang ada di freezer dan menyerahkan ke kasir.

"Udah kak ini aja? "

"Iya."

Setelah selesai berbelanja zey memutuskan untuk pulang.

Berjalan kaki sambil makan es krim di tangannya, sesekali menyapa orang yang di kenalnya di jalan.

Langkah nya terhenti ketika dia merasa melihat sesuatu.

"Eh itu kan Dika? Ngapain dia disitu?" gumam zey.

Dia tersenyum lebar dan merapikan rambutnya kemudian membenahi pakaiannya untuk menghampiri pria yang ada di depan toko bunga. Dia penasaran, kenapa pacarnya ada di daerah sekitar rumahnya.

Tapi lagi-lagi langkahnya harus terhenti. Di depan sana, Dika pacar zey sedang melambaikan tangan pada seorang perempuan. Sangat cantik dan menarik.

Dika tersenyum manis melihat perempuan itu membalas lambaian tangannya.

Runtuh sudah senyum yang zey pertahankan sejak tadi melihat Dika.

Dengan langkah lebar dan tergesa-gesa sambil mengepalkan kedua tangan yang berisi belanjaan berjalan menuju Dika.

"Dika! " panggil zey dengan sedikit ngegas.

Dika terkejut setelah tau siapa yang memanggil namanya.

"Dia siapa? " tanya zey dengan tatapan ingin tahu.

"Kok kamu ada disini? " bukannya menjawab pertanyaan zey, dia malah bertanya balik.

"Gue tanya sekali lagi! Dia siapa? " kali ini zey benar-benar meninggikan suaranya.

Sampai beberapa orang melirik ke arah mereka.

Msih belum menjawab Dika malah kembali bertanya.

"Kok kamu nggak kerja? " tanya Dika berusaha menetralkan rasa takutnya.

Dia sangat tau betul bagaimana gadis yang didepannya ini kalau marah.

"Lo lupa kalok ini hari minggu? Lo kan tau gue libur hari minggu. " balas zey dengan malas.

"Ini siapa sih Dik? " tanya gadis di samping Dika sambil meneliti zey dari atas sampai bawah.

Oke Zey akui, dia tidak secantik perempuan dedepan nya ini. Jika kalian pikir Zey cantik kalian salah. Zey tidak cantik tapi dia manis. Wajahnya seperti cewek pada umumnya. Tidak ada yang spesial dari wajah Zey.

"Jadi ini alasan lo kenapa nggak balas chat gue dari semalem? " tanya Zey pada Dika.

Memang Zey berniat untuk bertemu Dika hari ini tapi cowok itu tidak kunjung membalas chatnya hampir semaleman.

"Zey aku bisa jelasin sama kamu, ini.. , i-ini.. " jawaban Dika menggantung karena gadis di sampingnya sudah menjawab pertanyaan Zey.

"Gue pacar Dika! Kenapa? Lo siapanya Dika? " ucap gadis itu dengan tatapan remeh ke arah Zey.

Dika sangat panik sekarang. Astaga ini sama saja dia cari mati sama Zey.

"Gue juga pacarnya Dika, asal lo tau! " kali ini zey benar-benar tidak santai.

Perempuan didepannya malah tertawa terbahak-bahak.

"Apa? Gue nggak salah denger? Lo bilang apa? Pacar? Hahahah lo yakin? " masih dengan tatapan mengejek.

"Mana mau Dika sama cewek modelan kayak lo! "

Ah sudahlah Dika tidak bisa menghindar lagi. Mau tidak mau dia harus menghadapi gadis didepannya ini yang menjabat sebagai pacar pertamanya.

Zey story(transmigration) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang