Bab 5

510 15 0
                                    

Zey mondar-mandir di depan ranjang yang berukuran luas itu, sambil menggigit kuku jarinya.

"Apa yang harus gue lakuin disini? " ucapnya sambil mendudukkan dirinya di ranjang dan mengacak-acak rambutnya.

Penampilannya saat ini lebih cocok disebut orang gila. Bagaimana tidak, rambut kusut yang tadinya kusut jadi makin kusut akibat ulah tangan nakalnya.

"Ih kalok gue disini itu artinya gue harus sekolah lagi dong.... Nggak mau!!!." ucapnya frustasi.

"Gue kan udah tamat empat tahun yang lalu masa iya sih gue sekolah lagi.. " sambungnya.

Jika kalian berpikir bahwa Zey adalah gadis yang pintar kalian salah lagi guys. Kapasitas otaknya seorang Zey itu sama seperti anak sekolahan lainnya. Bahkan dulu disekolahnya dia sangat jarang mengerjakan prnya.

Dia lebih sering mencontek milik teman sebangku nya yang menduduki peringkat pertama.

"Mana ni anak punya banyak masalah lagi di sekolahnya! Bakal nggak tenang ni gue di sekolah." ucapnya frustasi.

"Lo kemana si Flo!... Lo harus balik ketubuh lo dan gue bakal pergi ke tempat seharusnya. "

Pasrah sudah Zey saat ini. Dia melamun diatas ranjangnya. Bahkan dia harus sadar sekarang namanya juga bukan Zey lagi tapi Flo. Flora Daresta.  Yang di kenal sebagai makhluk paling dihindari di sekolah SMA STAR HIGH SCHOOL atau sering disingkat SHS.

Dirinya yang sering dapat julukan queen bully dan selalu mengklaim salah satu pria di sana adalah miliknya.

Sekarang pun orang akan mengenalinya sebagai Flo bukan Zey. Mau tidak mau dia harus memerankan dirinya sebagai Flo bukan Zey. Tidak, dia tidak akan bersikap seperti Flo yang sebelumnya. Sifatnya itu memang sudah begitu, tapi Zey memiliki sifat yang berbeda. Meskipun dia jahat, tapi itu hanya berlaku teruntuk orang yang pantas menerimanya. Seperti Dika dan Vina.

Dia mendesah lelah, teringat dengan kedua orang tuanya. Pasti orangtuanya tengah bersedih menangisi kepergiannya.

Lamunannya langsung buyar ketika mendengar suara ketukkan pintu. Flo alias Zey bergegas menuju pintu dan membukanya.

Dia menyembulkan sedikit kepalanya guna melihat siapa yang mengetuk pintu.

Di depannya berdiri seorang wanita paruh baya tersenyum ramah. Tapi sedetik kemudian senyum ramah itu luntur bergantikan dengan ekspresi terkejut dan panik.

Gimana tidak panik, orang yang kepalanya menyembul sedikit itu punya rambut yang acak-acakan seperti orang gila.

Wanita itu takut kalau nonanya depresi lagi.

Dia beranjak pergi bergegas meninggalkan gadis yang terdiam bingung diambang pintu kamarnya.

"Itu bibinya Flo kenapa sih? Kayak liat hantu aja! " ucapnya sambil masuk kedalam dan menutup pintu kamarnya kembali.

"Mandi ah gerah banget. " kata Flo.

Jadi mulai sekarang dia bukan lagi Zeyvani melainkan Flora Daresta

Seperti biasa setelah selesai dengan ritual mandinya kini Flo berdiri didepan lemari pakaian berukuran jumbo.

Bingung ingin mengenakan pakaian apa. Karna didepannya menampilkan pakaian kurang bahan dan lebih cocok untuk anak kecil.

Flo berjongkok untuk mencari sesuatu yang layak untuk dipakai.

"Dasar Flo! Gue kira otak lo doang yang kurang, ternyata pakaian lo juga kurang,"

"Kurang bahan. " lanjutnya lagi.

Setelah ber menit-menit akhirnya dia menemukan sesuatu yang pantas untuk dikenakannya. Dirasa sudah cocok Flo menuju meja rias yang ada di sebelah nakas tempat tidurnya.

Memoleskan sedikit lipbalm dan memakai bedak tipis-tipis.

"Astaga Flo lo cantik banget! Kenapa sih muka mulus lo ini harus lo tutup pakek makeup setebel buku paket matematika? Goblok lo Flo! " katanya menunjuk bayangannya sendiri di depan cermin.

Flo beralih mencari benda pipih yang tersimpan di dalam laci.

Jika di tanya tau dari mana, tentu saja dari ingatan yang Flo Terima.

Dia mulai membuka kunci hpnya yang bermerk apel di gigit dengan sidik jari.

Tentu saja terbuka.

Flo mengutak-atik HP tersebut. Dia membuka galeri lebih dulu. Betapa memalukannya melihat isi dari galeri milik Flo. Foto dirinya tidak banyak, tetapi yang bikin dia risih adalah foto pria yang ada di dalam sana. Sangat banyak, bahkan hampir semuanya itu foto pria tersebut yang diambil secara candid.

Tanpa basa-basi Flo langsung mendellete semua foto yang ada di galeri hpnya. Dia membuka beberapa aplikasi lain. Kini tangannya membuka aplikasi berwarna hijau berlogo telepon.

Betapa terkejutnya dia melihat semua chat panjang yang dikirim Flo yang tidak pernah di balas oleh pria itu.

"Flora goblok!. Udah tau tu cowok gak mau sama lo tapi masih aja lo deketin. Gak malu apa dikatain ulet gatel! "

"Lo juga ya gak usah sok kegantengan jadi cowok, tampang kek topeng monyet aja lo belagu!"ucap Flo ngegas sambil mengancungkan jari tengahnya ke sebuah poto profil seorang pria.

Zey story(transmigration) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang