Bab 34

81 4 0
                                    


Byurrrrr

"Uhuk! Uhuk! Uhuk! " Dilla langsung terbatuk-batuk saat air itu masuk ke dalam saluran hidungnya.

Semua orang disana terkejut dengan apa yang di lakukan Flo kepada Dilla.

"Selesai! " ucapnya sambil meletakkan kembali botol minumnya.

~

"Maksud lo apa ngelakuin itu sama Dilla? " ucap David langsung mendorong Flo ke belakang.

"Apa? Gue cuma mau bangunin dia doang kok! Yang penting kan dia udah sadar! " balas Flo, lalu dengan sekuat tenaga ia membalas David dengan mendorongnya kebelakang, hingga tubuh David terjerembab ke bagian depan mobil Cindy.

"Aaahhhhhkkk mobil gueeeeee!" teriak Cindy dengan hebohnya.

Siska yang mendengar teriakan Cindy langsung menutupi kedua telinganya.

"Woi berisik bego! " ucap Siska.

"Flo pelan-pelan dong dorong si beruk, ntar mobil gue lecet gimana? " ucap Cindy yang sudah berada di depan mobilnya dan mengusap bagian yang terkena tubuh David.

"Udah saatnya mobil lo kena servis dan mandi kembang tujuh rupa! Karna udah kena pengikutnya wewe gombel! " balas Flo dengan keras.

"Gak cuma mandi kembang doang Flo, tapi mandi pake air tujuh sumur! " lanjut Siska.

Kemudian ketiga gadis se-geng itu tertawa ngakak tanpa menganggap keberadaan manusia-manusia yang ada di sana.

Wajah David memerah karena ejekan yang di ucapkan oleh Flo dan kedua temannya. Bukan lantaran malu, tapi  karena emosi yang bersarang di benaknya sudah mencapai ubun-ubun lelaki itu.

"Asal lo tau ya! Ratu dugong ini bukan pingsan beneran! Tapi cuma pura-pura! Lo semua aja yang goblok mau di kadalin sama dia! " ucap Flo tepat di depan wajah David.

"Dilla itu gak sejahat lo yang bisa ngelakuin apa aja kalo ada yang lo mau! " balas Adit, kemudian dia membantu Dilla berdiri dengan memapahnya.

"Angga! Sekarang cewe lo lagi luka-luka, dan yang nyakiti dia ada di depan mata lo! Masih mau diem aja? " lanjut Adit, kemudian menatap Angga dengan tajam berharap ada respon dari pria itu.

Namun Angga tidak memperdulikan ucapan Adit dan seakan tuli dengan semua yang terjadi.

Matanya hanya menatap Flo yang saat ini juga menatapnya, tapi Angga tidak melihat lagi tatapan memuja dari gadis itu.
Hanya ada kemarahan dan kebencian yang ada di sorot kedua mata Flo.

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Flo.

Semua orang terkejut dengan kejadian yang sangat cepat itu.

David yang sudah emosi langsung menampar Flo di tempatnya.

"Tai lo! Beraninya sama perempuan doang! " Cindy dengan garang segera menjambak rambut pria itu, dan mendorongnya kebelakang.

Alhasil membuat David terjatuh di atas tanah bersemen itu.

Siska juga tak mau kalah! Dia segera menghampiri David dan memukul hidung pria itu dengan tas nya berkali-kali. Ogah sekali dia menyentuh beruk yang suka menindas temannya itu.

"Mampus lo!" ucap Siska kesal.

"Sis! Udah! " Rizal berusaha menjauhkan Siska dari tubuh David.

Namun gadis itu tidak memperdulikan Rizal dan terus memukul David.

Rizal dengan berani segera mengangkat tubuh Siska dan membawanya pergi dari sana.

Jika dibiarkan David akan babak belur akibat mainan kunci dari bahan besi yang ada di tas Siska.

"Awas! Gue belum puas mukilin dia! " Siska memberontak di gendongan Rizal, yang membuatnya kalang kabut.

Tapi Rizal tidak perduli. Mau tidak mau Siska harus di jauhkan dari David.

Cindy terbengong dengan kelakuan Siska. Baru kali ini Siska begitu marah dan seperti ingin makan orang.

"Gila! Itu Siska apa khodamnya? Serem amat! " ucap Cindy dari samping Flo.

Flo tidak menanggapi temannya itu. Pikirannya melayang saat ia mengingat sewaktu menjadi Zey.
Dulu, tidak ada yang berani memukul atau menamparnya, tapi kini sudah berapa kali dia disakiti oleh orang-orang yang tak menyukainya.

Tanpa disadari, air mata mengalir langsung dari mata Flo. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan laki-laki yang tega memukul perempuan. Bahkan ayahnya dulu tidak pernah memperlakukan ibunya dengan kasar.

Jika dia masih  menjadi Zey, Alan tidak akan membiarkan orang yang sudah menyakiti putrinya itu bebas begitu saja.

Apa dia harus mengadukan semuanya kepada Alan?

"Flo! Lo kenapa? " tanya Cindy panik.
Namun Flo tidak membalas pertanyaan Cindy.

David bangkit dari tempatnya, hidungnya sudah mengeluarkan darah akibat serangan  bertubi-tubi yang diberikan oleh Siska.

Tak jauh dari sana, seorang pria segera menghampiri Flo yang masih menangis.

"Ikut gue! " kata pria itu.Ia segera menarik Flo menjauh dari sana.
Tidak ada perlawanan dari gadis itu sama sekali, hingga membuat Rafka sedikit tenang.

Esta yang baru sampai, segera keluar dari dalam mobilnya.

"Heh itu anak saya mau di bawa kemana? " ucap Esta dengan keras.

Cindy yang melihat kedatangan Esta segera menghampiri nya.

"Tante, gapapa itu temen kita. Flo lagi ada urusan sama dia! " ucap Cindy. Ia mengerti kenapa pria itu membawa Flo menjauh dari sana. Ia yakin pria itu akan menenangkan Flo.

"Kamu yakin? " tanya Esta.

"Yakin tan, yauda yuk kita pulang! " ajak Cindy menarik Esta memasuki mobilnya kembali.

Saat Esta sudah pergi, Cindy segera menghampiri tempat keributan tadi.

"Urusan Flo bakal jadi urusan gue juga! Selama lo semua masih ganggu Flo, lo jadi musuh gue juga! " ucapnya, lalu ia memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan Angga dan teman-temannya.

Aku berkali" publish ini, terus un publish karena banyak banget kata" yang ilang. 🥲

Zey story(transmigration) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang