Bab 15

453 19 0
                                        

Flo menatap papan tulis di depannya. Beberapa saat yang lalu Bu Ika menyuruhnya mengerjakan soal matematika di depan. Tangan kanan Flo memegang spidol tanpa minat.

Dia bingung ingin menuliskan apa, karena dia terlalu bodoh untuk memikirkan nya. Ingatkan Flo bahwa dia memang payah dalam soal pelajaran apapun!

"Flo kenapa kamu tidak menuliskan apapun disana? " tanya bu Ika.

Flo melirik Bu Ika sebentar lalu menatap ke arah teman-temannya.
Cindy dan Siska langsung memalingkan wajah mereka, karena mereka juga tidak tahu jawabannya.

Flo di depan sana berkomat-kamit berharap supaya ada yang membantunya.

Bu Ika menghela napas, dia memang sudah tahu bahwa Flo tidak akan bisa menjawab pertanyaan itu.

"Keluar dari kelas sekarang! " pinta Bu Ika dengan keras.

Dia tidak tau lagi harus sekeras apa mengajar anak muridnya yang satu ini. Flo memang tampak sering memperhatikannya didepan, tapi pelajaran yang dia sampaikan tidak pernah masuk kedalam otak Flo.

Flo memohon untuk tidak dikeluarkan dari kelas. Tapi Bu Ika langsung melotot seakan ingin memakan Flo.

Flo berjalan kearah luar sambil menundukkan kepalanya.

Sesampainya Flo di depan kelas, dia tersenyum sangat lebar seakan dia memenangkan sesuatu.

"Akhirnya bisa bolos!! " ucap gadis itu sedikit pelan dengan berlenggak-lengok setelah melewati pintu depan kelasnya.

Flo berjalan sedikit berlari menuju tempat yang bisa mengisi perut laparnya.

"Buk Lastri! Pesen baksonya satu ya sama es tehnya juga satu! " ucap gadis itu sangat bersemangat melihat aneka jualannya buk lastri.

"Oke neng siap! " balas buk lastri tak kalah semangatnya dengan Flo.

Flo menghentak-hentakkan kedua tangannya ke arah meja sambil menunggu pesanannya.
Mulutnya yang tidak bisa diam itu bersenandung dengan merdu.

"Ni neng pesenannya!" ucap buk lastri sambil menyodorkan semangkuk bakso dan juga teh manis dingin di depan Flo.

"Neng kok bolos kelas sih? Nggak takut dihukum apa? " lanjut buk lastri.

"Santai aja buk. Flo dikeluarin dari kelas tadi, daripada bingung mending ngisi perut Flo yang lagi laper! " balas Flo sambil mengelus perut ratanya.

"Yauda di makan ya neng, buk lastri mau lanjut dulu. "

"Oke buk! "

Flo mengambil suapan pertamanya. Merasakan bakso buatan bu lastri yang enak membuatnya berbinar.

"Emang bakso buk lastri gak ada obat! Enak banget!!! " ucapnya semangat sambil memasukkan suapan berikutnya.

Sebuah tepukan yang lumayan keras mendarat mulus di atas pundaknya. Membuat Flo seketika terbatuk-batuk.

"Uhuk, uhuk, uhuk, "

Flo segera menyambar teh manis dingin dan meminumnya dengan cepat.

Sungguh tidak berotak sekali manusia yang menepuk pundaknya itu. Begitulah kira-kira isi pikiran Flo saat ini.

Ingin sekali dia memaki orang itu tapi dia urungkan setelah melihat siapa yang duduk tepat di depannya.

Pria yang terlambat bersamanya pagi tadi alias orang yang membuat hidupnya berubah drastis dari sebelumnya.

Flo berusaha menerka-nerka kenapa pria galak itu menghampirinya.
Dengan kaku, dia berusaha menyendokkan satu suapan bakso kedalam mulutnya.

Pria didepannya masih menatap Flo dalam diam sambil memperhatikan gadis itu makan.

"Jangan liatin gue kayak gitu anjir, merinding gue! " sudah! Baru begitu saja Flo sudah kehilangan kesabarannya.

Dirinya paling tidak suka menjadi pusat perhatian.
Apalagi dengan wajahnya yang pas-pasan seperti dulu. Itu membuat dirinya sangat tidak nyaman.

"Huh! " Rafka menghela nafasnya sebentar kemudian dia menatap Flo dengan wajah datarnya.

"Lo pernah ketemu gue dimana? " satu pertanyaan terlontar dari mulut Rafka.

"Hah? " Flo bingung pertanyaan macam apa itu.

Rafka itu tidak bodoh! Dia sangat tahu dengan wajah terkejut Flo waktu bertemu dengannya tadi pagi.

Itu sudah membuktikan bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya.

Zey story(transmigration) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang