Siska, Cindy dan juga Flo sekarang sedang berada di kantin. Ingat lah Flo yang sekarang sangat doyan makan. Jadi tidak akan menyia-nyiakan jam istirahatnya.
"Lo berdua tunggu aja disini, biar gue yang pesen. " kata Cindy.
"Eh gue ikut Cindy! Lo gapapa kan sendirian Sis? " tanya Flo.
"Yauda gue tunggu disini biar mejanya gak di ambil orang. " kata Siska.
"Oke! " Flo pergi menyusul Cindy yang mulai berjalan menjauh.
Siska mengeluarkan ponselnya berniat untuk memainkannya sebentar, tapi beberapa suara yang sangat nyaring membuatnya menoleh ke arah sumber suara.
Terlihat olehnya beberapa pria memasuki area kantin, membuat seisi kantin berteriak heboh. Astaga tidak bisakah mereka membiarkan temannya itu tenang.
Jika mereka hanya memasuki kantin saja Siska tidak akan sewot, tapi kini para pria itu sedang menuju kearahnya.
"Siska! Kita numpang duduk disini ya! Soalnya tempat yang lain udah penuh. " ucap salah satu pria.
"Lagian kan kalian cuma bertiga, masih muat banyak banget ini tempat. " ucap salah satunya.
"Emangnya kalok gue gak ngijinin, kalian mau pergi? Gak kan?" balas Siska sewot ke arah Rizal.
Tanpa banyak tanya para pria itu mulai duduk di depan Siska dan jangan lupakan juga seorang gadis yang selalu berada di ketiak para cowok itu.
Kini Siska tidak mau menatap para pria itu dan lebih asik bermain ponselnya.
Flo dari jauh melihat pemandangan didepan sana sangat jengkel.
Ingin sekali dia meludahi satu-satu pria di depan sana tapi dia masih menahannya.
Flo duduk di sebelah Siska lalu di lanjutkan Cindy duduk di samping Flo.
"Nih Sis makanan lo. " kata Flo menahan emosinya.
"Makas...i" ucapan Siska sedikit terhenti. Terkejut dengan makanan yang ada di depan Flo.
"Flo! Lo yakin bisa abisin ini semua? " tanya Siska.
"Kaget kan lo! Gue juga tadi udah bilang kayak gitu sama dia. Tapi dia gak mau denger. " lanjut Cindy lalu memasukkan suapan pertama ke mulutnya.
"Gue sanggup! " kata Flo dengan yakin. Kan yang dia pesan hanya siomay, teh manis, beberapa jajanan kecil, dan juga beberapa telur gulung yang tersedia di dalam mangkuk siomay nya.
Saat Flo ingin memasukkan suapan pertamanya, sebuah suara menghentikan kegiatannya.
"Abis di tolak sama Angga, langsung jadi rakus lo Flo? " tanya Adit.
Beberapa teman Angga juga ikut tertawa dengan ucapan Adit. Astaga manusia yang satu ini mulutnya tidak jauh berbeda dari Rizal.
Flo tidak menggubris ucapan Adit, dia langsung memasukkan suapan pertamanya yang tertunda tadi.
Matanya berbinar merasakan betapa nikmatnya makanan ini.
Tidak perduli dengan sekitar, Flo memakan dengan lahap. Bahkan tingkahnya ini tidak lepas dari mata seorang Angga.
"Kak Flo, enak ya makanannya. " tanya gadis yang berada di tengah-tengah para pria.
"Lo pengen? " tanya Flo di sela-sela mengunyah makanannya.
Dilla mengangguk dengan antusias. Tapi kemudian dia tertunduk takut, karna orang yang di tanya tadi langsung menatap ke arahnya.
"Suruh tu si topeng monyet beli. " ucapnya sambil menunjuk Angga dengan dagunya.
Lalu melanjutkan makannya.
"Eh bisa gak sih lo santay aja ngomongnya! Dilla jadi takut karna lo! " ngegas David yang berada tepat disebelah kiri Dilla.
"Gue nggak apa-apain tu cewek, cuma bilang kalok dia pengen makan ya ngomong sama pangerannya, bukan ngomong sama gue. "
"Kalian bisa gak sih jangan cari masalah disini! Kita disini mau makan bukan mau berantem! Nggak baik berantem di depan makanan! " kata Cindy melotot ke arah David.
Kini mereka diam karna ucapan Cindy. Bahkan mereka sampai lupa pesan makanan karna berusaha membuat gadis yang di depannya ini emosi.
"Zal pesen sana. " ucap David
"Oke! "
Angga yang sedari tadi diam, menatap Flo dengan raut yang sulit untuk di artikan.
"Napa lo liatin gue? Tersepona lo sama gue? " ucap Flo dengan pedenya lalu menyugar rambut pendeknya ke belakang.
Siska dan Cindy benar-benar tidak habis pikir, apa yang ada di otak temannya yang sekarang.
"Kalian mau es krim gak? " tanya Flo pada Siska dan Cindy.
Mereka berdua mengangguk dengan semangat. Lalu Flo pergi ke arah jualan untuk membeli es krim.
Flo menyodorkan dua es krim kepada Siska dan Cindy.
"Flo lo kan gak suka es krim, kok tumben mau es krim? " tanya Siska sambil menyipitkan kedua matanya.
"Ho-oh! Katanya lo takut gendut la makan es krim, lo bilang gak bagus la makan es krim, lo bilang, " ucapan Cindy menggantung karna Flo meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Cindy .
"Badan kerempeng kayak gini emang butuh asupan lebih banyak dari manusia normal. Jadi gak usah heran gue makan banyak. " ucap Flo lalu meninggalkan semua manusia di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zey story(transmigration)
Teen FictionFOLLOW AKUN AUTHOR DULU YA SEBELUM BACA CERITANYA!! Awal cerita ini mungkin ngebosenin, tapi coba deh baca 10 bab aja emmm kalo ketagihan lanjut, kalo nggak boleh pamit.. Kehidupan seorang zey berubah ketika dirinya menyadari bahwa dia mengalami s...