Didalam salah satu ruang rumah sakit terdengar alat pemicu jantung dengan keras berbunyi.
Beberapa orang bahkan meneriakkan nama gadis yang sedang diselamatkan oleh dokter.
Tangisan demi tangisan mulai saling menyahut. Saat dokter dan juga beberapa perawat keluar dari ruangan itu.
"Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun dia sudah kehilangan banyak sekali darah. Dan lukanya cukup dalam. Maaf sekali lagi pasien tidak tertolong. " ucap sang dokter pada kedua orangtua gadis itu.
"Nggak mungkin dok, anak saya itu gadis yang kuat. Dia tidak mungkin meninggal. Dokter bohong kan. Hiks,... Dokter bohong. " ucap Wina sambil memukul lengan sang dokter.
Bahkan beberapa sanak saudaranya juga ikut menangis.
"Mas hiks..anak kita mas, Zey nggak mungkin meninggal. Dia nggak bakal ninggalin kita gitu aja! " masih tidak terima dengan apa yang di alami putrinya, dia beralih memeluk suaminya berusaha menghilangkan rasa sesak di dadanya.
Alan tidak mampu lagi menahan air matanya. Melihat sang istri yang sangat terluka akan kehilangan putri mereka. Dia bahkan tak percaya anaknya akan pergi meninggalkan dunianya.
Sesering apapun Wina memarahi Zey, Alan lah yang selalu melindungi Zey.
"Sudah lah ma.. Biarkan anak kita tenang disana.. Jangan menghambat perjalanannya. " ucap Alan dengan bibir bergetar.
Sungguh sangat sakit melihat perempuan yang sangat dia sayangi menangis hingga tak karuan.
Dari balik tembok rumah sakit terdapat seorang pemuda dengan banyak darah di baju kaos putihnya. Darah itu berasal dari seseorang yang di gendongnya menuju rumah sakit. Benar kata gadis itu,rumah sakit sangat jauh dari tempat itu. Sampai dia terlambat menolong nyawa gadis itu.
Dia menguping segala percakapan kedua orang tua itu.
Sungguh dia merasa sangat bersalah, karna dirinya gadis itu meninggal., karna dia lah yang membuat keluarga gadis itu bersedih.
"Maaf." hanya itu yang keluar dari bibir pemuda tersebut dan berlalu begitu saja dari tempat itu.
^^^
Di sebuah kamar terdapat seorang gadis yang tengah tertidur pulas. Bahkan tidurnya sangat tidak elit.
Kaki sebelah kiri yang hampir jatuh mengenai lantai,Rambut awut-awutan, dengkuran halus yang keluar dari sela bibirnya, dan tangan kanan yang menjulang ke atas bantal tidurnya.
Perlahan dia mulai menggeliat ke kanan dan ke kiri memposisikan tubuhnya. Sedikit demi sedikit dia memposisikan dirinya untuk duduk di tepi ranjang. Bahkan saat ini nyawanya belum terfokus sepenuhnya.
Menggaruk tengkuknya yang gatal dia mulai membuka kedua matanya.
Aneh. Itulah yang ada di pikiran gadis itu saat ini.
"Lah bukannya gue dah meninggoy ya?? " gumamnya pada dirinya sendiri.
"Ini akhirat bukan sih? " tanyanya masih kebingungan sambil memperhatikan sekitar.
Jika dia meninggal bukankah seharusnya dia di akhirat? Jika memang dia tidak meninggal kenapa dia bisa ada disini? Seharusnya kan di rumah sakit. Ini bukan kamarnya.
Nuansa kamar ini sangat berbeda dengan kepunyaannya.
"Hahahah kayaknya gue lagi mimpi deh. " katanya kemudian kembali merapikan bantal untuk tidur kembali.
Saat matanya sudah terpejam dan ingin menyelami alam mimpi dia dikejutkan sesuatu, dia membuka kedua matanya lagi dan menatap kedua tangannya.
"Apa gue seputih ini ya? Perasaan kulit gue sawo mateng kenapa jadi putih gini? Suara gue juga kok jadi lain ya? "
Masih di landa kebingungan tiba-tiba kepalanya menjadi sangat pusing. Ingatan asing mulai memasuki kepalanya.
Dia sampai memukuli kepalanya dengan kedua tangannya guna mengurangi rasa sakit itu, tapi bukannya mereda ingatan itu mulai masuk kembali dengan sangat cepat dan membuatnya semakin pusing.
Dia bahkan berteriak sangat kencang karna sangking sakitnya kepalanya.
Beberapa menit dia membiarkannya, kini rasa sakit dikepalanya mulai mereda. Sekarang dia tau apa yang terjadi kepadanya.
Dia adalah Zey si gadis absurd yang mengalami transmigrasi jiwa ketubuh seorang gadis lain.
Ingin gadis itu menyangkalnya tapi, Dia dihadapkan dengan kenyataan yang sangat pahit.
Disana, didepan sebuah cermin besar menampakkan pantulan seorang gadis yang sangat cantik. Rambut panjang hitam legam yang lurus dan sedikit awut-awutan, wajah dengan pipi chubby, kulit putih bersih, dan juga bibir ranum berwarna merah muda alami.
Zey benar-benar tidak habis pikir, kenapa bisa dia tidak mati dan malah terdampar ke tubuh seorang gadis yang mempunyai beribu masalah dan jelas masalahnya itu lebih rumit dari kehidupannya yang dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zey story(transmigration)
Teen FictionFOLLOW AKUN AUTHOR DULU YA SEBELUM BACA CERITANYA!! Awal cerita ini mungkin ngebosenin, tapi coba deh baca 10 bab aja emmm kalo ketagihan lanjut, kalo nggak boleh pamit.. Kehidupan seorang zey berubah ketika dirinya menyadari bahwa dia mengalami s...