Dika menarik napas dalam kemudian menghebuskannya.
"Dia pacar aku. " jawab dika
"Kenapa? " tanya Zey dengan tenang.
"Kamu bisa liat perbedaan kalian berdua kan? " balas Dika.
Zey sangat sadar, dia dan gadis itu tentu berbeda jauh. Ibaratnya seperti langit dan bumi.
Gadis di depannya ini sangat cantik, memakai dress selutut berwarna merah muda dan sepatu hak tinggi sangat pas di kaki gadis itu, dengan mencepol rambutnya asal sangat cantik. Sedangkan Zey hari ini memakai kaos bergambar keropi dan celana jeans pendek dengan rambut sebahunya yang di gerai, dan jangan lupakan sendal swalow yang melekat di kakinya.
Dika menutup matanya menunggu apa yang akan gadis itu lakukan.
1 detik....
3 detik....
5 detik.....
Tidak terjadi apa-apa. Zey masih menatap Dika dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.
Tapi percayalah dalam hati gadis itu saat ini sedang mengumpati lelaki di depannya ini.
"Gue nggak akan biarin lo putusin gue! " balas Zey dengan marah.
"Karna gue yang bakal mutusin lo! " sambungnya lagi.
Lalu tangan gadis itu masuk ke plastik yang ada di tangannya. Mencari sesuatu, dan dapat. Dia langsung memecahkan telur ke kepala perempuan yang ada di samping pacarnya itu, ralat mantan pacarnya.
Plok!
Dan tanpa aba-aba dia langsung menendang aset berharga milik Dika. Membuat si empunya berteriak kesakitan.
Hingga beberapa orang ada yang meringis melihat seberapa menyakitkan nya itu. Ada juga beberapa pria memegang miliknya sendiri seakan ikut merasakan apa yang di lakukan gadis itu.
Zey meletakkan belanjaan nya kebawah, kemudian mendorong perempuan yang berusaha memapah Dika.
"Aw"
"Vina." panggil Dika pada gadis yang sudah jatuh di sampingnya.
"Dasar cewek sinting lo! " kata Vina menggebu-gebu.
"Lo uda kelewatan Zey! "Sambung Dika.
"Berani lo ngomong sama gue! "
Zey menerjang tubuh Dika yang berusaha menggapai Vina, sambil menahan rasa sesak di dadanya.
Bruk!!
Kini Vina dan Dika sudah ambruk di bawah.
Zey mengambil satu butir telur lagi dari kantong plastik dan melemparkannya ke arah Vina.
"Sesama manusia bangsat kayak lo berdua emang pantes sama-sama! " kemudian dia pergi dari sana. Tak lupa pula dia mengambil belanjaannya kembali. Sangat puas rasanya mempermalukan kedua makhluk itu.
Siapa suruh dia macam-macam sama Zeyvani si manusia absurd.
Setelah membawa pesanan ibunya kerumah, Zey melangkahkan kakinya menuju perkotaan. Berjalan di sepanjang trotoar untuk bergalau ria.
Menertawakan nasib percintaannya yang tak pernah mulus.
Ini adalah kesekian kali hubungannya kandas karna orang ketiga.
Dia tau dia tidak cantik, tapi dia itu manusia, perempuan dan pastinya dia memiliki perasaan. Tidakkah lelaki seharusnya bisa menghargai perasaannya?
"Huh Dikaanjing maruk banget lo sampek-sampek sama satu cewek aja lo nggak bisa setia! " ucapnya emosi sambil menghentak-hentakkan kakinya di trotoar jalan.
"Zey Zey miris banget lo." kata Zey mengejek dirinya sendiri.
"Terluka.. Menangis.. Tapi ku Terima.. Semua keputusan, "
Zey menyanyi di sepanjang trotoar berniat menggalau satu harian.
Tapi niatnya itu harus pupus karna melihat seorang pemuda dengan pandangan kosong menuju jalan raya.
"Ealah tu orang kesurupan apa gimana yak? Pengen mati tu orang? " tanya nya pada diri sendiri.
"Pengen galau satu harian, ada aja yang ganggu. "
Kata Zey menghampiri pemuda yang tak jauh darinya.
"Woy pengen mati lo? " tanya Zey pada pemuda itu.
Bukannya menjawab pemuda itu hanya melirik Zey sekilas dan kembali menatap jalan.
"Jangan mati disini, rumah sakit jauh. " kata Zey mencoba menggagalkan niat pemuda itu.
"Bukan urusan lo! " ucap pemuda itu dingin.
Dia ingin melangkah lagi tapi langsung dicegah oleh Zey.
"Udah gue bilang jangan mati disini, lo nyusain orang aja tau nggak. Lo pikir mati itu enak??" Zey masih mencoba meyakinkan pemuda itu.
Pemuda itu menepis tangan Zey dan melirik Zey tajam.
"Dih ganteng-ganteng galak. "Kata Zey.
"Emangnya amal lo udah banyak makanya pengen mati? " lanjutnya lagi.
Dia tidak menggubris Zey lagi dan berjalan dengan cepat ke arah tengah jalan.
Dan bertepatan saat itu juga sebuah mobil melaju dengan sangat kencang.
Zey kalang kabut dibuatnya, sekuat tenaga dia berlari dan menggapai pemuda itu.
Dia berhasil membawa pemuda itu ke pinggir jalan namun naas dirinya yang malah di tabrak mobil itu.
Tin... Tin...
Brak!! Bruk!!!
Zey berguling beberapa kali di jalan.
Pemuda itu terkejut dan panik, dia menghampiri Zey dengan tangan bergetar. Dia melihat pengendara mobil yang menjauh berusaha melarikan diri.
" kan udah gue bilang jangan mati disini, lo nyu-nyusain orang. " ucapan terakhir Zey sebelum dia menutup matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zey story(transmigration)
Ficção AdolescenteFOLLOW AKUN AUTHOR DULU YA SEBELUM BACA CERITANYA!! Awal cerita ini mungkin ngebosenin, tapi coba deh baca 10 bab aja emmm kalo ketagihan lanjut, kalo nggak boleh pamit.. Kehidupan seorang zey berubah ketika dirinya menyadari bahwa dia mengalami s...