Bab 11

343 12 0
                                    

Flo kini sedang berada di sebuah taman belakang sekolahnya.
Memakan sisa es krim nya dan membuang sticknya asal.

Dia selonjoran di rerumputan dan menjadikan tangannya sebagai penopang duduknya.

"Huh! Lelah banget gue. " ucap Flo sambil memukul ringan kedua kakinya.

Dari arah berlawanan nampak seorang pria sedang berjalan menghampiri nya.
Pria itu mengulas senyum ke arah Flo sebentar lalu ikut duduk di sebelahnya.

"Udah dramanya?" tanya pria tersebut.

Flo tidak menjawab, dia hanya mendengus sambil menatap datar pria itu.

"Gue gak lagi drama njing! Gue udah gak suka sama Angga, jadi ngapain gue harus ber-drama di depan lo semua! " balas Flo.

"Flo Flo! Gue tau sesuka apa lo sama Angga! Dari dulu juga lo udah cinta mati sama dia! " ucap pria tersebut sambil membalas tatapan dari Flo.

"Tapi bagus deh kalau lo gak suka sama Angga lagi, itu artinya gue punya peluang buat dapetin lo! " ucap pria itu dengan percaya diri.

"Wow!!! Tingkat kepedean lo tinggi juga ya Ris! Tapi sorry eneng Flo gak akan suka sama abang Aris!" balas Flo sambil tersenyum mengejek ke arah Aris.

Memang tabiat Aris berbeda dengan kembarannya yaitu Adit. Jika Adit rempong maka Aris kebalikannya.

Di antara lima lelaki yang sering mengganggunya, hanya Aris la yang tidak pernah kasar terhadap gadis itu, karena dia sudah menyukai Flo sejak kelas satu SMA.

Tapi Flo tidak pernah melirik Aris sedikit pun.
Dia hanya fokus mendapatkan cinta dari Angga.

"Meskipun lo belum bisa buka hati buat gue, sampek kapan pun gue gak akan nyerah dapetin lo! " ucap Aris serius menatap wajah terkejut Flo.

Kemudian dia berlalu meninggalkan Flo yang masih terbengong di tempatnya.

"Gila gila!! Ihh tu berondong gemes banget! Jantung gue gak aman nih lama-lama deket dia! " ucapnya menggebu-gebu sambil memegang dadanya.

"Lagian ya ni mulut apa maunya sih? Tinggal bilang iya suka aja susah banget. Heran gue sama Flo! Ada cowok ganteng suka sama dia, eh dianya malah milih topeng monyet! "Ucapnya sebal.

Kring.. Kring...

Bel istirahat sudah berakhir. Flo bangkit dari duduknya dan langsung melenggang pergi menuju kelas.

Sesampainya di kelas Flo langsung duduk di kursinya tepat di sebelah Cindy.

"Lo dari mana, kita tadi nyariin lo tapi gak ketemu! " bisik Cindy di telinga Flo karena di depan sana sudah berdiri guru killer, takut kalau percakapan mereka terdengar oleh guru itu.

"Taman belakang ngobrol sama dedemit ganteng. " balas Flo tak kalah berbisik di telinga Cindy.

Cindy terheran-heran dengan jawaban yang di berikan temannya itu. Apa benar seperti kata Siska kalau Flo itu sudah sedikit miring akibat ditolak cintanya oleh Angga.

Dia tidak ingin ambil pusing, kemudian dia mengeluarkan buku dari dalam tasnya dan mulai belajar.

Bu Ika selaku guru matematika itu menerangkan materi di depan sana dengan sangat keras. Agar seluruh warga yang ada di dalam kelas dapat mengerti materi yang dia sampaikan.

Bahkan kini Flo melipat kedua tangannya di atas meja sembari mendengarkan guru itu mengajar. Beberapa teman sekelas Flo ada yang terang-terangan menatap wajahnya, bahkan memujinya.

Kehidupan seorang Zey benar-benar berubah. Dulu sangat jarang orang memperhatikan nya. Tapi lihatlah sekarang, dirinya sudah menjadi trending topik di sekolah ini. Banyak yang menatap kagum ke arahnya, tak sedikit pula yang menatap takut ke arahnya.

Flo berusaha untuk tidak menanggapi mata-mata yang melirik nya. Sedikit canggung karna menjadi pusat perhatian tapi dia berusaha untuk tidak terlihat aneh.

"Sudah mengerti apa yang saya sampaikan?" tanya bu Ika.

"Sudah bukkkkk..... " jawab serempak semua siswa di kelas XI-IPA 2.

"Lo ngerti Flo? " tanya Siska dari arah belakang.

Flo berbalik menatap Siska kemudian dia tersenyum menampilkan deretan giginya.

"Hehhe enggak. " jawab Flo mengundang tawa kedua temannya.

Astaga mereka kira dengan diamnya Flo yang duduk dengan tenang, dia mengerti materi apa yang di sampaikan di depan. Nyatanya tetap sama. Tetap tidak mengerti juga.

Zey story(transmigration) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang