Wina dan Alan mempersilahkan Flo dan juga Aris untuk masuk ke dalam rumah. Wina segera menuju ke dapur untuk membuatkan mereka berdua teh.
Setelah cukup lama terdiam akhirnya Alan membuka suara lebih dulu.
"Om tidak tau ternyata Zey punya teman yang masih sekolah. " Alan menatap Flo dan Aris bergantian.
Zey menatap ayahnya cukup lama. Dia sangat merindukan ayahnya, sungguh.
Tapi dia tidak mungkin bilang bahwa dia masih hidup."Om sehat-sehat aja kan! Tante Wina juga sehat kan! " tanya Flo yang masih menatap wajah Alan.
"Tentu saja sehat! Meskipun kami sudah kehilangan Zey, yang namanya hidup harus terus berjalan kan? " Alan menanggapi Flo sambil menampilkan senyum lebarnya.
"Lagi pula, Zey tidak mungkin senang jika tante dan om Alan tidak bahagia. " sambung Wina sambil meletakkan teh ke depan Flo dan Aris.
"Aku senang mendengarnya. Kak Zey pasti senang melihat kalian berdua baik-baik aja. " lanjut Flo.
Flo mengambil teh yang sudah di sediakan oleh Wina dan meminumnya.
Dia melirik Aris sebentar yang masih menatapnya dalam diam."Tante, ngomong-ngomong kenapa tadi cowok itu bisa ada di sini? " tanya Flo sambil memalingkan wajahnya dari Aris.
Dia sedikit tidak nyaman di tatap seperti itu oleh Aris.
"Orang gila itu? Udah dari dua hari yang lalu dia datang kemari dan bersikap seperti itu! Tante juga heran kenapa dulu Zey mau sama laki-laki kayak gitu! "Ucap Wina kepada Flo.
Flo meringis mendengar jawaban Wina. Dia tentu saja masih ingat kenapa dulu dia menerima Dika sebagai kekasihnya.
" yang bikin Om heran itu, kenapa dia selalu bilang kalau Zey itu bunuh diri karna dirinya. "Sambung Alan.
Flo juga heran, apa yang sebenarnya yang ada di dalam otaknya Dika sekarang. Ah dia tidak mau ambil pusing.
Mereka lanjut berbicara hal random. Alan juga berusaha mengobrol dengan Aris yang sedikit irit bicara itu.
Sampai-sampai membuat mereka lupa waktu. Berjam-jam sudah berlalu tapi Flo dan Aris tak kunjung ingin pulang.
Dia sangat senang bisa bertemu orang tuanya lagi. Meskipun di dalam raga orang lain, tapi Flo akhirnya bisa bertemu orang tuanya lagi.
"Om, tante. Flo pulang dulu ya. Gak enak nanti di cariin sama mami. " ucap Flo yang ingin pamit pulang kepada Alan dan Wina.
"Iya nak. Sampaikan salam kami pada mami mu ya. Sering-sering main kesini, nanti tante masakin makanan yang enak buat kamu. " balas Wina sambil memegang tangan Flo.
"Kamu juga Aris, datanglah bersama Flo! Om suka liat kalian berdua. " lanjut Alan sambil mengelus pundak milik Aris.
Aris sedikit tertegun, dia tidak terbiasa diperlakukan seperti itu oleh orang lain yang lebih tua darinya.
"Yauda Flo pamit ya tante. " Flo pamit sambil mencium punggung tangan milik Wina.
Wina tidak melepaskan tangan Flo. Dia menatap Flo seperti dia menatap Zey.
"Flo mau tidak panggil tante bunda? " tanya Wina sambil terus menatap Flo.
Flo terkejut, namun dia merasa senang mendengar kalimat itu dari mulut bundanya.
"Beneran Flo boleh manggil bunda? " ucapnya sedikit kaku.
"Tentu saja boleh. Meskipun kamu bukan anak bunda, tapi kamu mengingat kan kami pada Zey. " balas Wina dengan senyum lebar.
"Kalau aku panggil bunda, berarti aku juga bakal manggil ayah kan sama om Alan? " tanya nya sambil melihat Alan yang masih merangkul pundak Aris.
"Tentu saja. Yaudah kamu balik sana. Aris langsung anter Flo pulang ya! Jangan mampir kemana-mana. Nanti dia di cariin sama maminya. " jawab Alan sambil menasehati Aris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zey story(transmigration)
Teen FictionFOLLOW AKUN AUTHOR DULU YA SEBELUM BACA CERITANYA!! Awal cerita ini mungkin ngebosenin, tapi coba deh baca 10 bab aja emmm kalo ketagihan lanjut, kalo nggak boleh pamit.. Kehidupan seorang zey berubah ketika dirinya menyadari bahwa dia mengalami s...