Taehyung

373 29 1
                                    
















"MAMA! MAMA KETERLALUAN! MAMA TIDAK BISA SELALU MENGATUR KEBAHAGIAAN KU!"

"Tapi ini demi kebaikanmu mimi!"

"Kebaikanku tidak selalu dari mama! aku juga ingin mendapat hak ku!"

"Jimin—

"TIDAK TAEHYUNG! DIAM! KALI INI BIAR AKU YANG BICARA, SUDAH CUKUP AKU HARUS DIAM DAN MENERIMA SEMUANYA"

Jimin tak terkendali, amarahnya memuncak hingga dia lampiankan kemarahannya pada ibunya. Dia ingin mendapat keinginannya bukan keinginan ibunya.

Jimin menepis tangan Seokjin kasar, dan memundurkan dirinya menjauh dari Seokjin. Menatapnya penuh amarah, Seokjinbkembali mendekatinya namun tetap saja Jimin mundur kembali.

"Apa beberapa hari dengannya kau sudah menjadi liar?!"

"AKU TIDAK LIAR! DAN TAEHYUNG BUKAN BINATANG BUAS!" Teriakannya cukup kencang sampai ke telinga Seokjin.

Hatinya sakit, sakit mendengar teriakan putranya yang membentaknya begitupun Namjoon. Seokjin memang egois, dan dia akui itu namun keegoisannya karena dia tidak ingin kembali kehilangan putranya.

Namjoon mendekati putranya yang terus menghindar darinya, dengan cepat menarik tangan putranya dan menampar pipi Jimin lalu mendorongnya hingga tersungkur di hadapan kaki Seokjin.

Mata Jimin memerah dan bergelinang air mata. Taehyung berlari mendekat pada Jimin, namun di cegah oleh suara keras Namjoon.

"JANGAN BERANI KIM! JANGAN!" Taehyung kembali mundur beberapa langkah dari Jimin.

"Apa yang kau lakukan? Dasar bodoh! bantu aku berdiri dan jangan hiraukan ucapannya!"

"Jimin, jangan melewati batasanmu!"

Jimin kembali berdiri dari duduknya dan menatap Namjoon penuh kobaran amarah tanpa menunjukan sisi lemahnya lagi.

"Aku tidak melewati batasanku, kau ingin aku bercerai dengannya kan? baiklah, tapi tak lebih dari satu hari aku akan mati di bawah kakimu!"

"JIMIN! Mama tidak pernah mengajarkanmu bicara sembarangan"

"Dan aku tidak ingin menjadi murid dari seorang ibu yang egois!"

Seokjin tak kuasa menahan derai air matanya, Rasa yang tidak pernah dia rasakan. Seokjin tak ingin kehilangan putranya kembali, dia tak ingin putranya pergi ke jalan yang salah.

Tapi apa benar dia terlalu mengekang putranya?, Seokjin tak percaya bahwa dia bisa mendengar ungkapan yang putranya rasakan selama ini. Seokjin hanya ingin dia bahagia dengan apa yang di pilihkan.

Namun kenyataannya tidak, tidak bagi Jimin. Seokjin tidak pernah membayangkan Jimin akan membentaknya, bahkan dia tidak pernah membayangkan Jimin marah padanya. Lalu sekarang ini? apa dia sudah keterlaluan.

"Kau menginginkan kematian hanya karena bajingan ini?"

"PAPA YANG BAJINGAN! APA PERNAH AKU MEMINTA SESUATU? APA PERNAH AKU MENOLAK KEINGINAN KALIAN?! TIDAK KAN? LALU MENGAPA KALIAN TIDAK PERNAH MENDENGARKAN KEINGINANKU?! KENAPA?!!"

"BAIKLAH! KAU INGIN KEMATIAN KAN? AKAN AKU BERIKAN!"

Namjoon menodongkan pistol ke arah Jimin, Namjoon tidak mengisi pistol itu dia hanya ingin menakut-nakuti Jimin saja. Namun sejauh ini, Jimin tak berpindah dari sasarannya.

Namjoon berpura pura menarik pelatuk dan menempatkannya tepat di dada Jimin. Namjoon sudah sangat yakin bahwa dia benar-benar tak mengisi pistolnya. dan...

KASTIL TUA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang