Taemin

371 26 4
                                    













"Jauhi Taehyung!"

PLAKK!

"Enak saja mau merebut suami orang, betulkan dulu bajumu baru mengaturku!"

Luna memegangi pipinya yang terasa panas karrna tamparan keras dari Jimin. Taehyung menyuruh Jimin agar melawan siapa saja yang memang mungkin bisa mencelakainya, Jadi Jimin tak segan memukul siapapun yang mengganggu ketenangannya.

Dan pagi-pagi begini Luna mendatangi rumah Taehyung dengan pakaian ketat dan sepatu hils yang tinggi, Jimin bertanya-tanya bagaimana bisa kakinya tidak di penuhi lumpur.

Masih beruntung Jimin belum membangunkan Taehyung tadi, Jika tidak mungkin Luna sudah menempelinya sejak tadi. Jimin terbangun karena suara ketukan pintu berulang kali yang membuat Taehyung terusik namun untungnya Taehyung tidak terbangun.

"Yang benar itu, Kau yang merebut Taehyung dari ku dasar jalang!"

*PRANG!

"HYUNG!" Luna mendorong kuat Jimin hingga menghantam meja tempat vas bunga kesayangan Taehyung. Vas nya pecah, untungnya tak melukai Jimin.

Terdengar teriakan keras dari ruang tamu, Jungkook segera berlari mengikuti Taehyung yang mendatangi Jimin dan melemparkan ipad nya kemana saha dan bergegas mendatangi suara kericuhan yang berasal dari ruang tamu.

Jungkook tak sengaja lewat dan sedari tadi mengawasi dari tangga, Jungkook segera membangunkan Taehyung dan mengatakan bahwa Luna datang dan membuat keributan. Taehyung masih belum bersuara saat melihat Jimin yang berdebat dengan Luna.

"LUNA!"

"Taehyung? dia yang menamparku duluan!"

Taehyung segera membantu Jimin untuk berdiri dan menyerahkan Jimin pada Jungkook agar membawanya ke sofa atau tempat yang lebih aman. Jimin sudah mencoba menahan Taehyung agar tidak berlaku kasar pada seorang wanita, namun sudah kepalang emosi dan Luna sendiri pun semakin lama semakin membuat Taehyung naik darah.

"Siapa yang kau katai jalang?!"

"Tentu saja dia! dia berani merebutmu dariku! Aku-

"Tapi setidaknya dia tidak menghancurkan hidupku! dengar baik baik!" Taehyung mencekik Luna dengan kuat dan mengerahkan seluruh tenaganya.

Luna sendiri mencengkram tangan Taehyung yang mencekik lehernya. Usahanya sia-sia karena tenaganya tak sebanding dengan Taehyung, Sudah terkuras seluruh tenaganya dan semua kekuatannya. Luna diangkat dengan mudahnya, kakinya melayang menendang udara.

Seketika tubuhnya di jatuhkan begitu saja dan dengan tenaga dan kesadaran yang tersisa, dia mengambil nafas dengan rakus. Taehyung puas? tidak, dia masih berancang-ancang menyerang bajingan satu ini.

Tangan panjang Taehyung mengarah kembali pada rambut Luna dan menyeretnya paksa ke tangah-tengah ruangan diamana terpasang lampu gantung besar di sana. Lampu yang sudah memakan banyak korban, termasuk orang yang menghancurkan kehidupannya.

"TAEHYUNG CUKUP! Jangan bertindak di luar batasanmu.."

"Aku tidak bertindak di luar batasanku Jimin, aku hanya ingin menunjukan pada bajingan ini bahwa dia harus membalas kematian ibuku yang telah di lakukannya!"

"I-itu tidak b-benar"

"APA?! KAU MAU BILANG APA?!" Taehyung membanting kepala Luna dan menginjaknya tanpa belas kasihan.

"TAEHYUNG!"

"Ini yang kau lakukan pada ibuku kan?! Menginjak, memukul, menarik, MEMBANTINGNYA!"

"Sudah aku peringatkan berkali-kali untuk tidak kembali, namun kau.....ingin mendatangi kematianmu sendiri" Taehyung mengintari Luna yang sudah tergeletak dengan sekujur darah di kepalanya.

KASTIL TUA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang