42

193 21 4
                                    






Jimin menatap kalender di meja nakasnya, terhitung besok adalah hari ulang tahun pernikahannya. Apa Taehyung tau? apa Taehyung ingat? Apa suaminya itu perduli? Bahkan hingga saat ini suaminya tidak menunjukan tanda-tanda akan pulang.

Pikiran Jimin melayang jauh, Seseorang yang beberapa tahun lalu memberikan kepercayaan padanya dan yang selalu dia nanti kepulangannya untuk melepas lelahnya kini sudah berkhianat padanya. Entah Jimin harus percaya atau tidak, tapi ini yang dilihatnya.

Mengapa di saat dia sudah sangat jatuh hati pada orang lain, selalu saja dia yang tersakiti. Selama ini dia yang menemani Taehyung sampai berada di titik terang kehidupan, mengapa harus mendapatkan ini? apa ini adil?.

"Mana janjimu Tae? kau ingat beberapa tahun lalu dimana kau mengucapkan sumpah serapah di depan orang tuaku dan sekarang apa? kau berbohong padaku, kau kejam Taehyung"

Kata-kata yang terus berputar di kepalanya membawanya semakin jauh memikirkan hal buruk yang akan terjadi pada putranya, Jika dia tidak bahagia maka setidaknya putranya tidak harus merasakan kehidupan yang sensara.

Jimin membanting foto Taehyung dan mengambil serpihan kaca yang berserakan, Kaca tajam itu dia genggam sekuat kuatnya hingga membuat telapan tangannya terluka dan setelahnya dia mengarahkan ujung kaca itu pada pergelangan tangannya.

"Jika kau ingin melukaiku, maka seharusnya kau langsung membunuhku" Ucapnya sebelum kegelapan mengambil alih kesadarannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sedangkan di tempat lain, Taehyung sedang berada di tempat perbelanjaan dengan wanita bernama Jisoo yang selama ini sering dilihat Jimin bersamanya. Mereka tampak riang berjalan bersama sesekali tertawa saat menemukan obrolan lucu yang terselip.

Hingga ponsel Taehyung berbunyi, dia merogoh saku celananya dan melihat nama penelfonnya bertuliskan 'istri kecil' Taehyung memberi telunjuk di tengah bibirnya, menandakan agar Jisoo dia sementara saat di sedang menelfon.

"Iya halo sayang?"

"D-daddy hiks pwulang, Mom—mommy hiks hiks Mommy tidak mau bangun hiks tangan Mom hiks Mommy"

Taehyung seketika tercekat nafasnya hampir berhenti mendengan tangisan histeris putranya, ada apa? ada apa dengan istrinya? Taehyung panik dia memberikan semua tas belanjaannya kepada Jisoo.

"Aku harus pulang" Jisoo mengangguk dengan wajah yang ikut gelisah dan ketakutan.

Taehyung berlari sekuat tenaga menuju mobilnya dengan telfon yang masih tersambung dengan putranya yang masih menangis memanggil-manggil Jimin.

"Sayang! Sayang dengarkan Daddy, jika Mommy terluka di bagian manapun coba hentikan lukanya dengan menutupnya ya gunakan kain atau apapun oke! Daddy segera pulang tetap temani Mommy ya!"

Taehyung menyetir dengan kecepatam di atas rata-rata, beruntungnya dia saat ini adalah jalanan yang sepi dan sudah cukup larut malam. Taehyung memukul setirnya, matanya memanas mengeluarkan air mata.

"Ya Tuhan, kenapa jadi begini" Racaunya sambil memukuli wajahnya dengan tangannya sendiri.

Di sisi lain, Mintae tidak menemukan kain apapun yang bisa dia gunakan untuk menutup luka Jimin dan akhirnya dia memeluk tangan Mommynya sekuat mungkin sampai darahnya berhenti keluar.

Anak itu terus membiarkan bajunya yang tadinya putih bersih hingga penuh darah, Entah apa yang terjadi dia tidak mengerti karena tadinya dia terbangun ingin mencari Mommynya namun malah menemukan sang ibu tergeletak di lantai yang dingin dengan tangan yang terluka.

KASTIL TUA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang