Setelah kedatangan Jimin, keduanya hening tak ada satupun dari keduanya yang membuka suara. Jimin tetap tenang berada di pelukan Taehyung, dia memesan makanan untuk di kirim ke kantor Taehyung agar lebih mudah.
Jimin memainkan jarinya di tempat favoritnya, dada Taehyung yang selalu membuatnya nyaman dan selalu mengahangatkannya saat berada di dekapan Taehyung. Jimin tak perduli sekalipun Taehyung sedang marah, tetapi Jimin benar-benar tak bisa jauh darinya bahkan dari dekapan Taehyung.
"Ucapan mamaku jangan di dengar" Ucap Jimin membuka suara.
"Aku tidak marah dengannya"
"Jadi kau marah denganku?" Taehyung menggeleng kembali menempatkan Jimin agar lebih nyaman di atas pangkuannya.
"Aku memang sempat marah, tapi aku tidak ingin mempermasalahkan ini terlalu lama jadi sudahlah lupakan saja"
Jimin mengeratkan pelukannya dan sesekali menggesekan pipinya di dada bidang milik suaminya. Taehyung melirik sekilas lalu kembali menatap berkas-berkas yang harus diurusnya.
"Oh iya, maaf vas mu..."
"Itu milik ibuku, bukan milikku"
"Maaf aku merusaknya, aku mungkin bisa menggantinya tapi aku tidak mungkin mengembalikan kenangannya"
"Tidak apa, aku sudah menyimpan serpihannya"
Taehyung tak pernah mempermasalahkan apapun yang di lakukan Jimin, dia membiarkan Jimin bertindak semaunya. Sekalipun sesuatu yang paling dia sukai di rusaknya pun dia tidak masalah, karena dia ingin melihat seberapa jauh ibu mertuanya akan selalu melihat kesalahannya.
Jimin merasa bersalah karena rusaknya barang milik ibu Taehyung, dia bisa menggantinya dengan uang namun kenangannya tidak bisa di beli dengan harga. Entah mengapa setiap dia melakukan kesalahan, Taehyung bahkan tak pernah sampai benar-benar memarahinya bahkan memukulnya saja tidak.
Mungkin Taehyung memang sengaja agar Jimin menyadari kesalahannya, namun Taehyung tampak begitu pasrah dan ikhlas dengan apapun yang menimpanya. Taehyung tak pernah protes masalah masakannya, segala sesuatunya, atau bahkan penampilannya.
Tok tok tok!
Pintu ruangan Taehyung di ketuk oleh seseorang dari luar, Jimin yakin pasti itu makanan pesanannya. Jimin turun dari pangkuan Taehyung dan membuka pintunya.
Yang dia lihat di balik pintu itu bukan pengirim makanan, melainkan wanita yang tadi pagi membuatnya emosi dan merusah suasana paginya. Jimin ingin kembali menutup pintunya namun di cegah oleh si wanita itu.
Jimin mencoba tak kembali emosi, dia membuka pintu ruangan Taehyung dan membiarkan wanita itu masuk ke dalam ruangan Taehyung. Jimin sejujurnya sudah benar-benar muak dengan wanita ini, namun dia mencoba bertahan sebelum wanita itu benar-benar melewati batasannya.
"Bukankah saya sudah memecatmu?"
"Apa salahnya aku kesini, kita kan patner"
"Suamiku tidak pernah punya patner sepertimu" Sahut Jimin dari depan pintu dan menyenderkan tubuhnya di sana sambil bersedekap dada.
Myunbi adalah sekertaris baru Taehyung beberapa hari lalu, dia sudah berani mendekat pada bos nya padahal dia baru di terima selama dua hari. Myunbi melamar kerja di sana saat mengetahui ada lowongan kerja dan sekertaris Taehyung yang lama sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Semakin lama Myunbi semakin membuat Jimin tersulut emosi, namun dia mencoba tetao tenang memantau apa yang akan di lakukan oleh Myunbi setelahnya. Jimin tak memalingkan pandangannya dari tangan wanita itu yang mulai berani menyentuh pundak suaminya.
Jimin masih sabar walaupun wanita itu sudah menyentuh tubuh suaminya. Taehyung bergerak risih mencoba menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya tanpa mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya.
"Keluar dari ruangan saya!"
"Katakan saja kau menyukai sentuhanku, benarkan?" Jimin melepas boot nya saat melihat tangan wanita itu menyentuh tempat favoritnya.
Jimin menarik rambut Myunbi dan menghantam kepalanya menggunakan boot yang di pakainya. Jimin menghempaskan tubuh ringan Myunbi begitu saja, dan yang di pwrlakukan tentu tak terima begitu saja. Myunbi ingin membalas menampar Jimin, namun tangan Jimin sekali lagi mencengkalnya.
"Kau begitu bangga dengan pakaianmu ini"
"Tentu saja, kenapa? ini membuat Taehyung bernafsu"
"Bahkan menatapmu saja lalat tidak sudi"
KRAK!!
Baju Myunbi di sobek kasar oleh Jimin, dan membuangnya begitu saja lewat jendela di ruangan Taehyung. Myundi berteriak marah dan menutupi tubuhnya yang hanya bersisa rok pendek sebatas paha dan bra nya.
"Bukankah begitu orang-orang akan semakin bernafsu?"
"Termasuk suamimu" Jimin menoleh pada Taehyung yang hanya terfokus pada pekerjaannya.
Jimin tertawa remeh dan membuka jaketnya, meninggalkan kaos pendek longgarnya dengan celananya. Jimin melempar jaketnya pada Myunbi dan segera mendorongnya keluar ruangan agar segera pergi dari ruangan Taehyung.
"Jaket itu lebih mahal dari harga dirimu, tapi aku tidak membutuhkan jaket murahan itu lagi ambil saja!" Jimin mendorongnya kuat sampai Myunbi terjatuh dan terseret membuatnya menyenggol dispenser yang mengeluarkan air panas.
Mau tak mau Myunbi keluar menggunakan jaket Jimin dan berlari ke mobilnya dengan menutupi separuh tubuhnya yang telanjang. Jimin merekam dari kejauhan dan memotretnya beberapa kali dan mempostingnya di sosial media, membuat orang-orang lebih berhati-hati dengan penggoda suaminya.
Bersamaan dengan perginya Myunbi, makanannya sampai. Jimin segera membayar dan kembali pada Taehyung, tatapannya tak biasa. Jimin seperti pernah melihat tatapan itu tapi dimana?, Taehyung seolah menatapnya lapar.
Jimin mengunci pintu ruangan Taehyung dan kembali memperhatikan dirinya, apa ada yang salah dengannya. Jimin berjalan mendekat ke meja Taehyung dan meletakan makanan nya di meja. Taehyung menarik Jimin membuatnya duduk di pangkuannya.
"Apa-apaan tadi itu? jadi kau keluar dengan menggunakan kaos tipis ini? dan hanya di lengkapi jaket?"
Oh, Jimin baru sadar bahwa pakaian yang tengah di gunakannya saat ini tengah membuat Taehyung mengalihkan atensi seluruhnya pada Jimin. Taehyung tak lagi sibuk dengan berkasnya, dia lebih memilih memandangi istri sexynya yang dengan leluasanya menggunakan baju ini saat mengambil makanan dn keluar ruangannya.
"Tae... aku— ti-tidak hnghh!" Suara nyaring Jimin itu tak pernah bosan di telinga Taehyung.
Bagaimana tidak, Taehyung tiba-tiba mendudukannya di meja dan meremas bongkahan pantat sintalnya dan memainkannya. Jimin meremas pundak kekar Taehyung dan mencoba mendorongnya. Namun tenaga Taehyung lebih kuat darinya, walaupun saat melawan Myunbi dia yang paling kuat tetapi hanya Taehyung yang mempu membuatnya lemah.
"M-makan dulu, ka-kau belum sarapan"
"Aku akan makan setelah meminum susu"
Taehyung menarik Jimin kembali ke pangkuannya dan menyibak kaos tipis yang di gunakan Jimin, dia memainkan tonjolan pink yang sudah menegang bahkan dari awal dia memainkan bokong istrinya.
Taehyung menghisap rakus nipple Jimin dan meremas nipple lainnya menggunakan tangan kirinya. Jimin tak bisa menahan desahnya, dia menekan kepala Taehyung yang mulutnya mencoba menghisap sekuat kuatnya.
Jimin mendongak dan menjambak rambut Taehyung sambil menggigit bibir bawahnya merasakan nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhnya hingga membuatnya seketika menjadi panas.
tbc.....
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTIL TUA
FantasyPria cantik yang terobsesi dengan kastil tua, hingga akhirnya harus menikah karena kalung dan cincin yang di dapatkannya Jika tidak dia akan terkena sial seumur hidupnya. Begitu banyak rintangan di antara hubungan mereka, demi terus bersama. Mereka...