"Tae aku dapat—uh?!" Jimin mundur beberapa langkah menjauh dari hadapan Taehyung.
Tubuhnya membeku seakan tak percaya apa yang dia lihat. Taehyung, memangku mantan kekasihnya dan berciuman? Jimin tak percaya ini, dia menutup mulutnya dan mundur sampai menabrak tembok di belakangnya.
Tubuhnya melemah dan merosot jatuh ke lantai yang dingin. Butiran berlian cantik itu turun dari matanya perlahan-lahan. Taehyung seolah menatapnya tanpa minat, apa tatapan yang baru dilihatnya itu? apa itu sebuah permainan? hanya untuk memainkan Jimin semata.
'Jimin'
Tidak, Jimin tidak bisa menahan tangisnya.
'Jimin..?'
Jimin menjambak rambutnya dan memejamkan matanya kuat-kuat sambil menyudutkan dirinya di tembok.
"Jimin! Jimin bangun!"
Deg!
Itu hanya mimpi, namun mengapa terasa nyata. Jimin menatap Taehyung yang juga menatap padanya, Tatapan mata Taehyung masih sama dan bukan tatapan keji seperti yang ada dalam mimpinya.
"Ada apa?"
Pria manis itu tersadar dari lamunanya, Jimin meraba asal dan menyentuh semua bagian tubuh Taehyung sampai tangannya terhenti pada cincin merah di jari Taehyung. Jimin menatap cincin itu yang masih sama warnanya dan masih menampakkan warna merah cerahnya.
Detik kemudian matanya menatap netra lekat suaminya, Tatapannya menyendu takut. Tangan mungil Jimin terangkat mengelus rahang tegas itu, dan akhirnya Jimin luruh ke dalam pelukan Taehyung.
"Hey ada apa?" Taehyung membenarkan posisinya yang sebelumnya menghadap ke samping dan sekarang mengarah pada Jimin sepenuhnya.
Tangan besarnya mengangkat tubuh gempal Jimin dan memangkunya, perlahan mencoba membuat pria manis yang berada di pelukannya ini tenang. Taehyung tak menyukainya sungguh, itu karena Jimin terlalu banyak menangis belakangan ini dan Taehyung tidak suka melihat Jimin menangis.
"Shh... ada apa? kenapa kau tiba-tiba menangis?"
"Aku hiks a-aku bermimpi buruk hiks hils, aku bermimpi hiks kau pergi dengan mantan kekasihmu" Tangisannya pecah begitu saja.
Taehyung menepuk pelan punggung sempit Jimin sambil mengelus perlahan surainya. Jimin terus terisak dalam pelukannya hingga Taehyung dapat mendengar Jimin beberapa kali mencoba mengambil nafas.
"Hey hey— hey! sayang dengarkan shh... sudah ya, lihat kau sesak nafas tenang dulu" Taehyung terus mengucapkan kalimat penenang agar Jimin berhenti menangis.
Tangisan pilu itu tak bisa Taehyung dengar terlalu lama, dia tidak suka mendengar Jimin menangis. Taehyung sekejap terbayang ibunya yang menangis saat menatap Jimin dengan lelehan air matanya.
Taehyung menyerah, perlahan dia menggerakkan tubuhnya untuk menenangkan Jimin sambil terus mengucapkan kata 'sayang' Berulang kali.
Perlahan tapi pasti, tangisan Jimin berhenti dan mulai tenang. Jimin mengambil nafas perlahan, sedikit kesulitan karena beberapa kali sesenggukan. Taehyung mencoba melepaskan pelukannya namun tetap di tolak oleh Jimin dan malah semakin mengeratkan pelukannya pada Taehyung.
"Ceritakan bagaimana mimpimu"
"Tadi hiks di mimpi aku melihat—mu berciuman dengan mantan kekasihmu, lalu aku terbangun dan melihatmu ternyata masih di sini hiks aku takut kau meninggalkanku hiks hiks"
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTIL TUA
FantasíaPria cantik yang terobsesi dengan kastil tua, hingga akhirnya harus menikah karena kalung dan cincin yang di dapatkannya Jika tidak dia akan terkena sial seumur hidupnya. Begitu banyak rintangan di antara hubungan mereka, demi terus bersama. Mereka...