Aku akan lebih sering denganmu

548 45 0
                                    
















"Ayolah Mom, dia juga sangat tampan bahkan lehih tampan dari Daddy"

Seokjin memijat kepalanya pening, tangan Jimin masih menarik-narik lengannya tanpa henti. Setelah Sepatah-dua patah kata yang di ceritakan Jimin tadi, Seokjin sempat terkejut namun kembali merotasi matanya saat Jimin mengatakan dia tampan.

Jimin mati-matian merayu Seokjin tanpa henti. Sungguh-sungguh, Seokjin baru pulang dari pekerjaannya namun sudah di buat pusing oleh anaknya dengan embel-embel akan mengganti tas baru miliknya yang kemarin di rusakkan.

"Bagaimana kalau dia membunuhmu? dia itu liar dan sadis" Sela Namjoon di tengah perdebatan mereka.

"Aku tau! tapi aku janji dia tidak akan membunuhku, sungguh!"

"Dan kenapa kau begitu yakin?" Jawab Seokjin lagi.

"Karena sudah dua kali aku datang, dan dia juga tidak mendekatiku"

Seokjin jadi takut kalau-kalau yang di katakan anak ini benar, Jujur di sini dia tidak percaya dengan putranya. Seokjin menatap netra cerah putranya yang sama sekali tak menampakan kebohongan.

Seokjin akui, anaknya ini suka sekali berkeliaran di hutan tapi jangan sampai juga anaknya ini dapat orang hutan. Menarik nafasnya dalam dan mehembuskannya perlahan, dia menatap Jimin yang juga menatapnya penuh harap.

"Baiklah, Tapi! kau bisa ke sana hanya saat siang hari oke?"

Senyumnya langsung membungah cerah saat itu juga, memeluk erat Mommynya hingga terjatuh ke sofa tempat duduk mereka bersamaan.

"AAAAAAAA TERIMAKASIH TERIMAKASIH TERIMAKASIH MOMMY! KAU DENGAR ITU DAD! JIKA MOMMY MEMPERBOLEHKANNYA KAU TIDAK BISA MELARANG! HAHAHAHHA"

Berlari ke kamar mengambil sepatu boots tinggi miliknya dan berlari keluar, mencium pipi Seokjin sekilas dan berlari ke depan pintu dengan memakai sepatunya terburu-buru.

"Hati-hati! jangan pulang terlalu malam!"

"Iya!" Teriaknya sudah menjauh dari pintu rumahnya, segera berlari mengambil motor miliknya.

Kawasan di sana tidak bisa di lewati mobil, tapi jika motor mungkin bisa di coba.

"Bukankah terlalu berbahaya?"

"Sudahlah, dia sudah besar dan bisa menjaga dirinya"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Motornya memasuki area hutan yang rimbun dengan pohon besar dan berakar belikar.  Jimin tak masalah dengan motornya, yang penting dia bisa mendatangi pujaan hatinya.

Sampai di tempat bangunan tinggi nan tua itu, Jimin melepas helm dan menuruni sepeda motornya. Berlari memesuki pintu kastil besar itu dan berteriak sekencang-kencangnya.

"YA! AKU BISA MENGGANGGUMU KARENA AKU DAPAT IZIN DARI MOMMY KU!"

Hening, tak ada suara yang keluar. Jimin berlari menaiki tangga menyeret tangannya di sepanjang pagar tangga dan memasuki ruang-ruang di sana.

"KAU DIMANA?! AKU INGIN BICARA SESUATU!"

Sekali lagi, hening....Jimin mengerutkan dahinya hingga membuat kedua alisnya terpaut. Jimin menaiki lantai berikutnya, dimana lantai itu adalah letak lantai utama yang berisi kolam renang, beberapa tempat duduk, dan pemandangan yang menampakan air terjun sangat cantik.

KASTIL TUA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang