..
"Kau tidak mau bercerita?"
"Aku..."
"HYUNG! DIMANA HANDPHONE KU?!"
Teriakan Jungkook terdengar nyaring dari dalam, dia mendatangi Taehyung sambil menghentak-hentakan kakinya kesal tak kunjung menemukan gawai miliknya.
"Malam-malam begini kau tidak perlu teriak, ayo aku bantu cari" Taehyung beranjak dari sofa dan membawa Jimin masuk karena sudah semakin larut.
Lagi, Jimin hampir mendengar cerita dari Taehyung namun urung. Jimin menghela nafas dan mengikuti Taehyung masuk untuk membuat beberapa makanan, terbiasa saat malam Jimin selalu makan sebelum tidur.
"Kalian mau makan sesuatu? aku sedang ingin makan"
"Aku mau Jangjangmyeon!"
"Aku masih kenyang, kalian saja yang makan"
"Baiklah" Jimin beranjak pergi ke dapur dan Taehyung membantu Jungkook menemukan gawainya.
Mereka mencari di sekitar ruangan yang tadi di gunakan Jungkook dan beberapa tempat yang Jungkook lewati. Sudah berkali-kali Taehyung katakan untuk meletakan gawai di tempat yang mudah terlihat dan sekiranya tidak terjatuh atau hilang.
Ya, tapi Jungkook tetap saja Jungkook.
Untungnya Taehyung selalu punya cara untuk menemukan gawai milik Jungkook yang mudah hilang, benda pipih itu terkadang di temukan di toilet, tempat tisu, bawah meja, di tengah bantal dan di pot bunga.Taehyung mencoba menghubungi nomor Jungkook lewat ponselnya, namun sayang sinyal sedang buruk dan tidak memungkinkan untuk bisa menelfon atau mengirim pesan. Jungkook sudah mencoba menggunakan sensor suara dari tepukan tangannya, tetap saja gawainya tak di temukan.
Yang di dapur mempunyai acara sendiri, Jimin membuka lemari es saat ingin mengambil air dan kembali menutupnya.
*clek!
Tunggu, apa itu? Jimin mengulang suara itu dengan membuka tutup pintu lemari es dan membuat suaranya kembali terdengar. Jimin melihat pinggiran pintu lemari es itu dan menemukan benda tipis berwarna hita di tengah antara tempat membuka tutup lemari es.
Jimin mengambil nya dan mendatangi Taehyung dan Jungkook yang masih sibuk mengobrak abrik segala tempat di sana.
"Jungkook ini milikmu?"
"Ah benar! dimana hyung menemukannya?"
"Lemari es" Taehyung dengan helaan nafas berat menepuk kepalanya dan menatap Jungkook, sudah tak heran dia melakukannya karena setiap Jungkook menghilangkan gawainya pasti berada di tempat yang mungkin tidak bisa di nalar.
"Mungkin besok aku akan menemukannya di dalam closet" ucap Taehyung dengan nada sedikit kesal.
"Jangan begitu, Jungkook kan juga tidak sengaja!"
"Hehe, maaf hyung" cengirnya hingga menampakan gigi kelincinya yang menggemaskan.
"Ayo duduk di dapur sekalian menunggu makananmu, Daddy ikut sekalian saja"
"Aku akan ke kamar sebentar" Keduanya mengangguk, Jimin dan Jungkook ke dapur dan Taehyung ke kamarnya.
Taehyung menaiki tangga dengan mencengkram kuat pembatas tangga sambil menggigit bibir dalamnya kuat-kuat. Setelah sampai di kamarny Taehyung mengunci pintu dan membiarkan tubuhnya jatuh begitu saja ke lantai yang dingin itu.
Taehyung mencoba bernafas dengan normal dan menahan nyeri di dadanya dengan mencengkram kuat dadanya, dia berguling di bawah dengan menahan sakit yang menjalar di seluruh jantungnya.
Taehyung merangkak mencoba menggapai laci mejanya, meraba asal sesuatu di atasnya hingga menemukan tablet obat kecil berwarna putih polos. Taehyung mengambil empat biji obat tersebut dan menelannya susah payah.
Taehyung menetralkan nafasnya sembari memegangi dadanya yang mesih terasa sedikit nyeri. Taehyung memiliki riwayat penyakit yang melukai jantungnya, dulunya dia pernah terluka hingga harus dioprasi dan mencari pendonor jantung yang cocok.
Walaupun sudah sepenuhnya sembuh, terkadang rasa nyerinya tiba-tiba muncul entah di sebabkan oleh apa dokter pun tak mengerti, karena itulah dia selalu siap beberapa obat untuk berjaga-jaga.
Taehyung perlahan mencoba menggapai meja dan bangun dengan tumpuan tangannya. Taehyung membuang tablet obatnya ke tempat sampah dan mencoba setenang mungkin mengatur ekspresinya agar Jimin tidak curiga.
Melangkah ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya, dia kembali dari kamar dan pergi ke dapur untuk duduk dengan Jungkook dan Jimin yang sudah memakan makanan mereka. Taehyung duduk di samping Jimin dan di hadapan Jungkook, dia mengambil kaleng soda.
"Aku tadi ke kamar, tapi kenapa Daddy menguncinya?"
"Itu...aku, sedang berganti baju, karena aku biasanya ganti baju di kamar dan bukan di ruang ganti"
"Hyung kaku sekali, padahal berbicara dengan istri sendiri"
"Diam saja kau kelinci buntal"
"Yak! aku- Uhuk!"
"Nah nah, makanya di telan dulu" Taehyung segera memberikan segelas air dan Jimin menepuk pelan punggung Jungkook.
"Besok kau pulang kan? bawa beberapa makanan dari sini"
"Tidak usah, para maid sudah belanja banyak makanan"
"Tidak apa, lagipula aku tidak selalu di rumah"
Jungkook mengangguk-angguk dan melanjutkan kegiatan makannya. Taehyung mengamati ipad nya yang sedang menunjukan perkembangan bisnisnya setelah perusahaannya yang berada di luar kota kembali berjalan.
Pemasukannya meningkat pesat dari sebelumnya, dan itu membuatnya sedikit tenang karena sementara dia bisa beristirahat agar urusan kantornya di kerjakan para pegawainya dan tidak perlu selalu mendatangi kantor.
"Daddy ayo bobo..." ucapnya pelan setelah menghabiskan makanannya.
Taehyung menangkap perubahan Jimin yang memasuki mode little space nya, dia menarik Jimin untuk duduk di pangkuannya dan menyenderkan kepalanya pada dada Taehyung.
"Hyung tidurkan saja dulu"
"Nanti kau matikan lampunya ya?" Jungkook mengangguk namun masih mengunyah makanannya.
Taehyung berdiri menggendong Jimin membawanya ke kamar, tangan lainya dia gunakan untuk memegangi ipadnya. Taehyung memasuki kamarnya dan menutupnya perlahan, takut jika nanti Jimin terbangun.
Taehyung meletakan Jimin di kasurnya dan menempatkan bantal agar lebih nyaman untuk Jimin. Melepas atasan bajunya dan ikut berbaring di samping Jimin sambil memeluk buntalan gemas itu, Taehyung menciumi gemas pipi Jimin yang semakin lama semakin berisi.
Merasa sedikut terusik, Jimin menekusupkan wajahnya di dada bidang Taehyung dan mencari posisi nyaman di sana. Sedangkan Taehyung sendiri juga makin mengeratkan pelukannya pada Jimin agar menghangatkannya. Mereka berdua akhirnya terlelap dan masuk ke alam mimpi masing-masing.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
"Tablet obat milik siapa ini?..."tbc....
maap pendek, lg males nulis
KAMU SEDANG MEMBACA
KASTIL TUA
FantasyPria cantik yang terobsesi dengan kastil tua, hingga akhirnya harus menikah karena kalung dan cincin yang di dapatkannya Jika tidak dia akan terkena sial seumur hidupnya. Begitu banyak rintangan di antara hubungan mereka, demi terus bersama. Mereka...