👙Part 7👙

2.2K 25 3
                                    

Long time no see yeorobun hahahaha

wlaupun gada yg baca critaku ini, tp ak akan ttp update mski update gak beraturan alias semaunya wgwgwg

happy reading👙

"Kenapa lo, Ans?" tanya Aleeza menyenggol tangan Gabby yang berada di atas meja.

Gabby yang saat itu tengah melamun terperanjat kaget. "Eh?"

Aleeza berdecak. "Lo kenapa? Bengong kayak orang tolol gitu. Lagi ada masalah sama cowok lo?" tebak Aleeza yang dibalas gelengan dari Gabby.

"Ah ... Zavier, ya?"

"Apaan sih, Ley. Gue nggak kenapa-kenapa kok. Emang lagi pengen bengong aja," canda Gabby disertai cengirannya.

"Stress lo."

Mengabaikan Gabby yang seperti tengah banyak pikiran, Aleeza memilih melahap mie ayam pesanannya.

Saat ini mereka tengah makan di kantin kampus. Sebenarnya Gabby tidak makan, hanya menemani Aleeza saja.

"Oh iya, Ans?"

Mendengar Aleeza memanggilnya, Gabby mengalihkan pandangannya menjadi menatap temannya itu.

"Kenapa?"

"Lo datang ke acara ultahnya Dito malam ini?"

Gabby mengangguk. "Kayaknya sih datang. Fenly juga ngajak gue pas minggu lalu. Apalagi dia temen deketnya Fenly, jadi yah gue harus datang."

"Berangkatnya mau bareng gue? Biar lo ada temennya," tawar Aleeza yang yang mendapat delikan dari Gabby.

"Halah, bilang aja biar bokap lo ijinin lo keluar malem kalo sama gue."

Aleeza menyengir lebar. "Nah itu lo tau. Gue juga kalo bokap lagi nggak ada ya aman-aman aja keluar malem. Cuma nih gue kagak tau kapan bokap berangkat ke Paris nya lagi. Gue rasanya sekarat kalo ada bokap gue."

"Nggak bisa minum?"

"Boro-boro, gue nyebat aja di kamar mandi. Abis tuh buru-buru semprot pewangi biar nggak kecium. Tiap malem kamar gue diperiksa mulu, Sialan."

Gabby tergelak. "Parah lo ngatain bokap sialan."

"Ya lagian gue udah dewasa kali, masih aja dipantau. Emangnya gue Denila yang apa-apa harus laporan," curhatnya. Denila adalah adik Aleeza yang duduk di kelas 12.

Yang bisa Gabby lakukan hanya tertawa melihat ekspresi temannya yang sangat frustasi itu. Gabby paham bagaimana perasaan Aleeza sekarang. Apalagi ia tahu bagaimana karakter ayah dari temannya itu. Benar-benar keras dan sangat ketat.

"Sayang?" panggil seseorang menghampiri mereka berdua. Orang itu mengecup singkat bibir Gabby membuat Aleeza yang melihatnya itu memutarkan bola matanya.

"Ewh," sebalnya membuat Gabby terkekeh.

"Nyari cowo makanya lo," ucap Fenly seraya duduk di kursi yang ada di depan Aleeza dan Gabby.

Bibir atas Aleeza terangkat sebelah. "Dih, buat apaan punya cowok. Nggak ada gunanya buat gue."

"Halah, bilang gitu karena baru putus aja. Kemarin-kemarin cowok lo banyak tuh."

"Nah itu lo tau. Lagian pacaran kok lama-lama. Kalo udah bosan tidur ama dia, ya tinggalin. Nggak guna pacaran lama-lama. Buang-buang waktu aja."

Fenly menggelengkan kepalanya. "Emang agak lain temen lo ini," ucapnya pada Gabby. Sedangkan gadis itu hanya mengendikkan bahunya

"Oh iya, nanti malem mau gue jemput?" tawar Fenly membuat Gabby yang sedang memainkan ponsel itu mengangkat kepalanya.

"Nggak usah, Ansel berangkatnya mau bareng gue. Ya kan, Ans?" serobot Aleeza

Gabby mengangguk. "Iya. Gue bareng Aleeza. Ntar ketemu di sana aja."

Lelaki itu menganggukkan kepalanya disertai mulutnya yang ber'oh' ria.

"Enggak apa-apa, kan?"

"Santai aja. Gue tahu kok lo punya temen beban. Jadi ya mau gimana lagi?" ledek Fenly sedikit mencibir.

Mata Aleeza membulat. "Sialan lo."

Gabby hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat perdebatan kekasih dan temannya itu.

***

Beberapa dress terletak mengenaskan di atas ranjang besar itu. Sudah sejak satu jam yang lalu, sang pemilik kamar tidak kunjung menemukan dress yang tepat untuknya malam ini.

"Lo belum siap, Ans?"  tanya seseorang di seberang sana disertai helaan napas panjang.

"Belum, Ley. Gue masih nyari dress yang cocok nih."

"Pake yang mana aja si, Ans. Dress lo kan bagus-bagus. Atau lo pake dress yang item waktu itu loh, Ans."

"Dress yang mana?"

"Yang waktu itu lo pake ke acara party maba angkatan kita. Inget nggak? Lo cakep banget pake itu. Sumpah deh gue kagak bohong."

Gabby terdiam mengingat dress yang Aleeza sebutkan tadi. Tangannya melihat-lihat kembali dress yang tergeletak itu dan yang masih tergantung di dalam almari.

"Okay, gue ganti baju dulu ya," ucapnya setelah menemukan dress yang dimaksud Aleeza. 

Dikarenakan tadi ia sudah merias wajah dan menata rambutnya, Gabby langsung memakai dress tersebut. Sembari mencari dress tadi, Gabby hanya mengenakan underware saja guna memudahkan untuk ia mengenakannya.

 Sembari mencari dress tadi, Gabby hanya mengenakan underware saja guna memudahkan untuk ia mengenakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ley, gue berangkat sekarang."

"Take care. Kabarin kalo udah di depan."

Setelah mengiyakan ucapan Aleeza, Gabby langsung menutup teleponnya. Ia memakai heels miliknya yang jarang ia gunakan itu karena ia lebih sering memakai sneakers. Sebelum keluar kamar, ia memastikan kembali pakaiannya dari pantulan cermin.

Gabby melangkahkan kakinya pelan keluar dari kamar. Sudah lama ia tidak mengenakan heels. Ia akui, jika saat ini dirinya merasa kaku setelah lama tidak memakai heels. Untung saja ia tidak sampai terjatuh.

"Mau ke mana, Gab?" tanya Elia yang sedang menonton televisi. Ia menatap penampilan Gabby dari atas sampai bawah. "Tumben kamu pakai dress kayak gitu, ada acara apa?"

"Ultah temen, Bun. Kebetulan acaranya di kelab, jadi yah aku pakai dress gini. Is it okay, Bun?"

Elia mengangguk. "Zav nya mana? Belum jemput? Pergi sama Zav, kan?"

Selalu saja. Menarik napasnya, Gabby tersenyum. "Aku pergi sama Aleeza, Bun."

"Loh, Zav kenapa memangnya? Dia nggak di undang?"

Gabby mengendikkan bahunya. "I dunno. Aku sama Zavier kan beda jurusan, Bun. Ini acara anak kelasku."

Elia mengangguk mengerti. "Ya sudah, hati-hati."

"Owkay, Bun. Sama sekalian aku pinjem mobilnya, ya?" ijin Gabby seraya mengambil kunci mobil milik Elia yang berada di atas meja.

Setelah pamit, Gabby langsung melangkahkann kakinya keluar rumah. Ia masuk ke dalam mobil yang kebetulan sudah berada di teras depan. Jadi ia tak perlu mengeluarkannya dari garasi.

tbc👙

hiyaaa see u next part yh😉

Deapest Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang