👙Part 21👙

2.3K 44 4
                                    

happy reading👙

Setelah ucapan panjang Gabby, Zavier hanya diam saja tak menjawab apa-apa. Bahkan lelaki itu langsung melengos pergi dari hadapan Gabby menuju kasir, lantas pergi ke mobilnya. Sesampainya di rumah pun Zavier diam tak membahasnya.

Gabby menjadi bingung sendiri. Harus bagaimana lagi dirinya sekarang. Jauh di lubuk hati Gabby, ia ingin bersama Zavier. Tapi keadaan tak memungkinkan. Zavier mencintai Elea, bukan dirinya.

"Zav?" panggil Gabby begitu Zavier keluar dari kamar mandi.

Rambut lelaki itu masih basah. Bulir-bulir sisa air mandi pun masih menetes dari rambutnya. Meski mendengar panggilan Gabby, tapi Zavier lebih memilih tak mengindahkannya.

"Zavier Wistara!" panggil Gabby dengan suara keras. Kali ini ia menarik lengan suaminya yang akan berbaring.

"Aku mohon jangan egois kayak gini, Zav. Mungkin kamu nggak tersakiti di sini, tapi aku yang paling sakit, Zav. Aku nggak bisa sama kamu lagi."

"Apa yang harus aku lakuin supaya kamu nggak sakit, Gabriella? Pilihan selain kita harus jauh," ucap Zavier akhirnya dengan suara pelan. Bahkan ia memanggil nama belakang Gabby.

Gabby tertegun mendengar kalimat yang keluar dari bibir lelaki yang ia cintai itu.

"Nggak ada, Zav. Kamu nggak mencintai aku. Kita nggak bisa hidup bareng-bareng tanpa perasaan itu. Aku nggak sekuat itu untuk liat kamu mencintai perempuan lain. Setelah lihat kemesraan kamu dan Elea tadi, aku nggak sanggup, Zav."

"Oke kalau gitu," katanya yang membuat Gabby bernapas lega sejenak sebelum lelaki itu melanjutkan ucapannya. "Buat aku cinta sama kamu."

Mata Gabby membelalak kaget. Ia tidak menyangka jika Zavier akan mengatakan itu.

"Jangan bercanda, Zav."

Zavier mendekatkan tubuh mereka yang lagi-lagi membuat Gabby terkejut.

"Apa muka aku keliatan bercanda?"

Gabby tak tahu harus bagaimana lagi. Kenapa di saat ia ingin melepaskan Zavier, lelaki itu malah bersikap demikian.

"Zav, aku lagi nggak mau main-main. Kalau kamu cuma mau bercandain aku, lebih baik stop. Nggak lucu sama sekali."

Terdengar Zavier menarik napasnya panjang dan mengembuskannya dengan kasar. Ia menjauhkan tubuhnya.

"Aku serius, Gab. Walaupun aku mencintai Elea, tapi aku nggak bisa jauh dari kamu, Gab. Aku nggak pernah ikhlas liat kamu sama cowok manapun."

"Kamu egois banget, Zav."

"Yes, i am. Maka dari itu, buat aku cinta sama kamu sampai aku rela buat lepasin Elea dan hidup sama kamu."

Gabby diam. Ia bingung harus menjawab apa. Ia benar-benar dilema.

"Nggak bisa, Zav." Hanya itu yang bisa ia katakan.

Alis lelaki itu bertaut. "Kenapa? Perasaan kamu berubah?"

"Aku tanya ...," jeda Gabby menarik napasnya dalam. "... kenapa baru sekarang kamu kayak gini?"

Dengan acuh, Zavier mengendikkan bahunya. "Kamu nya juga baru bahas ini, kan?"

"Bukan bahas, tapi aku ngajak udahin semuanya."

"Yeah, what ever. Intinya, aku nggak bisa lepasin kamu."

"Nggak bisa lepasin aku, atau kamu nggak mau orang bekas kamu ini di pake yang lain?"

Wajah Zavier berubah datar mendengar ucapan Gabby. "Kamu bukan barang, Gab!"

"TERUS APA!" Gabby sudah benar-benar kesal dengan sikap Zavier yang menyepelekan perasaannya.

"Aku nggak mau kehilangan kamu. Udah cukup kemarin-kemarin rasanya aku mau gila karena ancurin hubungan kita selama ini."

Kalimat terakhir yang Zavier ucapkan membuat Gabby tertegun. Lantas ia berdecih.

"Bisa nggak sih kamu jangan bohong, Zav? Nggak cape ya mainin aku selama ini?"

"Oke, kamu pasti mikir aku bohong. Kamu pikir hal tadi itu karena kebetulan aku sama Elea lewat sana? Nggak! Aku sengaja ajak jalan Elea ke sana. Beruntung karena dia liat kamu dan berinisiatif ajak kamu. Walaupun sebenernya aku salah. Aku minta maaf karena kamu jadi liat aku dan Elea kayak gitu."

"Kamu sadar nggak sih Zav kalau kamu bukan sakitin aku doang? Tapi Elea juga."

"Aku tahu, Gab. Please, kasih aku waktu supaya bisa beresin semuanya."

tbc👙

apa mungkin Zavier berubah? ntar pas dimaafin, bukannya brubah malah lanjut part 2🧐

Deapest Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang