👙Part 30👙

1.3K 25 3
                                    

nih latar waktunya campur ya. ku mohon klian mngerti [smoga saja]

happy reading👙

"Mau mampir dulu, Kak?" tanya Elea begitu mobil kekasihnya terparkir di halaman rumahnya.

"Ada yang mau aku omongin sama kamu." Pandangan Zavier lurus ke depan, tanpa melihat Elea di sampingnya.

"Kenapa?"

Lelaki itu terdiam cukup lama sebelum mengatakannya. Elea pun ikut diam menunggu Zavier berbicara.

"Let's break up."

Dahi Elea mengernyit mendengar tiga kata yang diucapkan kekasihnya.

"Kak?" tegurnya seraya menyentuh lengan Zavier agar menghadapnya. Karena sedari tadi lelaki itu duduk lurus ke depan.

"Kita udah nggak bisa bareng lagi, El. Sorry."

"Kenapa? Kenapa tiba-tiba gini? Aku ngerasa kita nggak ada masalah. Hubungan kita sejauh ini baik-baik aja, kan? Atau kamu yang udah nggak cinta aku lagi?"

Cinta? Zavier sendiri pun bingung dengan perasaannya terhadap Elea. Apa yang ia rasakan itu cinta atau hanya rasa suka saja?

"Sebenernya aku udah nikah sama Ansel." Akhirnya kalimat itu yang bisa Zavier katakan agar Elea bisa menerima keputusannya.

"Terus kenapa? Apa dengan menikahi Kak Ansel, perasaan kamu ke aku jadi hilang?"

Perkataan Elea sukses membuat Zavier membalikkan tubuhnya; menatap Elea tidak percaya. Mengapa perempuan itu tidak marah ketika mengetahui ia telah menikah dengan Gabby? Bahkan terlihat sangat tenang.

"Bukan masalah itu, El. Tapi aku udah nikah sama Ansel, udah nikah. Paham kan?" Suara Zavier kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"Ya terus? Aku nggak peduli kamu udah nikah sama dia atau yang lain. Kita masih bisa bareng."

Mata Zavier membulat. "Aku nggak mau nyakitin dia karena hubungan kita."

Elea berdecak. "Tinggal tinggalin dia aja, gampang kan? Lagipula sejak kapan sih kamu peduli sama perasaan dia."

Zavier tertawa seraya menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Aku nggak nyangka kalo pikiran kamu sepicik itu, El. Kamu sama-sama perempuan, tapi nggak peduli sama perasaan Ansel."

"Memangnya perempuan itu peduliin perasaan aku juga? Nggak! Aku nggak akan biarin dia ambil punya aku lagi."

"Maksud kamu?" Elea terdiam karena keceplosan. "Jangan bilang kamu suka Fenly? Dan kamu terima aku karena niat balas dendam kamu ke Ansel?"

"Apa sih istimewanya dia sampai Kak Fenly dan kamu tergila-gila sama dia? Dia kasih tubuhnya buat kalian? Makanya kalian-"

"Jaga omongan lo! Lo nggak tau apa-apa tentang istri gue." Kali ini Elea sukses memancing amarah Zavier.

"Terserah kamu, Kak. Intinya aku nggak mau putus. Aku nggak akan biarin dia milikin kamu." Setelah itu Elea keluar dari mobil dan menutup pintu mobilnya kencang hingga menimbulkan suara keras.

"Bangsat!" umpat Zavier.

👙👙👙

Mata Zavier menelurusi sisi jalan mencari keberadaan istrinya. Hingga netranya menangkap keberadaan perempuan yang berjongkok seraya memeluk kakinya sendiri di depan toko bunga.

Lelaki itu berlari menuju istrinya.

"Bby?" panggilnya membuat sang istri menegakkan tubuhnya dan menatap sang pemanggil.

Zavier ikut berjongkok dan memeluk Gabby. "Puji Tuhan kamu baik-baik aja. Aku khawatir."

Tangannya menangkup wajah tirus Gabby hingga mata mereka saling bertemu.

"Kamu ngapain jalan, Bby? Sampai nangis gini." Dengan lembut Zavier menyeka air mata Gabby dengan ibu jarinya.

"Aku nggak sadar jalan sejauh ini, Zav," isaknya.

Seharusnya Gabby tidak perlu menangis. Hanya saja kali ini hatinya sedang tidak enak dan ia ingin menangis.

"Kita pulang, ya?"

Gabby mengangguk. "Kaki aku pegel."

Senyum merekah di wajah tampan Zavier. "Aku gendong."

Lelaki jangkung itu dengan sigap langsung membawa tubuh kecil sang istri ke dalam gendongannya. Gabby melingkarkan kedua tangannya ke leher Zavier dan menyandarkan kepalanya di dada bidang milik suaminya.

Zavier sendiri merasa aneh dengan dirinya sendiri. Kemarin-kemarin ia sangat menyukai Elea, sampai menyakiti Gabby yang membuatnya terus kepikiran. Namun sekarang, ia menyakiti Elea. Tapi perasaannya biasa saja setelah menyakiti mantan kekasihnya itu.

Ia tidak tahu perasaannya terhadap Gabby ini apa. Yang pasti, ia tidak ingin kehilangan Gabby. Berada jauh dari istrinya membuat Zavier tak bisa berpikiran jernih.

Gabby memang memiliki tempat tersendiri di hatinya tanpa dirinya sadari. Sejauh apapun Zavier melangkah, Gabby yang akan menjadi tempatnya pulang. Sebesar apapun Zavier menyukai orang lain, hanya Gabby yang menjadi pemenangnya.

Namun Zavier terlalu bodoh untuk menyadari hal itu.

tbc👙

zavier klo cinta mh blg aja si?!

Deapest Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang