👙Part 34👙

747 9 0
                                    

happy reading👙

Sembari menunggu istrinya bersiap; yang tentu saja akan membutuhkan waktu cukup lama, Zavier memainkan ponselnya. Bukannya ikut bersiap, ia malah bersantai. Lagipula ia hanya tinggal ganti baju saja, sembari Gabby make up ia akan selesai lebih cepat, pikirnya.

Ketika sedang memeriksa ponselnya; takut ada pesan penting yang tak sempat ia baca, tiba-tiba saja ada sebuah telepon dari mantan kekasihnya.

Walau malas, tapi Zavier tetap menerima telepon tersebut.

"Ada apa lo telepon gue?" tanya Zavier ketus.

Terdengar suara tawa di seberang sana. "Santai aja sih, Kak. Masih pagi udah sewot aja."

"Ya lo masih pagi udah telepon gue. Ada apa? Gue sibuk."

"Om Wiza belum kabarin kamu?"

"Gue udah nggak ada hubungan lagi sama dia."

"Karena Ansel?"

"Nggak penting buat lo tahu. Sekarang bilang, ngapain lo telepon gue pagi-pagi?"

Elea berdeham sejenak. "Papi minta ketemu kamu dan keluargamu."

"Buat apa? Hubungan kita udah selesai, dan gue udah nikah kalo lo lupa."

Lagi, Elea tertawa. "Tentu aku nggak lupa kalo Ansel udah ambil kamu dari aku. Tapi ini keinginan Papi. Dia mau terima permintaan Om Wiza, asalkan dia bawa kamu untuk ketemu Papi."

"Stress lo semua."

"Aku sih nggak peduli mau keluargamu bangkrut sekalipun, yang butuh pertemuan ini kan Om Wiza, bukan Papi aku. Aku cuma mau bantu keluarga kamu aja. Kalo emang nggak mau dibantu, ya udah gampang nanti aku tinggal bilang ke Papi. Gitu aja repot," ucap Elea pajang lebar dengan sedikit kesal karena sikap zavier yang menjadi dingin padanya.

"Oh, atau mau sekalian bilang ke Ansel kalau kamu ribut sama Om Wiza karena dia? Sampai kamu ambil cuti kuliah karena Om Wiza cabut semua fasilitas kamu? Bakal sebenci apa dia sama dirinya sendiri karena udah bikin hubungan kamu sama keluargamu hancur?"

"Nggak usah macem-macem lo."

"Makanya turuti apa yang aku bilang sebelum aku kasih tahu semuanya ke Ansel. Termasuk kamu yang sekarang kerja di kelab sepupunya Lugi," ancam Elea terakhir.

Mendengar penuturan Elea, Zavier benar-benar terdiam; tak berkutik sedikit pun. Ia kaget karena Elea mengetahui semuanya. Entah dari siapa perempuan itu tahu.

"Aku tunggu kedatangan kamu. Jangan pikir aku cuma menggertak aja." Setelah itu, Elea menutup panggilannya.

Bertepatan dengan itu, Gabby sudah menuruni tangga dengan mengenakan dress berwarna broken white itu. Wajahnya sudah sangat cantik.

"Ih kamu belum siap-siap juga?" tanya Gabby kesal karena melihat suaminya masih mengenakan kaos dan celana selututnya.

Zavier bingung harus bagaimana sekarang. Tiba-tiba ponselnya bergetar, ternyata ada pesan masuk dari Maminya.

 Tiba-tiba ponselnya bergetar, ternyata ada pesan masuk dari Maminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zav?" panggil Gabby ketika Zavier fokus pada ponselnya.

Lelaki itu mengangkat kepalanya. "Sorry, Gab. Kayaknya aku nggak bisa temenin kamu deh."

Raut wajah Gabby menunjukkan kebingungan. Bukankah ini hari libur Zavier? "Kenapa? Kamu ada janji sama yang lain?"

"Enggak, bukan gitu. Cuma ...." Zavier bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin ia katakan jika dirinya harus menemui keluarga Elea.

"Ya udah kalo emang nggak bisa." Ada nada kecewa dari ucapannya.

Zavier terdiam berpikir kembali apa yang harus ia lakukan. Ia tidak bisa melihat istrinya kecewa dan harus berangkat sendiri.

"Nggak jadi deh, aku temenin kamu aja."

"Loh? Nggak apa-apa emangnya? Kalo misal penting banget nggak apa-apa kok kamu nggak jadi temenin aku."

"Enggak, Bby. Aku temenin kamu aja, wait aku siap-siap dulu. Bentar doang cuma ganti baju aja." Zavier langsung lari kecil menuju kamarnya.

Gabby tak bisa menutupi rasa senangnya melihat Zavier yang lebih memilihnya ketimbang janjinya dengan yang lain. Ia suka ketika Zavier mengutamakannya. Tanpa ia tahu apa yang akan Zavier hadapi karena lebih memilih dirinya hari ini ketimbang bertemu keluarga Elea.

tbc👙

Deapest Fall [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang